Setiap
orang pasti mengalami ujian hidup. Ada kalanya ujian itu berupa kesenangan,
kecukupan, kekayaan, kesehatan dan rasa aman. Tapi terkadang berupa kesedihan,
kekurangan, kemiskinan dan sakit. Semua ini sunatullah yang telah ditetapkan
allah dengan secermat-cermatnya. Tidak akan sia-sia usaha manusia, kecuali
Allah sendiri yang menghendaki.
Buku ini
hadir sebagai penguat dan pencerahan bagi kita yang menjalani kehidupan, karena
sesungguhnya selagi kita masih di dunia segala ujian dan cobaan akan datang
pada kita secara silih berganti. Bagaimana cara kita menyikapi bila kesenangan
hadir dalam kehidupan atau sebaliknya kesedihan yang terlalu dalam.
Hal yang
perlu kita ketahui yaitu setiap ujian itu adalah tangga menuju kemenangan.
Kesedihan dan rasa sakit adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah untuk
membersihkan jiwa. Tempuhlah ujian dengan kesabaran karena kesabaran separuh
dari keimanan. Allah telah memilihmu sebagai seorang hamba kesayangan yang akan
keluar menjadi emas yang indah di pandang mata.
Sebagaimana
para nabipun juga diuji, Nabi Ibrahim, diuji dengan dimusuhi keluarga akibat
berbeda keyakinan, dibakar oleh Raja Namrut, berpisah dengan anak istri,
puncaknya ketika turun perintah agar putranya (Ismail) harus diqurbankan,
ternyata beliau mampu melewatinya. Sebagai balasan Allah menjadikan Nabi
Ibrahim kekasih Allah.
Ujian Nabi
Yusuf yang hidup di tengah saudara-saudara tiri yang merasa iri, ditinggalkan
sendirian dalam sumur, mendapat tuduhan keji hingga masuk penjara. Nabi Yusuf
dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keikhlasan seraya memohon kekuatan dan
bimbingan Allah. Banyak lagi kisah para nabi, dalam menghadapi cobaan hidup
yang terus mendera jika satu usaha kita gagal, yakinlah masih banyak peluang
lain yang bisa untuk dimanfaatkan, masih banyak alternatif lain yang bisa
ditemukan.
Kesungguhan
mengantarkan kemudahan, siapa yang akan bertanggung jawab pada diri kita, siapa
yang harus berupaya mengubahnya, kalau bukan kita sendiri. Allah hanya akan mengubah
nasib seseorang atau suatu kaum apabila orang tersebut berusaha mengubah apa
yang terjadi padanya.
Bila semua
usaha telah dilakukan, diiringi doa tulus, tetapi hasil yang diraih belum
sesuai dengan keinginan maka yakinlah bahwa jika Allah menghendaki suatu yang
buruk menimpa hambaNya, itu tidak dapat dihalangi dan sudah ada ketetapanNya.
Yang bisa kita lakukan hanyalah memohon ampun dan berlindung kepada Allah yang
Mahabijaksana.
Peristiwa
yang bertabur hikmah, boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS al Baqarah:216)
Buku ini
sarat akan motivasi, banyak hal yang disampaikan untuk kita selalu bersyukur,
karena kesyukuran menjadi jalan untuk menjemput nikmat-nikmat berikutnya. Allah
menimpakan kesedihan, kemiskinan, kekurangan, rasa sakit, dan ketakutan adalah
semata agar seorang hamba semakin merasa butuh kepadaNya. Agar kita menyadari
berbagai kelemahan dan ketidakberdayaannya bila tanpa pertolongan Allah.
Sehingga kita akan terus menyucikan hati dengan zikir dan istighfar, menuntun
jiwa raga dalam ketaatan.
Kekokohan
jiwa dan kuatnya hati seseorang hamba tidak akan dapat diperoleh tanpa melalui
sebuah ujian. Cobaan mengasah akhlak kian memikat, orang-orang yang pernah
mengalami berbagai cobaan tentu dapat merasakan betapa beratnya mereka harus
menghadapi semua itu. Hingga menumbuhkan kepedulian dan cobaan itu tidak ada
bandingnya dengan semua nikmat yang telah Allah berikan.
Sesungguhnya
keputusan Allah-lah yang terbaik, maka selayaknya kita terus berusaha
menghadapi semua cobaan dengan sikap terbaik, kondisi hati terbaik dan jiwa
lapang karena Allah jualah yang memutuskan semua urusan dan hanya kepada-Nya kita
akan kembali.
Allah
memberi kita kesempatan melatih kesabaran, Allah menjadikan semua itu menjadi
jalan untuk menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan yang yang pernah dilakukan.
Banyaklah
mengingat maut, maut adalah penghancur kelezatan dunia. Orang yang cerdas
adalah orang yang banyak mengingat maut kemudian paling baik dalam
mempersiapkan bekal sesudahnya. Allah adalah sebaik-baik penolong, hal
terpenting bagi kita adalah menjaga hak-hak Allah.
Jadikanlah
hidup lebih bermakna, jangan berharap segera mati, jangan jemu menambah ilmu,
jangan ucapkan “Andaikata”. Maka bersabarlah, akan ada pahala besar untuk hamba
yang sabar yaitu surga.
Buku ini
memberikan penjelasan cara-cara menghadapi ujian hidup. Bersikap tenang di
tengah deraan ujian, baik berupa kesenangan maupun kesusahan, sehingga kita
termasuk hamba yang dicintaiNya. Hamba yang meyakini bahwa dibalik setiap ujian
ada hikmah untuk perbaikan diri. Juga yakin bahwa Allah selalu bersama kita.
Judul buku : Agar Allah
Selalu Bersama Kita
Penulis : E. Hamdani
Penerbit : MyBooks
Halaman : 162
24 Agustus 2018
Belia Laksmi
Masril
0 komentar:
Posting Komentar