Data
epidomologi menunjukkan konsumsi kopi dan teh berasosiasi terhadap penurunan
resiko beberapa penyakit kronis dan degenerative seperti kardiovaskuler,
diabetes, obesitas. Kopi dan teh kaya akan sumber komponen fenolik, seperti
asam klorogenat di kopi dan flavan 3 ols, sedangkan di teh terdapat theaflavin
dan theasinensin. Kopi dan teh merupakan 2 minuman yang sering dikonsumsi di
dunia. Komposisi dan pengolahan dapat mempengaruhi profil fenolik, yang akan
memberi dampak pada stabilitas di pencernaan, bioavailabilitas, dan metabolisme
fenolat, sehingga harapan kedepannya dapat dirancang produk minuman yang
memiliki manfaat kesehatan yang spesifik. Pada artikel ini akan membahas
terkait bioavaibilitas komponen senyawa fenolik dari kopi dan teh.
Teh mengandung
senyawa polifenol katekin. Terdapat empat jenis katekin utama, yaitu
epikatekin, epigalokatekin, epikatekin galat, dan epigalokatekin galat.
Kandungan katekin pada teh hijau mencapai 85%, lalu pada teh hitam dengan
adanya perlakuan fermentasi mengahasilkan senyawa turunan seperti theaflavin
dan theasinensin. Campuran senyawa tersebut yang memberikan warna
oranye-cokelat dan aroma pada teh. Sedangkan kopi, asam klorogenat menjadi
senyawa polifenol utama, ada sekitar 12% kandungannya pada biji kopi hijau
kering, lalu setelah proses roasting biji kopi light dan medium kandungannya
berkisar 28 – 45 mg/g dan 18 – 31 mg/g.
Pada produk
minuman berbasis teh dan kopi, senyawa seperti polifenol alami telah bergabung
dengan ingridien lainnya yaitu dengan menggunakan bahan tambahan pangan (BTP),
untuk menambah umur simpan produk pangan, seperti pemanis (kalori dan non
kalori) dan creamer (susu atau non susu), antioksidan seperti asam askorbat.
Pada teh
biasanya ditambahkan pengatur keasaman (acidulant)
yaitu asam sitrat, natrium karbonat, dan natrium bikarbonat, selaim itu
antioksidan untuk menghambat oksidasi dan menambah umur simpan, seperti
antioksidan primer Butil Hidroksi Toluena (BHT), Butil Hidroksil Anisol (BHA). Kandungan
seperti asam askorbat juga sering digunakan sebagai antioksidan. Adanya
kandungan tersebut selain menambah umur simpan juga menjaga stabilitas dan
meningkatkan senyawa fenolik.
Seperti halnya
teh, minuman kopi juga menggunakan beberapa BTP, seperti perisa, krimer,
pengatur keasaman (acidulant), dan
pengemulsi. Pemberian asam dan antioksidan untuk memberikan efek sinergisme
pada stabilitas senyawa fenolik kopi. Sedangkan penambahan susu masih baru
diteliti, namun penambahan 10% tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap
bioavaibilitas fenolik.
Judul Jurnal : The Influence of Beverage Composition on Delivery of Phenolic Compound
from Coffe and Tea
Nama Penulis : Mario
G. Ferruzzi
Penerbit : Elsevier
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : 9 halaman
Sumber Jurnal : Physiology and Behaviour doi:10.1016/j.physbeh.2010.01.035
Nama peresume : Muhammad Isa D.
0 komentar:
Posting Komentar