Minggu, 06 September 2015

Telaga Surga



Judul            : Telaga Surga
Penulis         : Awan Abdullah
Penerbit       : Lampu Hijau
Tebal           : 380 halaman
Resumed by : Ayu Afsari

Telaga Surga


Novel komedi romantik ini menceritakan tentang perjalanan hidup setamat SMA seorang anak laki-laki asal lampung. Bersama saudara kembarnya yang identik mereka berpetualang mengusahakan cita dan cintanya di kota pelajar Yogyakarta. Cerita dalam novel ini diangkat dari kisah nyata sang penulis. Cerita tentang bagaimana ia dan saudara kembarnya yang bercita-cita ingin sekali menjadi artis. Adapun latar belakang cita-cita menjadi artis itu adalah kecintaan si tokoh utama yang bernama Erwin terhadap tokoh idolanya yaitu Siti Nurhaliza.
Cintanya pada Siti Nurhaliza dan niatnya untuk menikahi artis Malaysia itu menjadikannya bahan tertawaan di keluarganya. Dari penyepelean ini lah ia bertekad akan benar-benar mengejar Siti Nuraliza (yang menurutnya adalah cinta sejatinya). Dan satu-satunya cara untuk dapat bertemu dengan sang idola (artis) adalah dengan menjadi artis juga.
Ceritanya dimulai sejak ia tamat SMA, kemudian ia dan saudara kembarnya Irwan pamit pada sang ayah dan ibu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Awalnya sang ayah tidak mengizinkan karena alasan biaya. Namun mereka berjanji tidak akan meminta pada sang ayah, mereka akan berusaha mendanai hidup mereka sendiri denngan jalan kuliah sambil bekerja.
Kemudian berangkatlah mereka dari Lampung ke Yogyakarta dengan diantar oleh ibunya. Di Yogya untuk sementara waktu mereka tinggal bersama keluarga kakak mereka yang telah berumah tangga, yang mana suami si kakak sedang S3 di UGM.
Di tahun pertama ikut UMPTN, Erwin belum dinyatakan lulus, sementara Irwan kembarannya lulus. Jadi, untuk tahun pertama Erwin memutuskan untuk mencari bekerja dulu agar dapat membantu membiayai kehidupan ia dan saudara kembarnya.
Di sepanjang tahun sebelum memasuki dunia kampus dan menjadi mahasiswa inilah Erwin menemukan banyak pengalaman hidup yang mengantarkan ia menjadi pria dewasa yang semakin matang dan bijaksana dalam banyak hal.
Setiap bab di novel ini selalu disisipi dengan cerita-cerita lucu pengalaman si penulis. Cerita tentang cerita cintanya yang gokil, yang katanya sudah dimulai sejak TK, tentang gadis-gadis yang menyukainya, yang mengejar-ngejarnya.
Tentang cita-citanya yang ingin menjadi artis, yang dimulai dengan kelulusannya di casting model, ternyata yang terjadi di lapangan, dalam proses menuju artis itu sangat bertentangan dengan hati nuraninya, bertentangan dengan prinsip hidupnya, bertentangan dengan syariat agama yang selama ini diyakininya. Hingga pada akhirnya ia menyadari dunia artis bukanlah dunianya.
Namun cintanya pada sang idola belum pupus. Di akhir tahun kedua perkuliahan ia memutuskan untuk menikah, namun dia bingung akan menikah dengan siapa, kemudian ia mendapat ide untuk mengirim surat kepada Siti Nurhaliza. Di saat yang sama ada tawaran untuk menikah dengan seorang akhowat dari seorang ustadz. Erwin pun bingung, bagaimana jika ia menerima si akhowat kemudian misalnya Siti Nurhaliza menerimanya, hahaha. Namun karena setelah ditunggu beberapa lama tidak ada balasan juga, maka ia mantap untuk melupakan Siti Nurhaliza dan menerima tawaran sang ustadz.
Akhirnya ia menikah dengan seorang wanita yang ternyata dulu pernah dikenalnya saat sama-sama lulus casting model, yang pada waktu itu ia juga telah menaruh hati, namun sepertinya tidak mungkin karena sang wanita itu bukan seorang muslimah. Waktu berjalan, menjawab segalanya, akhirnya ia menikah dengan teman lamanya yang sudah lama sekali tidak bertemu, yang kini sang teman cantik asal gadis batak asal Medan tersebut telah menjadi wanita sholihah. Namun kisah cintanya hanya sampai anak pertama mereka lahir, karena sang istri meniggal tak lama setelah melahirkan.
Erwin ingin membesarkan anaknya sendiri, tidak ingin merepotkan orangtuanya. Hingga pada akhirnya, pada suatu malam datang dua mobil yang berisikan keluarga besar Rifa (tetangga ketika tinggal bersama sang kakak), mereka datang untuk melamar Erwin. Ternyata sudah sejak lama Rifa mencintai Erwin. Namun selama ini Erwin menduga bahwa Rifa menyukai Irwan (kembarannya), bukan dirinya, padahal ia juga suka pada Rifa. Dan cerita ini pun ditutup dengan cerita khitbah yang tiada disangka-sangka di malam itu. Khitbah dari keluarga Rifa kepada dirinya. Unik, menarik, karena biasanya kan yang khitbah itu pihak laki-laki, tapi kok ini.. Heehee..
Banyak sekali lika liku lucu kisah kasih Erwin yang gokil. Tidak hanya pada wanita-wanita yang telah disebutkan di atas, namun ada lagi cerita-cerita lainnya, mulai dari murid-murid TPA-nya, kakak kelasnya, hingga ada juga seorang warga kampung yang memiliki kelainan (homo) juga jatuh cinta pdanya.. hahaha..
Latar tempat yang diceritakan dalam novel ini sangat dekat, khususnya dekat dengan saya (saat ini), yaitu Yogyakarta, lebih tepatnya lagi di sekitaran UGM. Dan beberapa tokoh dan tempat yang disebutkan pun saya tahu persis siapa dan dimana. Dan yang lebih manarik lagi, saya tahu siapa si penulis. Beliau dan saudara kembarnya adalah dua ustadz kembar yang cukup dikenal di sini, di Yogyakarta.
*Sekian, semoga bermanfaat^^

0 komentar: