Kamis, 22 September 2016

HARRY POTTER AND THE CURSED CHILD

Hogwarts will always be there to welcome you home, mungkin kalimat ini tepat menggambarkan betapa bahagianya perasaan para Potterphile di dunia akan datangnya Harry Potter ke-8 atau Harry Potter and The Cursed Child. Buku yang membutuhkan PO, kegalauan dan penantian panjang akhirnya datang di tangan di minggu pertama agustus. Sampai rumah langsung baca, tapi bacanya pelan-pelan karena gak mau cepat selesai, kalau terlalu cepat nanti rindu lagi hehehe.

JK. Rowling mentepati janji saat premiere Harry Potter ke-7 untuk menulis satu buku terakhir. Harry Potter kali ini sungguh spesial karena bukan cerita seperti buku kebanyakan, buku ini tepatnya adalah script theater yang dibuku-kan, jadi isinya dialog yang berisi percakapan dengan gambaran  screenplay dan dibagi menjadi 2 part. Akhirnya, lewat buku ini kita jadi tahu bagaimana script theater atau film dan buku ini masih berbahasa Inggris, kabarnya Gramedia  segera menerjemahkan dan akan di diterbitkan tahun depan.

Buku setebal 343 halaman ini disajikan dengan cover hitam dan sampul bergambar seorang anak yang diselubungi kegelapan. Menceritakan 19 tahun kemudian dari kejadian terakhir perang melawan Lord Voldemort. Memfokuskan Harry dan Ginny yang mempunyai 3 anak, James Sirius, Albus Severus dan Lily Luna serta keluarga Ron, Hermione dengan kedua anaknya Rose dan Hugo. Lalu tak kelupaan Draco Malfoy beserta isterinya, Astoria dan seorang anak Scorpius yang sangat jauh bedanya dengan sifat Malfoy pada umumnya. 

Seperti kalimat terakhir “all was well” memang semua terlihat baik-baik saja pada awalnya, sampai akhirnya tiba anak tengah Harry, Albus untuk memasuki hari pertamanya di Hogwarts, khawatir akan dirinya yang akan masuk Slytherin karena namanya diambil dari salah satu guru yang pernah di Slytherin, Severus Snape, Harry meyakinkan bahwa topi pemilihan akan menentukan sesuai hati, seperti Harry dulu saat tahun pertamanya. Namun, takdir berkata lain, Albus masuk ke asrama Slytherin dan malah berteman baik dengan Scorpius Malfoy.

Hari-hari dijalani oleh Albus, tetapi karena dia seorang anak Potter, banyak harapan yang diharapkan oleh professor kepadanya di sekolah. Sayangnya, walau membawa nama Potter, Albus jauh dari harapan, dia bahkan tak bisa menaiki sapu terbang, tak pandai di sekolah dan terlalu kelam. Dengan semakin akrabnya Albus dan Scorpius, Rose tidak mau berteman dengan Albus lagi dikarenakan semua orang menduga bahwa Scorpius adalah anak Voldemort dan bukan anak Malfoy dan ini  membuat Astoria stres, sakit-sakitan lalu meninggal, Draco yang terlihat ceria kembali menjadi kelam karena kematian isterinya dan semakin membuatnya jauh dari Scorpius.

Kembali ke trio, Ron kini menjalankan toko mainan Fred dan George, Hermione menjadi menteri sihir serta Harry menjadi Kepala Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir. Konflik permasalahan dimulai karena pemutar waktu yang dulu pernah dipakai Hermione saat di tahun ketiganya agar dapat mengikuti semua pelajaran di sekolah ternyata belum dihancurkan dan diketahui oleh publik. Amos Diggory, ayah dari Cedric Diggory mendatangi Harry di tengah malam untuk meminta Harry menggunakan pemutar waktu dan kembali menyelamatkan Cedric dari serangan Voldemort pada malam ujian terakhir Triwizard. Mendengar ayahnya tak dapat mengabulkan permintaan Amos, Albus menganggap ayahnya seorang yang jahat dan tidak berkemanusiaan. Hubungan Harry dan anak tengahnya itu semakin tidak baik. Bahkan, saat Harry memberikannya jaket yang paling berarti, satu-satunya peninggalan dari Ibunya sewaktu bayi, ditolak mentah-mentah oleh Albus karena menurutnya itu hadiah yang tidak berguna dan merasa Harry pilih kasih karena kakanya, James mendapatkan jubah gaib dan Lily mendapatkan sayap yang berguna dan  Harry tak sengaja berbicara bahwa dia berharap Albus bukan anaknya.

Kembali ke Hogwarts dengan kemarahan, Albus berencana kabur dari kereta dan pergi untuk mengunjungi Amos bersama Scorpius dan membantunya mencuri pemutar waktu untuk kembali ke masa lalu dan menyelamatkan Cedric. Dibantu oleh Delphi yang mengaku sebagai suster serta keponakan dari Amos, mereka berhasil mencuri pemutar waktu dari kantor Hermione dengan ramuan Polyjuice. Berangkat dengan tekad kuat, Albus dan Scorpius pergi ke malam Cedric dibunuh, namun tentu saja semua tak berjalan lancar dan malah membuat mereka mengacaukan waktu. Mereka terus memutar waktu saat kejadian tak terkendali dan semua semakin tak kacau saat Scorpius terdampar sendirian di danau, ketika tubuhnya diangkat dari danau, ternyata zaman  semakin parah karena Voldemort masih hidup dan berkuasa, bahkan Harry mati di hutan terlarang saat peperangan, Dolores menjadi kepala sekolah, Snape hidup dan Scorpius dipuja-puja oleh seluruh sekolah. Scorpius dibantu oleh Snape, Hermione dan Ron (yang saat itu hidup dan dalam pelarian), untuk memutar waktu kembali. Awalnya Snape tidak percaya sampai akhirnya Scorpius mengatakan satu rahasia yang tidak diketahui siapapun yaitu Snape yang mencintai Lily, Ibu Harry. Saat bertemu kembali dengan Albus, mereka berdua memutuskan untuk menyudahi semuanya dan tidak akan pernah menggunakan pemutar waktu lagi, ternyata pemutar waktu hilang dan jatuh ke tangan yang salah.

Konflik terus berlanjut, namun semakin membaca, jujur aja malah semakin rindu. JK. Rowling, bersama Jack Thorne dan John Tiffany berhasil mengaduk-aduk emosi para penggemar. Menceritakan anak-anak Hogwarts, Neville yang sekarang menjadi Professor Herbologi, kebijaksanaan Ginny sebagai seorang ibu, kekuatan sahabat antara trio dan Draco yang berbeda 100% dari sebelumnya. JK. Rowling dkk tetap menguatkan unsur persahabatan dan ini diperlihatkan oleh hubungan antara Albus dan Scorpius. Fakta-fakta yang masih tersembunyi banyak dijelaskan di buku ini seperti contohnya kalau Madam Trolli di kereta ternyata sudah hidup ratusan tahun. 

Buku ini memuaskan secara hati dan mengempiskan dompet :p but so far, untuk para penggemar, seri terakhir ini sangat cocok dibaca karena reading Harry Potter and The Cursed Child feel like meeting an old friend or like coming home after a looooooooong journey. So once again, JK. Rowling taught us that the darkness comes from ourselves and the most danger in this life is loneliness. So, don’t ever lose of love and trust, because that is the only thing will help us J


JUDUL                   : HARRY POTTER AND THE CURSED CHILD
PENULIS               : JK. Rowling, John Tiffany and Jack Thorne
PENERBIT            : Little, Brown
HALAMAN          : 343 Halaman

- Vanda Deosar -

0 komentar: