Menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Secara khusus bagi seorang
mahasiswa kegiatan menulis merupakan unsur yang fundamental. Sebab aktivitas
menulis selalu identik dengan akademisi. Namun, tak jarang pula kegiatan
menulis dapat menjadi momok yang menakutkan bagi sebagaian orang, termasuk
mahasiswa yang notabene adalah akademisi. Ngainun Naim yang merupakan dosen
iain tulungagung sekaligus penulis buku berbagi kiat-kiat dan membangun buadaya
kreatif dalam menulis melalui bukunya yang berjudul proses kreatif penulisan
akademik.
Sebagian
besar tugas akademik berbentuk tugas menulis. Jika mahasiswa paham dan
menyadari terhadap hal ini, ia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjadikan
menulis sebagai budaya. Budaya menulis sangat penting artinya karena menulis
dalam realitas dunia kuliah adalah salah satu tolok ukur yang menentukan
keberhasilan dalam menjalani kuliah.
Namun selama ini, tugas menulis yang diberikan
dosen kepada mahasiswa tidak memberi kontribusi untuk semangat menulis atau
membangun budaya menulis. Hal itu disebabkan karena tugas menulis itu dilakukan
dengan terpaksa untuk menggugurkan kewajiban semata, tidak didasari rasa cinta.
Oleh karena itu, di dalam buku ini Penulis mengungkapkan betapa pentingnya
perasaan cinta ketika sedang menulis. Sebab, menulis dengan dilandasi perasan
cinta akan lebih bagus hasilnya daripada menulis karena keterpaksaan.
Meskipun
judul buku ini mengenai kepenulisan akademik, di dalamnya Ngainun juga
menyinggung jenis-jenis tulisan lain. Bahkan memberi contoh atass kesuksesan JK
Rowling dalam menulis novel Harry Potter. Buku ini membahasa persoalan yang
sangat mutakhir dan akarab dengan kalangan mahasiswa. Dimana budaya menulis di
kampus justru disuburkan dengan makalah yang mengamini aktivitas plagiasi. Bagaimana
tidak, kesalahan dalam mengutip baik dari buku maupun artikel kerap
menjerumuskan seseorang pada tindak plagiasi.
Di dalam
bukunya Ngainun berusaha membersamai pembaca dengan menggunakan bahasa-bahasa
saantai untuk menyampaikan kiat-kiat menulis. Mulai dari tradisi menulis yang
dapat berperan dalam transformasi sosial, membangun budaya membaca, membangun
passion menulis, mengatasi malas saat membaca, melatih diri dengan menulis
selama 15 belas menit setiap hari, sampai menemukan tempat favorit untuk
menulis.
Menulis
merupakan pekerjaan yang dapat dipanen secara abadi. Seseorang dapat memiliki
kepandaian yang luar biasa namun selama ia tidak menulis, maka akan terlupakan.
Dalam buku ini Ngainun Naim mengutip pendapat Kate M. Barusen: “Menulis adalah
sejenis doa, yang terus membantuku mencapai dan menaklukan hidupku tanpa
merasa, pada akhirnya, ditaklukan olehnya. Kini ketika aku menuangkan pikiranku
ke atas kertas, entah menulis karya fiksi yang sangat menggerakkan atau artikel
yang tidak terlalu mengesaankan, aku selalu teringat kepada gairah yang
kurasakan ketika pertama kalinya merekam setiap saat yangsedang
terjadi---ketika aku mengetahui bahwa , sesamar apapun jadinya peristiwa itu
nantinya dalam ingatanku, tindakan menulis yang sederhana akan membuatnya
tersimpan aman dalam bentuk asli, selamanya.
Judul
Buku : Proses Kreatif Penulisan
Akademik
Penulis :
Dr. Ngainun Naim
Penerbit : Akademia Pustaka
Cetakan : Cetakan Kedua, April 2017
Halaman : xx + 133
Tebal :
14 x 20,3 cm
- - Ririn
Erviana -
0 komentar:
Posting Komentar