Sabtu, 12 September 2015

Madness and the Moon: The Lunar Cycle and Psychopathology



Judul           : Madness and the Moon: The Lunar Cycle and Psychopathology
Penulis        : Mark Owens and Iain W. McGowan
Tahun          : 2006

German Journal of Psychiatry





Bulan, benda langit nan indah yang seting kali dijadikan objek dalam sebuah puisi, lagu dan karya sastra yang lain, memiliki sisi lain.

Sejak jaman romawi bulan dikenal sebagai benda yang memiliki kekuatan supranatural dan memiliki pengaruh besar tehadap alam dan perilaku manusia. Dalam studi geografi yang saya geluti, bulan merupakan penyebab pasang surut, gravitasi bulan kuat sekali sehingga mampu meningkatkan ketinggian muka air laut. Pasang terjadi saat fase bulan baru dan bulan purnama. Pengaruh gravitasi bulan ternyata tidak hanya memengaruhi air laut, tepi juga otak manusia (juga hewan) yang merupakan bagian anggota tubuh paling lunak dan mengandung banyak cairan.

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa pada bulan purnama kebanyakan orang akan mengalami insomnia dan pada penderita scizofrenia akan memburuk pada bulan purnama, dilaporkan terjadi penurunan kondisi mental  diukur dengan Brief Psychiatric Rating Scale. Menurut kuantum fisika semua benda di alam memiliki frekuensi tertentu. Frekuensi dipancarkan oleh bulan memengaruhi frekuensi dari pikiran yang memberikan kontrol atas perasaan, emosi dan keinginan. Pikiran, yang terdiri dari pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar, bereaksi terhadap fase dan posisi bulan di langit. Neurologist telah mengakui bahwa alam bawah sadar mengontrol 95% dari kehidupan kita. Frekuensi bulan mampu membuat pikiran bawah sadar kita muncul menjadi pikiran sadar. Karena pikiran bawha sadar terdiri dari hal yang diperlukan dan tidak diperlukan (positif dan negatif), kemunculannya pada pikiran sadar dapat mengakibatkan kita merasa kesal, marah, dan tidak berguna.

            Banyak hipotesis dari para ilmuan yang menyebutkan bahwa pada fase purnama akan meningkatkan kasus kekerasan dan kejahatan, bunuh diri, dan penyakit kejiwaan lainnya. Mark Owens and Iain W. McGowan menngacu pada teori The Transylvania Effect yang menentang hipotesis tersebut. Pada berbagai penelitian tidak ditemukan bukti yang signifikan adanya hubungan fase bulan dan penyakit gangguan mental, kekerasan, dan kejahatan. Hipoccrates pernah mencatat “no physician should be entrusted with the treatment of disease who was ignorant of the science of astronomy”. Jadi dapat disimpulkan bahwa fase bulan tidak berhubungan dengan gangguan kejiwaan dan da[at dikatakan bahwa hubungan tersebut masih bersifat mitos yang berangkat dari penggunaan kata “Lunacy” (atau kegilaan) yang diambil dari nama luna, dewi bulan romawi, sehingga diasumsikan terdapat hubungan antara gangguan jiwa dan bulan.


_Khairisa_IM2

0 komentar: