Minggu, 06 Desember 2015

Mahasiswa – Mahasiswa Penghafal Quran (MMPQ)


Mahasiswa – Mahasiswa Penghafal Quran (MMPQ)Judul : Mahasiswa – Mahasiswa Penghafal Quran (MMPQ)
Pengarang : Santri Indonesia Quran Foundation (IQF)
Penerbit : IQF Publishing, Jakarta
Halaman : 200an


MMQ

Teman terbaik dalam perjalanan adalah buku. Demikian kata bijak mewasiatkan. Saya pun memilih satu diantara buku-buku saya untuk menjadi kawan perjalanan mudik ke Samarinda pada waktu yang tidak biasanya saya pulang kampung ini. Buku itu adalah MMPQ. Selain karena pembahasannya ringan dan cenderung mudah diterapkan, misi saya yang lain adalah kelak akan saya tinggalkan buku ini di rumah, agar dibaca adik-adik atau siapapun yang mau membaca.

Tidak mudah membuat resume dari banyak penulis yang ada dalam sebuah buku, untuk menyingkat waktu dan mendapatkan opini utama dari setiap penulis dari suatu topik yang dibicarakan, saya menyiasatinya dengan membaca sebagian besar dari setiap tulisan. Buku ini terbagi dalam tiga topik, yaitu awal mula para calon santri berkenalan dengan Quran, hidup bersama Quran dan terus menerus menghabiskan waktu bersama Quran.

Para santri IQF sejatinya juga buka orang yang longgar hidupnya, mereka padat aktivitasnya. Ada yang menjadi pimpinan lembaga, mahasiswa akhir, juara kompetisi, peserta international conference dan lain sebagainya. Perspektif utama yang ingin digiring adalah tiada alasan bagi kita untuk tidak berinterasi dengan Quran betapapun sibuknya kita. Yang penting adalah niat, niat untuk memberikan alokasi waktu dalam 24 jam agar 1-3 jam saja, kita berduaan bersama Quran. 1-3 jam tersebut adalah Quran Time, 1-3 jam yang dapat menyelesaikan urusan panjang kita pada 21-23 jam yang lain. Yang sering, jika kita tidak baca Quran dalam 24 jam, urusan panjang itu tidak selesai. Sebab yang memberi kita urusan dan menyelesaikannya sejatinya adalah Allah, yang kita baca firmanNya dalam Quran.

Apa yang dilakukan dalam 1-3 jam? Santri IQF biasanya melakukan 3 hal yakni, mengulang hafalan (perawatan), menambah hafalan (penambahan), dan tilawah one day one juz. Santri IQF membagi 1-3 jamnya itu dalam dua jeda waktu, jeda pertama adalah setelah subuh sedangkan jeda kedua adalah setelah isya. Sehingga pada waktu yang lain, mereka bebas berkativitas apapun. Dan yang ajaib, karena sudah terpola hidup mereka seperti ini, Santri IQF akan merasa kehilangan sesuatu jika tidak melakukan Quran Time dalam sehari. Agenda berantakan, urusan tiada yang beres walhasil runyamlah hari itu. Rasa-rasanya kita perlu coba Quran Time ini sehingga dapat merasakan sendiri apa dampaknya pada kehidupan kita J

Selanjutnya, perspektif utama nomor dua yang juga ingin dibangun oleh para penulis adalah tentang motivasi dalam menghafal Quran. Dikarenakan usia para santri berkisar dibawah 30 tahun, maka motivasi utama yang banyak saya temui dalam buku ini adalah ingin memberikan hadiah pada orang tua. Yakni hadiah yang sangat indah kelak pada hari kiamat. Di hari itu, orang tua para penghafal Quran akan diberikan mahkota dan jubah dari cahaya dan disematkan kedua pakaian kebesaran itu dihadapan seluruh makhluk. Satu cerita yang cukup menyentuh datang dari santri putri IQF yang pada perpisahan SMA ia diminta menjadi perwakilan siswa untuk berpidato dan dia membayangkan kejadian itu persis akan terjadi pada hari kiamat. Dimana ia akan diminta maju oleh Allah bersama orangtuanya dan kepada orangtuanya akan dipakaikan jubah dan mahkota cahaya tadi. Sungguh membanggakan dan mengharukan.

Buku MMPQ tetap hanya akan menjadi kumpulan kisah, jika kita tidak mampu mengambil hikmah, jika kita tidak mampu mengambil ibrah. Tidak harus menjadi santri IQF untuk menghafal Quran, kita dapat mengadopsi system mereka dan menerapkan di rumah-rumah kita, di kamar-kamar kosan/kontrakan kita. Maka mari alokasikan Quran Time dan lihatlah keajaibanNya pada agenda kita (!)

Dari tepian lembah Sungai Mahakam

Wawan IM1

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca. 

0 komentar: