Kisah
motivasi, ilmu tentang islam yang dibingkai dalam cerita fiksi Indonesia,
dimana ada Fajar, Senja, dan Satria. Pertemuan Senja dan Satria yang tidak
disengaja sehingga ada perasaan saling tertarik satu sama lain, dimana
pergaulan dan penampilan mereka seperti anak kekinian yang asik dengan dunia
hiburan dan senang-senang. Namun ini baru kali kedua yang dilakukan senja, ia
beranikan seorang diri ke diskotek, untuk melepas penat setelah seharian
dipenuhi jadwal pemotretan.
Senja dari
kecil tidak mengenal sosok seorang ayah bahkan saat ditanya sama ibunya, “Senja
tidak punya ayah, Ayahmu sudah mati, Nak” ujar Ibu, hingga ia tak mengenal
sosok laki-laki yang tak pernah ada dalam hidupnya. Lelaki paling tak
bertanggung jawab. Lelaki paling dia benci. Begitu juga dengan keluarga Satria,
ia tidak pernah merasakan cinta di rumahnya. Ayah dan Ibunya selalu bertengkar,
Satria memiliki adik perempuan yang baru saja masuk perguruan tinggi.
Satria
mempunya teman bernama Angga, Angga bisa dibilang mulai hijrah dan suka
mengikuti pengajian, dulunya teman nakal Satria. Mereka sering kumpul di arena skate
park. Angga mencintai skateboard
dengan kesungguhan hati sedang Satria, skateboard
hanyalah alat untuk terlihat keren dihadapan para gebetannya. Senja menjadi
mangsa selanjutkan Satria, hanya untuk memuaskan nafsu dunia.
Angga
sebagai sahabat senantiasa menasehati Satria agar berhenti dari kebiasaannya
yang suka modus dan menaklukan hati perempuan, hingga menjadi korban nafsu
dunianya. “Aku enggak pengin melihat sahabat sendiri menzalimi orang lain,”
kata Angga.
Ibu Senja
ingin bercerita tentang sosok ayah, namun senja tidak mau mendengarkannya, ia
malah tak menghiraukan dan masuk kekamar. Hati ibu pun sedih, air matapun berurai, ibu teringat nasihat ustadz “Berdzikirlah, ingatlah Allah maka hati
akan menjadi tenang, dan zikir terbaik adalah memperbanyak istigfar.” Berulang
ibu mengucapkan kalimat istighfar dengan sepenuh hati. Sebegitu bencinyakah
Senja dengan Ayahnya?
Senja
heran dengan perubahan ibunya yang akhir-akhir ini kemana-mana pakai kerudung,
suka sholat, Baca Al-qur’an, dan suka ikut pengajian. Sejak tiga bulan terakhir
ini Paman dan Bibi pindah kerja dari Jakarta ke Bandung. Ibu sering bertemu
dengan Mang Didin dan Bi Ratna, sejak saat itu Senja melihat Ibu semakin aneh,
namun apapun yang terjadi pada Ibu, Senja akan selalu mencintai Ibu, Perempuan
yang tercipta dari sejuta air mata.
Satu waktu
di dalam kelas, semua murid dites hafalan surah-surah pendek, Senja dipanggil
dan dites surah Al Ikhlas. Dia berhasil membacanya dengan baik dan percaya
diri. Lalu giliran Fajar dipanggil ke
depan dan dites surah Adh-Dhuha. Sayangnya Fajar hanya mematung didepan kelas.
Ia ditertawakan oleh teman-temannya kecuali Senja yang merasa kasihan melihat
Fajar murung dan menundukkan wajahnya. Senja pun paham akan permasalahan Fajar,
karna ia tidak punya Juz Amma. Senja pun meminjamkannya.
Alur ceritanya
sulit ditebak, kadang maju kadang mundur.
Ternyata
dahulu ibu Senja punya pengalaman pahit yang sulit untuk dilupakan. Namun kini
Ibu berusaha untuk menerima kesalahan orang lain dan ikhlas membuka lembaran
baru.
Bagi Fajar
surah Adh-Dhuha menjadi motivasi untuk bangkit dan terus berjuang, cemoohan dan
ejekan kekurangan dengan sebutan "si yatim miskin" menjadikannya kuat. Hingga Ia
lulus berpredikat cum laude dari IPB.
Satria
mengajak Senja ke sebuah Hotel dan menginap dan merekapun hampir melakukan
perbuatan yang paling dibenci Allah. Tapi tiba-tiba ada telfon bahwa ibunya
Senja masuk Rumah Sakit, rencana Satria pun gagal. Tatkala iman sudah dirasuki
hawa nafsu, maka syetan pun akan mendekat.
Saat Ibu
Senja mulai pulih, Mang Didin bercerita akan perihal ayah Senja. Ayah senja
sudah meninggal 3 bulan yang lalu, senja kaget. “Apa benar Ayah senja lelaki
berengsek dan pengecut?” ujar Senja. Ada surat yang dititip Ayah sebelum ia
meninggal. Ayah Senja sangat disegani di Kampung Hijrah dan meraih husnul khatimah. Surat itupun dibaca
Satria.
Satria pun
pergi ke Kampung Hijrah dan menjadi Santri di sana. Fajar bertemu dengan Senja,
kerinduan Fajar yang sudah lama tak bertemu Senja. Senja bertemu Fajar dikantor
Pamannya ia pun tak mengenali Fajar, hingga Fajar mengeluarkan juz amma yang
dipinjamnya dulu.
Benih
cinta Fajar dan Senja tumbuh, teman lama yang bertemu kembali, merekapun
Ta’aruf. Ada materi menjemput jodoh dengan rumus 3M. Mengikhlaskan hati,
memantaskan diri, dan mendapatkan jodoh di waktu dan saat yang tepat. Akankah
mereka berjodoh?
Satria
yang sedang berproses taubat di Kampung Hijrah melihat rumah Ayah Senja disana.
Ia merasakan kedamaian. Disaat Kampung Hijrah disangka ada teroris, pimpinan
pondokpun ditangkap, dengan sigapnya Satria membela dan berlari mengejar,
hingga pelurupun melayang ke rusuknya.
Dengan siapakah Senja
mengisi rumah Ayahnya yang di Kampung Hijrah? Silahkan baca langsung bukunya
ya, sangat bangus untuk singelillah dan para orang tua, ada parentingnya juga.
Terharu
membaca kisah perjuangan Ayah Senja, Satria, Fajar dan Senja dalam menjalankan
proses hijrahnya. Hijrah itu Cinta. Hijrah itu proses perjalanan kehidupan
menuju satu episode bernama kematian. Cinta pada Sang Pencipta, takut akan dosa
dan maksiat. Setiap hari, detik kematian itu mendekat. Dan yang bisa kita
lakukan adalah mempersiapkan bekal kematian.
Judul buku: Hijrah Itu
Cinta
Penulis: Abay Adhitya
Penerbit: Bunyan
Halaman: 276
6 Juni 2018
0 komentar:
Posting Komentar