Buku ini sudah diresume oleh salah satu member IM, lupa siapa but dari sana saya semakin ingin membaca buku ini lengkap. Ini adalah buku Raditya Dika pertama yang saya baca hingga habis, sebelumnya Babi Ngesot cuma sebagian. Nggak tau kenapa, penasaran aja dengan isi bukunya saat pertama kali rilis tapi tidak kunjung sempat ke toko buku. 2 minggu lalu saat ada kesempatan ke toko buku, tanpa pikir panjang langsung beli.
Desain cover semua buku Raditya Dika di buat ulang menjadi lebih menggemaskan dan menarik. Dan memiliki buku Ubur-Ubur Lembur ini menjadi pengalaman yang menyenangkan, saya suka membawa buku ini kemana saja, ke kantor, saat jalan, dan saat makan.
Membaca buku ini rasanya sama ketika menonton stand up-nya Radit, saya bisa membayangkan bagaimana dia membawakan materi di buku ini ke atas panggung, bagaimana ekspresinya pun intonasinya. Sebagian isi buku ini juga sudah dibawakan pada materi stand up-nya yang saya tonton lebih dulu dibanding membacanya dengan versi lebih detail.
Ubur-Ubur Lembur adalah judul bab terakhir buku ini. Menceritakan tentang perjuangan Radit menjadi Radit yang kita kenal saat ini. dia seorang penulis buku, penulis sekenario, sutradara film dan serial, actor, bintang iklan juga komika. Apa yang dia jalani sekarang tidak terlepas dari keputusan nya yang berani, keluar dari kantor dan memilih hal yang dia cintai. Sebelum jadi penulis seperti sekarang, dulu Radit juga pernah menjadi pegawai suatu perusahaan yang kerja sift, dari siang hingga dini hari, mengerjakan hal yang sama setiap hari. Bahkan sering merasakan waktu bersama keluarga dan teman sudah berkurang drastis, malam tahun baru pun, saat semua orang berpesta menyambutnya, Radit terjebak dalam kantor mengerjakan pekerjaan yang belum selesai.
‘Gue melihat orang bekerja kantoran tapi enggak sesuai dengan minat mereka itu seperti ubur-ubur lembur. Lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus. Lembur sampai malam tapi enggak bahagia. Nggak menemukan sesuatu yang membuat hidup mereka punya arti’. (Hal 226)
Hal itu membuat saya bertanya dengan diri saya sendiri, apakah saya bahagia dengan pekerjaan saya? Apakah itu cukup berarti? Apakah saya seperti ubur-ubur lembur?
Kegelisahan yang saya alami mungkin juga orang lain alami, lalu setelah membaca buku ini memiliki gambaran baru tentang pekerjaan, bahwa sangat penting memiliki pekerjaan yang sesuai minat kita, agar hidup menjadi lebih hidup. Radit memilih keluar dari kantornya dan berputar arah menjadi penulis yang masih dianggap sebagian besar orang sebagai pekerjaan yang tidak akan membuat kaya. Ya, memang tidak ada sesuatu yang instan, tapi keberhasilan selalu berdampingan dengan usaha keras. Karena apa-apa yang diseriusi pasti membuahkan hasil.
Selain Ubur-Ubur Lembur, ada 13 bab lainnya yang seru untuk dibaca seperti pada bab Penyesalan Itu Nikmat yang menceritakan bahagimana Radit menikmati hidup, atau bab Raja Sekola yang menceritakan betapa cemennya Radit waktu sekolah tapi berhasil berteman dengan siswa jagoan, dan bab Pada Sebuah Kebun Binatang tentang melepaskan orang yang dicintai. Senang sekali ketika membaca habis buku ini, belajar banyak tentang kehidupan yang ditulis ringan dan kocak oleh Radit berdasarkan pengalamannya sendiri.
Judul : Ubur-ubur Lembur
Pengarang : Raditya Dika
Tahun : 2018
Penerbit : Gagas Media
Jml Halaman : 231
- Khairisa -
0 komentar:
Posting Komentar