Selasa, 09 Desember 2014

Dalam Dekapan Ukhuwah





Kategori bacaan     : Buku
Judul              : Dalam Dekapan Ukhuwah
Bab               : Karena Ukuran Kita Tak Sama
Halaman           : 254-264
Penulis             : Salim A Fillah
Penerbit            : ProU Media

Baiklah, setelah menimbang-nimbang beberapa hal, akhirnya saya bedah buku ini. Hasil kegalauan pengen baca shirah Rasulullah, para sahabat dan orang2 sholih terdahulu, salah satunya buku ini yang akhirnya dipilih jari-jemari saya setelah menelusuri jajaran rak buku di depan mata saya. Apa hubungannya buku ini dengan shirah? Sangat dekat.

Salah satu hal yang membuat saya menggemari tulisan-tulisan Salim A Fillah sejak zaman SMA adalah, pengetahuan beliau tentang shirah itu sendiri yang dipadu dengan kepiawaian beliau menangkap hikmah-hikmah tematik dari kisah generasi awal umat ini. Salah satunya dalam bab yang akan saya resume kali ini. Ya, ukuran kita tak sama.

Bahasan dalam bab ini dimulai dengan suatu kisah dalam sepenggal kepemimpinan Umar bin Khattab ketika menjadi Khalifah. Ya, di tengah-tengah teriknya matahari di gurun yang disertai badai pasir, Amirul Mukminin yang berbadan tinggi besar sedang berlarian mengejar unta zakat yang kabur. Sementara, di dekatnya di sebuah dangau yang terletak di padang gembalaan, ada Utsman bin 'Affan yg sedang berteduh.

Melihat fenomena Amirul Mukminin yang sedang berlarian mengejar unta zakat, maka Utsman pun memanggil Umar untuk berteduh, dan menawarkan bantuan agar budaknyanya yang mengejar. Namun Umar menolak karena itu tanggung jawabnya. Bagaimana nanti ketika ia ditanya Allah tentang unta yang kabur itu? Masya Allah... saya selalu kagum sisi ini dari Umar. Dia selalu memikirkan pertanggungjawaban dihadapan Allah tentang perbuatannya.

Yang unik dari kisah ini, mengapa Utsman menurut saja ketika Umar menolak bantuan yang ia tawarkan? Mungkin kalau normalnya, ini pemimpin lari pontang-panting di tengah badai pasir elu malah enak-enak aja berteduh di dangau. Disuruh ga usah bantu patuh banget.

Tapi, dalam dekapan ukhuwah tidaklah demikian. Umar yang memang sejak dari mudanya jago bergulat, penggembala ternak ayahnya di padang gembalaan gurun, akan jauh berbeda dengan Utsman yang berasal dari keluarga kaya. Tidak bisa Utsman diminta setangguh Umar mengejar unta kabur di tengah badai pasir gurun. Adapun kebaikan yang akan Utsman lakukan ketika tawarannya Umar terima agar budaknya saja yang mengejar, tentulah budak itu akan dibebaskan dengan bekal bertimbun dinar kalau berhasil menagkap untanya.

Ya, mereka tak sama, mereka berbeda dalam kapasitas, namun mempunyai keunggulannya sendiri. Umar dengan kekuatannya, Utsman dengan kedermawanannya.

Dalam hidup, alangkah bijak ketika memahami ini, ukuran-ukuran orang-orang disekitar kita. Saling menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga tercipta harmoni yang jika semua itu memancarkan kebaikan, kebaikannya akan sama berkilaunya, namun dengan warna yang berbeda.

Alangkah indahnya...

6 Desember 2014
Devy, IM2

Sumber Gambar: jembatanpemikiran.blogspot.com

0 komentar: