Senin, 08 September 2014

Menikah Untuk Bahagia





Judul               : Menikah untuk Bahagia
Penulis             : Indra Noveldy & Nunik Hermawati
Penerbit           : Noura Books
Pembuat          : Amiris Sholehah,  IM 6
 Beberapa bulan terahir saya tertarik dan mulai melirik deretan buku-buku tentang pernikahan yang berjejer rapi di rak toko buku, beberapa sudah saya beli tapi belum sempat membacanya. Sampai akhirnya kiriman buku dari seorang teman dengan judul “Menikah untuk Bahagia” yang belum sempat saya beli itu serasa membuat saya mulai membuka lembar perlembar kemudian membacanya. Endors dari salah satu penulis dan motivator beken menambah rasa penasaran isi buku ini. Buku ini ditulis oleh Indra Noveldy & Nunik Hermawati, pasutri yang juga pasangan konsultan pernikahan. Tak ada kata ragu lagi bagi saya untuk membaca buku ini. Pengantar dengan bahasa santai dan renyah dari penulisnya itu mampu mengajak saya untuk terus asyik membaca buku ini, banyak hikmah dan penuh dengan pengalaman seru berumah tangga. Satu hal yang menjadi tantangan bagi saya dan Anda yang punya nasib sama dengan saya “tidak begitu paham bahasa inggris” bersiaplah untuk menyediakan kamus bahasa Inggris di dekat Anda karena istilah yang dipakai penulis kebanyakan berbahasa Inggris.
Di awal tulisan,  si penulis mengajak kita untuk merenung tentang niat atau tujuan awal dari sebuah pernikahan. Setiap pasangan suami istri pasti mempunyai tujuan dalam pernikahan. Jawaban sederhana dan yang paling sering kita dengar saat ditanyakan tentang tujuan menikah adalah untuk ibadah, karena sudah cukup umur, tekanan lingkungan atau ingin memiliki anak. Jawaban paling normatif biasanya adalah untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, meskipun beberapa dari mereka yang mengakatan tidak memahami maksudnya namun kalimat ini dianggap menjadi jawaban paling baik. Nah, buku Menikah untuk Bahagia ini menurut saya adalah buku yang mengupas tentang bagaimana kita membangun surga di rumah kita sendiri melalui sakinah, mawaddah wa rahmah itu tadi.  Ada satu sub judul yang membuat saya geli dan ingin segera membacanya “Hukum Alam dalam Pernikahan” awalnya saya bertanya-tanya, benarkah ada? Saya tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala saat membaca jawabannya karena ternyata saya sering sekali mendengar dan bahkan saya sendiri mempunyai harapan hal itu menjadi kebiasaan dalam hidup saya “Memberi, memberi, memberi” yup, saya yakin bahwa memberi adalah sebuah proses dimana nantinya kita akan menerima.
Satu kalimat lagi yang membuat saya merasa beruntung membaca buku ini sebelum menikah “Soulmate itu diciptakan, bukan ditemukan” untuk menjadi soulmate atau mencari soulmate  itu kita harus berjuang seumur hidup, bagaimana caranya? Jika pernikahan itu adalah impian maka nikmati prosesnya, tidak mudah memang tapi disitulah tuntutan untuk memperjuangkannya. sepertinya tiga lembar A4 tak cukup untuk membahas soulmate itu sendiri, saya sarankan teman-teman membaca sendiri ya!.
 Saya rasa konsep yang penulis usung dalam sebuah pernikahan ini tidak melulu untuk pasutri, bagi saya yang belum menikah tentu banyak hal yang bisa saya ambil, tidak hanya untuk bekal menikah saja tapi lebih pada bagaimana saya harus bersikap pada kedua orang tua dan saudara saya di rumah, teman-teman organisasi saya, teman sejawat di tempat kerja dan lingkungan lainnya. Konsep “Nyaman-trust-install” sangat mempengaruhi pola berpikir saya setelah  mencoba menerapkannya. Ajaib, saya merasa tidak salah membaca buku. Konsep ini bisa kita pakai disaat menginginkan kondisi yang  lebih baik atau mengubah situasi lebih tentram, rumah tangga mungkin hanya sebagai salah satu contoh karena pada dasarnya konsep ini diciptakan untuk skala yang lebih luas. Proses nyaman-trust-install merupakan 3 hal yang tak bisa di lepas atau diubah polanya karena ini merupakan rumus paten dari si penulis, untuk mengubah sebuah situasi atau kondisi menjadi lebih baik maka buatlah dulu orang-orang sekitar merasa nyaman dengan keberadaan kita maka lambat laun mereka akan mempercayai kita kemudian setelah itu kita bisa bersama-sama menginstallnya.
Siapa yang tak mendambakan kebahagiaan dalam pernikahannya? Buku ini adalah buku yang sarat dengan pengetahuan dan keterampilan berumahtangga. Melalui perenungan kita diajak untuk bangkit dari keterpurukan, menghadirkan solusi dalam setiap permasalahan khususnya pernikahan. Akhirnya saya hanya bisa menyimpulkan bahwa pernikahan yang kita impikan itu penuh dengan perjuangan.  Mari memantaskan diri!
sumber gambar: www.menikahuntukbahagia.com


0 komentar: