“Maturnuwun,
bu, kau perempuan hebat yang selalu mendorong suaminya untuk terus bergerak.”
Itu adalah pujian dari Jenderal Soedirman kepada Istri tercintanya Siti Alfiah,
disuatu sore sepulang dari kantor.
Selain
menjadi Jenderal besar Republik Indonesia pak Soedirman juga memiliki cerita
keluarga yang begitu bahagia (tentram, penuh cinta, dan harmonis). Cerita perjalanan
hidup pak Dirman (sapaan akrab Jenderal Soedirman) perlu kita tahu dan teladani,
bagaimana perjuangan beliau dahulu dalam merebut kemerdekaan, kemudian akan menjadi
rasa syukur dan terima kasih atas semua dedikasi dan perjuangan beliau Pahlawan
Bangsa.
Meskipun
sudah membaca buku yang menceritakan tentang Jenderal Soedirman yang berjudul
“693 km Jejak Geriliya Sudirman” tapi masih penasaran dengan kisah beliau yang
tersaji dari tulisan dan karya buku yang lainnya. Akhirnya terbacalah buku ini,
dari kisah yang disajikan tentu ada beberapa hal yang sama seperti pada buku
693 km Jejak Geriliya Sudirman, hanya dari buku ini akan dibahas lebih banyak menggenai
kondisi keluarga pak Dirman. Bagaimana
beliau berinteraksi dengan Istri, Anak, dan keluarga besar serta dalam bertugas.
Pak
Dirman beristrikan Siti Alfiah dan dikaruniai 7 orang putra putri. Dalam kisah
cinta beliau, layaknya seorang Jenderal
yang selalu berjuang untuk membela tanah air dengan halangan dan rintangan yang
tak mudah, begitu juga dengan kisah cinta Pak Dirman kepada Alfiah yang
merupakan teman sekelasnya. Cintanya tak begitu saja diterima oleh Alfiah
terlebih pak Dirman memiliki saingan para bujang lain yang tertarik juga dengan
Alfiah, serta pertentangan dari keluarga besar Alfiah, yang tidak setuju Alfiah
diperistri Seodirman atas dasar kedudukan dan jabatan. Menginggat Soedirman
pada awalnya hanyalah seorang guru yang takbergaji tinggi.
Seperti
kisah remaja pada umummnya Soedirman memiliki saingan untuk mendapatkan cinta
Alfiah, salah satunya pemuda yang bernama Hanafi yang menjadi saingannya dan
juga menjadi musuhnya nanti, ketika Hanafi memihak pada Jepang sedangkan
Soedirman adalah Pejuang Bangsa. Rasa dendam Hanafi atas kekalahannya
mendapatkan Alfiah berlanjut sampai ia memihak Jepang atas dasar kekayaan dan
kenyamanan hidup (Bagaimana kisah perseteruan mereka silahkan dibaca sendiri hehe)
“Aku bukanlah orang yang hidup serba ada, Dik,
Tetapi Tidak Juga kekurangan.”
“Jadi Mas tidak bercanda ketika mengatakan ingin
mencari istri yang siap hidup sengsara?,” Tanya Alfiah
“Siap hidup sengsara bukan berati akan
disengsarakan. Siap hidup sengsara, artinya menyediakan kesiapan mental ketika
benar-benar menghadapi ketidakberuntungan dalam hidup”. Balas Soedirman
Pak
Dirmnan tidak menjanjikan sebuah kemewahan dan kemudahan, karena diawal
pernikahan beliau sendiri hidup serba pas-pasan. Kemudian menggemban amanah
menjadi Seorang Jenderal maka kehidupan yang dijalani pun tak menjadi semakin mudah
untuk dilalui, Dari seorang guru yang hidup dengan pas-pasan tetapi penuh
ketenangan, berubah menjadi seorang tentara dengan kehidupan yang lebih berat. Bagaimana beliau dari guru bisa menjadi
tentara ? apa yang beliau lalui ? silahkan dibaca sendiri.
Menjadi
istri seorang Jenderal tentu tidaklah mudah, Perlu mental kuat untuk sanggup mendampingi
sang suami dengan setia dalam setiap tugas nya, bukan mendampingi di mendan
perang, tetapi menjadi setia saat ditinggal suami untuk tugas diluar, tidak pulang
berhari-hari, terlebih pada masa perjuangan maka musuh suami adalah musuh
istri, tak hanya suami yang menjadi sasaran para musuh melainkan istri dan
keluarga juga menjadi sasaran musuh.
Saat
ditinggal pak Dirman bertugas diluar, Alfiah ditemani anak-anak serta simbok
yang membantu segala keperluannya. Dalam masa kesusahan Alfiah ingat pesan dari
seorang guru
“ Jika kekayaan menjadi rahasia kebahagiaan, tentu
orang-orang kaya akan menari-nari di jalan. Tapi kau tahu, hanya anak-anak
miskinlah yang bisa melakukannya. Jika kekuatan menjadi keamanan, tentu
orang-ornag penting akan berjalan tanpa pengawalan. Tapi hanya yang hidupnya
sederhanalah yang bisa tidur nyenyak dan tanpa pengawalan. Jika kau beranggapan
kecantikan dan keterkenalan akan membawa
hubungan rumah tangga yang ideal, tentu hanya para bintang sandiwara yang akan
bisa berumah tangga dengan baik.”
Benar-benar
Jenderal yang keras pada musuh, setia pada bangsa, santun dan hormat pada
pimpinan, bersahabat kepada anggota dan bawahan serta cinta yang tulus kepada
keluarga, begitulah sosok Soedirman dalam buku ini.
Dari buku
ini terlihat bagaimana seorang pejuang dari sisi keluarga. Berbeda dengan buku
693 km, dalam buku ini lebih banyak kisah perjuangan yang disajikan dan dikemas
dalam kisah keluarga, alur maju mundur yang runut membuat nyaman pembaca dalam
memahami setiap isi cerita sejarah. Akhirnya buku ini penuh akan makna, penuh
akan nasehat, penuh akan kisah yang bisa kita teladani.
Selamat
membaca buku ini, kan kalian temukan kisah-kisah luar biasa didalamnya.
Judul
Buku : Soedirman &
ALfiah
Jml
Hal :
437
Penulis
:
E. Rokajat Asura
Penerbit
: Imania
Tahun
Terbit : 2017
Probolinggo
Agustus 2018
- - Eko
Yasin -
0 komentar:
Posting Komentar