Isi
buku ini tidak hanya menarik, latar belakang penulisan buku ini juga sangat
menarik. Amy Morin adalah seorang Psikolog. Sempat berada dalam kondisi yang
sangat buruk karena kehilangan beruntun orang-orang yang dicintainya. Ibunya
meninggal, lalu disusul suaminya yang masih dalam usia muda karena serangan
jantung. Menikah kembali dengan Steve, namun kemudian ayah Steve, yang sangat
dekat dengan Amy, didiagnosa kanker. Berbagai treatmen dicoba namun dokter
mengatakan peluangnya kecil. Pada titik itu, Amy merasakan situasi sangat buruk
seolah selalu menimpanya. Hebatnya dia mampu membalik situasi menjadi positif.
Dari sinilah dia menginspirasi orang-orang yang berada pada titik yang sama dengannya
untuk bangkit dan memiliki mental yang kuat.
Penulis
menjelaskan, sebenarnya tidak ada mental yang lemah atau mental yang kuat.
Semua orang lahir dengan mental yang kuat, namun ada ruang untuk mengembangkan
kekuatan mental itu. Mengembangkan mental strength yang dimaksud disini adalah
mengembangkan kemampuan emosi, memanaje pikiran, dan upaya untuk selalu
berperilaku positif. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi kekuatan
mental seseorang: genetik, personality, dan pengalaman. Hal ini yang
menyebabkan kemampuan mengembangkan mental strength pada setiap orang berbeda.
Tampak natural pada sebagian orang namun mungkin butuh usaha yang besar untuk
sebagian lainnya.
Jika
kamu sering merasa bersalah terhadap orang lain, sering merasa waktu habis
memikirkan perlakuan orang lain terhadapmu, sulit berubah dari suatu perilaku
atau situasi, sering fokus (memikirkan/melakukan) terhadap sesuatu yang tidak dapat
kamu kontrol, takut mengambil resiko, sulit move on dari masa lalu, sering terpukau
kesuksesan orang lain, menyerah setelah mengalami kegagalan pertama, merasa
takut sendirian, dan atau hal buruk serupa lainnya, saya kira kamu sangat
direkomendasikan untuk membaca buku ini.
Pada
chapter 4 They Don’t Focus on Things They Can’t Control misalnya, James
merasa sebal terhadap mantan istrinya yang seringkali merusak hubungan dengan
putrinya. Dia merasa Carmen berusaha menguasai putrinya dan menjauhkan dia dari
James. James juga kesal bahwa faktanya Carmen telah menjalin hubungan asmara
lain hanya sesaat setelah mereka berpisah. James merasa bersalah terhadap
putrinya karena perceraiannya. Dia tidak ingin putrinya menjadi korban
kegagalan rumah tangganya. Sampai disini terlihat bahwa sebenarnya James adalah
ayah yang sangat bertanggungjawab. Hanya saja sikap istrinya yang buruk
seringkali menyebabkan James merasa menjadi ayah yang buruk. James berinisiatif
melakukan terapi psikologis untuk solusi masalah ini.
So, why we try to control
everything?
James menghabiskan waktu, uang, dan energinya untuk mengubah situasi buruk yang
tidak dapat dia kontrol. Ini membuatnya stres dan justru merusak hubungan
dengan putrinya. Yang kemudian dilakukan James adalah mengalihkan fokus
terhadap putrinya dengan meningkatkan hubungan berkualitas. Untuk menjadi mental
strong, penulis menjelaskan agar kita fokus ke hal-hal yang dapat kita kontrol
dan pengaruhi orang lain tanpa mengontrol mereka. Kamu bisa memberikan tools
agar anak-anak kita sukses, namun tak dapat menjamin mereka siswa yang baik.
Kamu dapat menawarkan produk kepada konsumen, namun kamu tak dapat memaksa
mereka untuk membeli. Kamu bisa menjadi orang yang sangat pandai, namun tak
dapat memaksa orang-orang untuk mengikutimu. So, yang perlu dimiliki adalah
nilai kita dan fokus terhadap goals kita sendiri.
Dan
masih banyak ulasan menarik lain dari buku ini. Amy mengemas 13 mentally strong
dalam buku ini berdasarkan kisah nyata dari Clients-nya dan bagaimana akhirnya
mereka bisa survive [mampu mengubah situasi menjadi lebih baik] melalui
tahapan-tahapan praktis yang [saya kira sebagiannya] disajikan dalam buku ini.
Kita pun dapat mempraktekkan secara bertahap. Tertarik? Silahkan membaca lebih
lanjut ya.
Judul Buku : 13 Things Mentally Strong People Don’t
Do
Penulis : Amy Morin
Penerbit : William Morrow
Tahun
Terbit : 2014
Jumlah Hal : 260
ISBN Int’l : 978-0-06-239154-4
- Tri Hanifawati -
0 komentar:
Posting Komentar