Jumat, 25 November 2016

Geography Of Genius Part II

Geography Of Genius Part II (Hangzhou)

Teh bagi kita adalah sesuatu yang biasa, disajikan dalam gelas biasa dalam keadaan dingin atau panas dan diminum sesukanya. Teh menduduki level jenius di Cina. Tradisi minum teh di Cina memiliki banyak filosofi, banyak aturan, banyak makna. Disajikan panas dalam teko yang indah, dihiasi dengan kelopak-kelopak bunga, dituang dengan hati-hati pada sebuah cangkir kecil. Aturan meminumnyapun tidak kalah menarik, tidak ditiup, gelasnya digoyangkan berlawanan dengan arah jarum jam hingga mendigin.

Pengaruh teh bagi orang Cina adalah membuat mereka berfikir lebih dalam. Dengan meminumnya perlahan-lahan, sehingga mereka dapat membuat tinjauan lebih panjang. Hal ini berbeda dengan kebiasaan orang barat yang menggunakan kopi untuk mendapatkan kilatan kafein, sehingga dapat berfikir dengan cepat.

Pada jaman dinasti Song (969-1276 SM), Hanzhou adalah kota paling kaya, paling banyak penduduk dan paling inovatif. Saat itu bangsa Cina sudah sibuk menciptakan, menemukan, menulis, melukis dan memperbaiki keadaan umum umat manusia. Penciptaan bubuk mesiu dan kembang api, kompas, jam mekanis, tisu toilet, memperkenalkan uang kertas pertama, memperlopori bidang kelautan dan arkeologi, serta kemajuan di bidang medis yang pesat merupakan beberapa hal yang dicapai saat zaman keemasan Cina. Semua perkembangan terjadi secara bertahap dan tetap memerhatikan tradisi.

Terdapat persamaan antara kejeniusan kota Hangzhou dan Athena, yaitu mereka sama-sama merupakan kota perdagangan, selain itu mereka juga diberikan karunia berupa pemimpin yang berpikiran maju. Priceless di Athena dan dinasti-dinasti penyair di Cina. Kedua pemimpin ini berhasil membuat kota mereka damai. Bedanya, di Athena kedamaian dibayar dengan darah, dan di Cina kedamaian dibayar dengan uang. Laki-laki Cina sangat dimanjakan oleh kaisar, sehingga hampir tidak pernah memegang senjata, oleh sebab itu mereka hampir tidak bisa berperang dan pemimpin mengambil jalan tengah, yaitu dengan menyuap orang-orang yang berusaha menyerang.

Pemimpin Hangzhou yang terkenal dengan kejeniusannya adalah Su Tongpo. Dia adalah seorang gubernur, penyair, pelukis, insinyur, dan penulis. Dia memiliki kekaguman luar biasa terhadap alam. Kekaguman luar biasa merupakan hal penting dalam sebuah kejeniusan. Seperti yang diungkapkan Max Weber mengenai ‘kekaguman luar biasa’. Seorang jenius perlu memiliki hal ini untuk menjadi sangat berdaya. Psikologi Musik  Gary McPherson menyimpulkan pada penelitiannya bahwa seseorang yang memiliki komitmen pada jangka panjang akan terus belatih dan dapat  meningkatkan 400% kemampuan mereka, dibanding dengan yang berkomitmen untuk jangka pendek. Hubungan komitmen dan kejeniusan adalah usaha. Orang jenius tidak akan berhenti berusaha dan memulai dari awal, seberapa banyakpun mereka gagal. Hal tersebut yang menyebabkan orang jenius sangat produktif. Dengan komitmen yang kuat dan kekaguman yang tinggi, Su telah menghasilkan sekitar 2.400 puisi, seperti juga Picasso menghasilkan 20.000 karya selama hidupnya, Freud 330 terbitan, dan Bach menggubah 20 halaman per hari.

Su Tongpo tidak hanya menghasilkan ribuan puisi, dia juga gubernur yang dicintai, insinyur yang handal, dan pelukis yang produktif. Tokoh jenius lain di Cina adalah Shen kuo, dia adalah ahli hewan, ahli botani, ahli kartogtafi, astronom, geology, farmakolog, arkeolog, agronom atnografi, hingga mentri keuangan. Dahulu memang tidak ada yang disebut spesialisasi sehingga banyak orang yang multitalent seperti Su dan Shen. Masalahnya sekarang semua orang harus hanya menguasai 1 bidang ilmu dan masing-masing bidang ilmu memiliki tembok tinggi yang secara tidak langsung perlahan-lahan muncul pandangan sempit dan pembunuhan terhadap manusia reinaisans.

Penolakan atau bentuk penderitaan lainnya dapat memicu jenius kreatif. Diceritakan bahwa Shen tidak memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, sehingga dia menyalurkan ketidakpuasannya pada pekerjaan. Setelah ditolak dan dilupakan, Shen hidup tenang di desa Runzhou dan menulis banyak buku. Shen jenius dalam hal pengamatan. Seperti yang ditulis oleh Rubert Grudin sebagai keindahan penglihatan tiba-tba. Shen juga memiliki kemampuan jenius lainnya, melihat yang ditatap semua orang sebagai sesuatu hal yang berbeda.

Di china, kreativitas bukan berarti perubahan tradisi tapi berkelanjutan, dan membentuk suatu perputaran kembali. Tidak seperti angsa barat yang fokus pada hasil. Bangsa asia justru mementingkan proses, mereka beranggapan bahwa perjalanan sama berharganya dengan tujuan. Cina tetap kreatif sekaligus menghormati tradisi. ‘kekangan’ tradisi Cina terlihat jelas pada lukisan. Lukisan Cina itu vertikal dalam ruang yang kecil, ini berarti sebagian elemen lukisan tersebut wajib dan imporvisasi diperbolehkan tanpa mengubah aturan sedangkan lukisan barat itu horizontal yang mengizinkan kebaruan dalam segala arah. Ini disebut kekuatan mengekang. Aturan yang mengekang dapat membuat seseorang menjadi lebih kreatif, malah sesuatu yang terlalu mudah membuat seseorang malas berfikir.

Keruntuhan jenius Cina seiring dengan menyusutnya  penerapan tradisi dalam kehidupan setiap warga Cina, sistem pendidikan yang meredam kreativitas, pemimpin yang buruk dan kebusukan dalam sistem pemerintahan.

Florence, Italia.
Tempat kelahiran Marcopolo ini memiliki banyak seniman jenius saat jaman Renaisans dan tidak pernah tertandingi oleh masa apapun bahkan hingga sekarang. Seniman pada jaman ini seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Rosselli, piero dan masih banyak lagi. Karya mereka diabadikan di museum Ufizzi yang sekaligus tempat legendaris para seniman berkumpul pada masa itu.

Seni yang berkembang pesat menciptakan Florin. Florin adalah koin emas yang satu sisi berukiran Yohanes (pebabtis) dan sisi lainnya berukiran bunga lili. Florin adalah mata uang internasional pertama di dunia yang telah diterima di daratan Eropa hingga Afrika. Florin dianggap sebagai simbol kekayaan sekaligus cita rasa seni orang Florence.

Di Florence, uang dan kejeniusan tidak bisa dipisahkan. Pepatah lama yang menyebutkan bahwa jenius itu seperti udara yang jernih dan tidak bisa dikotori oleh uang, tidak berlaku di Florence. Sejak adanya florin, Florence menjadi kota saudagar dan bankir. Pada permulaan Renaisans, Florence memiliki hampir 80 bank. Namun bank yang paling tinggi adalah milik keluarga Medici, keluarga yang awalnya memiliki usaha dibidang obat-obatan. Keluarga Medici yang kaya-raya seperti telah menyuntikkan kafein pada Florence, membuat banyak seniman yang ketergantungan. Keluarga Medici adalah patron seni dengan cita rasa seni yang tinggi, oleh sebab itu seniman yang berada pada kemiskinan menjadi sangat inovatif untuk mendapatkan uang dari hasil karyanya. Mereka berlomba-lomba untuk membuat karya yang hebat. Pembelian hasil karya seni juga disarankan para pendeta untuk membuat altar dan meremisi masa hukuman di neraka selama 80.000 tahun lalu segera berpindah ke api penyucian. Penulis buku ini, Eric Weiner sangat tertarik dan ingin segera mengadakan kontrak api penyucian ini :D

Lanjut…

Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian. Itulah yang dialami Leonardo da vinci. Terlahir sebagai anak tunggal yang tidak sah membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tidak dapat bekerja pada lembaga-lembaga resmi. Lalu dia diperkenalkan dengan Veroccio oleh sang ayah. Veroccio memiliki bengkel seni dan juga seorang pebisnis. Hasil lukisan pertama Leonardo adalah Tobias and The Angel, Leonardo tidak melukis penuh disana, dia hanya berkonribusi melukis ikan kecil yang dilihat para seniman sebagai sesuatu yang luar biasa. Ikan yang digambar Leonardo memiliki sisik yang presisi dan menakjubkan. Itu adalah karier awal Leonardo sebagai pekerja magang. Kita kenal Leonardo da Vinci, tapi hanya sebagian kecil orang yang tau tentang Verrocchio. Seorang jenius itu perlu mentor (tentu dengan improvisasi di tempat lain), dan seperti guru lainnya yang tanpa tanda jasa, membesarnya nama Leonardo, seorang Verrochio seakan tidak pernah terdengar lagi. Padahal, berdasarkan penelitian seorang psikolog diketahui bahwa 94 orang pemenang nobel mengaitkan keberhasilannya dengan mentor mereka. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan guru dalam kesuksesan seseorang sangat krusial.
Selain pepatah lama, ada sebuah mitos yang dipatahkan di Florence. Mitos “orang jenius langsung berhasil pada percobaan pertama dan mereka tidak membuat banyak kesalahan”. Karya jenius yang terdapat di museum-museum adalah karya-karya terbaik yang telah dihasilkan dari puluhan, ratusan, hingga ribuan karya. Seperti anak panah yang ditembakkan ke sasaran, semakin banyak tembakan, semakin besar peluang. Begitulah prinsipnya. 20.000 karya Picasso jauh dari kategori mahakarya, W.H Auden seorang sastrawan terkenal lebih banyak menghasilkan puisi yang buruk daripada sastrawan yang tidak terkenal. Seperti ugkapan Aristoteles “Arkeolog menyukai kesalahan, itu mengungkapkan proses”.


Khairisa_IM 1

0 komentar: