Senin, 31 Oktober 2016

Istikharah Cinta

Kamu suka bingung dalam mengambil keputusan? Suka mengalami kegamangan atas pilihan-pilihan hidup yang membentang? Oh, atau sudah cukup rasional terhadap pilihan tersebut tetapi membutuhkan kemantapan hati dari Sang Pencipta? Kalau demikian adanya, kamu perlu mendalami ibadah shalat istikharah lalu mengamalkannya supaya pilihan itu diberkahi oleh Allah Ta’ala.

Pada umumnya, masyarakat memandang istikharah seperti sangat erat dengan yang namanya memilih pasangan hidup ataupun meraih jodoh. Lantas bagaimana yah isi buku Kinoysan mengenai istikharah? Buku yang berisi kumpulan kisah nyata beberapa orang ini, tidak hanya urusan mencari jodoh kok melainkan juga memuat persoalan karier, sekolah, gaya hidup, dan hubungan keluarga. Setidaknya, buku ini cukup menjadi suplemen anak muda yang penasaran mengulik perihal misteri cinta dan kehidupan di dunia.

Ada satu kisah tentang seorang gadis yang beberapa kali diajak menikah dengan pria-pria yang baik hati tetapi setiap selesai shalat istikharah, ia selalu bermimpi dilamar lelaki berpenampilan teduh, berbusana muslim yang bernama Teja Purnama. Mimpi yang berkali-kali itu membuatnya menolak ajakan menikah pria lain. Sampai di tahun-tahun berikutnya, ia diterima bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh Teja Purnama. Rasa bahagia karena sudah dekat dengan jodohnya harus pupus karena lelaki yang hadir dalam mimpinya berbanding terbalik dengan kenyataan.

Teja ternyata adalah pria yang jauh dari amalan akhirat. Meskipun ia disiplin, royal, dan loyal, ia tidak shalat, suka minum beralkohol, merokok, dan bergaya hedon. Si gadis yang taat agama tetap husnudzon pada Allah dan berupaya mengajak Teja shalat. Selama hidupnya, si gadis senantiasa melakukan istikharah. Berharap setiap pilihan hidupnya adalah keridhaan Ilahi. Hingga lima tahun lamanya hubungan mereka sebagai atasan dan bawahan membuat si gadis memberanikan diri untuk mengajak menikah Teja. Teja bergeming dan menarik diri dari si gadis. Inilah yang membuat si gadis merasa bersalah dan memilih untuk mengundurkan diri sebagai pilihan atas cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Sembari menata hati kembali, si gadis yang tetap bersabar ini kemudian mengetahui jawaban atas mimpinya yang berulang, atas istikharahnya selama ini, dan atas percaya dan tawakalnya kepada Allah. Ah, pepatah ini kembali berlaku: kalau jodoh mah gak kemana-mana. Teja mendatangi rumah si gadis untuk melamar. Rupanya, Teja sudah tertarik dengan si gadis sejak awal bekerja tetapi gaya hidupnya yang berseberangan dengan si gadislah yang membuatnya malu dan merasa tak pantas. Selama itu, ia berusaha memendam dan tak berharap banyak hingga kemudian ia berani untuk bertobat dan memulai hidup baru bersama gadis sholehah itu.

Kisah lainnya adalah persoalan mencari rejeki. Ini tentang tiga orang kakak beradik yang ditakdirkan ditinggal mati kedua orang tuanya karena kecelakaan. Mereka bertiga tidak setuju jika harus berpisah dan ikut dengan keluarga atau kerabat orang tuanya. Mereka bertekad untuk tetap bersama dan yakin bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah. Om maupun tante kemudian memberikan kepedulian mereka dengan mengirimkan uang secara rutin kepada si sulung. Tak lama kemudian, kiriman macet sehingga anak-anak harus bekerja sama mencari biaya hidup. Si sulung yang masih duduk di bangku SMA mengajak kedua adiknya berunding untuk memulai usaha yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.

Mereka melaksanakan shalat istikharah untuk menentukan pilihan atas pilihan-pilihan yang baik untuk membuka usaha. Kemudian mereka merencanakan membuat kedai koran dan buku di depan rumah yang berada tepat di pinggir jalan raya. Kemudahan demi kemudahan mereka dapatkan. Ketika kesulitan menghadang pun mereka tetap husnudzon kepada Allah. Setelah beberapa lama, usahanya meningkat dan semakin laris. Inilah buah dari istikharah mereka.

Petunjuk Allah dari hasil istikharah kita tidak mutlak harus berasal dari mimpi tetapi bisa berupa kemantapan hati dan kemudahan demi kemudahan melakukan apa yang sudah kita rencanakan. Hikmah melakukan istikharah adalah melatih kita untuk percaya bahwa Allah lah pemberi yang terbaik, mengarahkan kepada kita untuk tetap husnudzon pada takdir yang kita senangi maupun tidak, serta meraih keridhaan Allah agar kehidupan kita senantiasa diberkahi.

Setelah disajikan berbagai kisah, penulis memaparkan tata cara shalat istikharah. Hukum shalat istikharah adalah sunah muakkad, yaitu sunah yang dikuatkan bagi orang yang menginginkan petunjuk. Rasulullah bersabda, “Tidak kecewa orang yang melaksanakan shalat istikharah, tidak akan menyesal orang yang suka bermusyawah, dan tidak akan kekurangan orang yang suka berhemat” (H.R. Thabrani). “Apabila salah seorang di antara kalian ragu tentang suatu perkara, maka hendaklah shalat (istikharah) dua rakaat kemudian berdoa, Wahai tuhanku…” (H.R. Bukhari).

Shalat istikharah dapat dilakukan minimal dua rakaat dan sebanyak-banyaknya, dengan tiap dua rakaat salam. Istikharah bisa dikerjakan pada siang maupun malam hari. Asalkan bukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat, seperti setelah shalat shubuh atau setelah shalat ashar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi bahwa suatu hari ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, doa manakah yang paling didengar oleh Allah?” Beliau bersabda, “Pada tengah malam dan sesudah shalat fardu.” Perbedaan shalat istikharah dengan yang lainnya terletak pada niat dan doa setelahnya. Niat harus diniatkan sebagai shalat istikharah dan ada doa khusus yang dibaca setelah shalat istikharah.
Ada yang menarik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Ada orang yang tidak ingin melakukan shalat istikharah padahal ia mengetahui pentingnya shalat istikharah karena takut jika hasilnya tidak sejalan dengan yang diinginkannya. Sungguh loh, Allah itu paling tahu apa yang terbaik untuk makhluknya. Semoga kita tidak termasuk orang yang seperti itu yah… Tetaplah menjadi makhluk yang merendah kepada Allah karena kita sangat membutuhkan kasih sayang-Nya.

Terakhir adalah tentang peringatan agar kita tidak salah kemudian kaprah mengenai hal-hal yang boleh diistikharahkan. Sesuatu yang boleh diistikharahkan adalah sesuatu yang baik dan halal, bukan suatu hal yang jelas keburukannya ataupun haram. Sebab, sesuatu yang haram jelas harus kita tinggalkan. Kita pun dilarang mendatangi dukun ataupun paranormal untuk berkonsultasi tentang pilihan-pilihan hidup. Perbuatan tersebut jelas perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan makhluk. Sungguh itu merupakan dosa yang tidak diampuni jika ia tidak bertobat.

Judul Buku      : Istikharah Cinta
Penulis             : Kinoysan
Penerbit           : Lingkar Pena Publishing House
Jumlah Hal.     : 203
Tahun Terbit    : 2008
Peresume         : Novi Trilisiana

0 komentar: