Kita
telah banyak menjumpa istilah tentang hidup, seperti ‘sebuah perjalanan panjang’,
‘sesuatu yang fana’, ‘tempat singgah sementara’, ‘permainan’, dan masih banyak lagi.
Kata sirkus yang disandingkan dengan kata hidup mungkin masih asing bagi kita,
terutama bagiku yang waktu itu memutuskan membeli buku ini karena penasaran dengan
isinya, apa persamaan keduanya?
Buku
ini dimulai dengan kisah seorang perempuan bernama Jackie yang tengah dihimpit masalah
berat. Kerjaan di kantornya semakin banyak, begitu pun dengan suaminya, sehingga
pertemuan mereka semakin jarang dan kualitas hubungan mereka semakin buruk.
Jackie merasa kewalahan untuk menyelesaikan semua permasalahannya dalam waktu bersamaan.
Pada akhirnya dia menemui ayahnya pada suatu istirahat makan siang dan mengadukan
semuanya, juga meminta solusi atas permasalahannya.
Lelaki
yang menjabat sebagai kepala divisi di kantornya menyambut putrid sulungnya dengan
hangat. Setelah melepas kerinduan masing-masing, Jackie menceritakan semua masalahnya
satu per satu. Sang ayah, Mark, mengerti akan permasalahan putrinya karena dia pun
pernah mengalami problem yang sama di umur yang tidak jauh beda dengan Jackie
kini. Saat itu Mark memiliki suatu rapat penting dan harus meninggalkan anak perempuannya,
namun dia memiliki buku catatan yang selama ini merekam jejak perubahannya hingga
menjadi Mark yang penuh prestasi, karir gemilang, keluarga harmonis dan tubuh
yang sehat. Jackie mulai membaca buku
yang ditulis dengan tulisan tangan Mark.
Sebuah
malam yang Mark tidak akan pernah menyangka akan merubah kehidupannya, adalah malam
yang dia rasa sangat menyebalkan. Mark memiliki janji menonton sirkus kepada
Jackie yang waktu itu masih berusia 5 tahun. Beberapa bulan terakhir dia memiliki
jadwal yang sangat padat sehingg asangat jarang menemui anaknya hanya untuk berbicara
atau bermain. Dia sering pulang larut untuk lembur dan hari itu dia harus pulang
sore, menjemput istri dan Jackie menonton sirkus malam harinya. Sepanjang pertunjukan,
Mark selalu gelisah memikirkan kerjaan di kantor yang harus segera diselesaikan.
Sesekali dia mencuri waktu untuk menelpon kekantor, untuk mengetahui progress kerjaan
anak buahnya dari luar gedung pertunjukan dengan alasan membelikan makanan untuk
Jackie. Victor yang memerhatikan gerak-gerik
Mark sedari tadi mengajaknya berbincang diantara pergantian babak pertama ke babak
kedua pertunjukan. “Kamu seperti ingin melakukan
atraksi melempar gajah ke udara” kata
Victor. Itu adalah istilah untuk menyatakan sesuatu yang mustahil dilakukan.
Dia yang seorang pemandu sirkus dari sebuah kelompok sirkus menjelaskan kepada
Mark tentang perannya sebagai pemandu dan tentang sirkus itu sendiri.
Pemandu sirkus adalah orang yang
paling berperan dalam lancarnya pertunjukan. Dia mengatur segalanya, manajemen waktu
setiap aksi, atraksi setiap arena, memastikan kulitas pertunjukkan,
membandingkan keahlian pemain sirkus dan memadu padankan semua atraksi sedemikian
rupa agar menimbulkan decak kagum dan tepuk tangan dari penonton. Ada beberapa aturan
yang perlu di ketahui, yaitu: pemandu sirkus tidak bisa berada di tiga arena
sekaligus, tidak ada permainan sirkus tanpa kesalahan, latihan membuat semuanya
menjadi semakin baik, dan mendapatkan feedback dari pihak lain (penonton) serta
terus lakukan evaluasi. Kunci keberhasilan pertujukan adalah menggabungkan setiap
kelompok atraksi sehingga babak demi babak berjalan berkesinambungan.
Mark
awalnya tidak paham sepenuhnya dengan penjelasan Viktor, tapi dia mencoba metode
sirkus dalam kehidupannya. Sejam sebelum mengerjakan tugas kantornya yang sudah menumpuk, Mark menggambar tiga lingkaran
arena-nya, arena Relasi, arena Profesi, dan arena Pribadi. Setiap lingkaran dia bubuh kan aksi
yang harus di lakukan serta menyertakan kegiatan yang jadi prioritas. Mark
menerapkan metode sirkusnya sejak hari itu, dan setiap awal pasti selalu sulit,
namun Mark cukup gigih untuk selalu memeriksa dan merevisi lingkaran arenanya.
2
minggu menjalankan metode tersebut dia merasa ada perubahan di dirinya.
Prioritas pekerjaan pada projek-projek besar dan deadline yang sempit dilakukan
lebih dulu dengan mengerjakannya dalambentuk tim dan koordinasi yang baik,
beberapa idenya dalam rapat regional sangat cemerlang untuk efektifitas kerja,
diapun mengusahakan pulang lebih awal dengan memadatkan kerja di kantor, setiap
malam sebelum tidur dia menyempatkan membaca buku 20-30 menit (Arena Profesi), akhir
pecan dihabiskannya dengan bermain diluar dengan Jackie dan Istrinya, sesekali dia
menyempatkan diri bermain golf dengan temannya (Arena Relasi), dan untuk dirinya
tetap sehat, Mark selalu jongging saat malam atau pagi hari secara rutin (Arena
Pribadi). Bertahun-tahun Mark terus mendisiplinkan diri dalam menjalani metode sirkusnya,
dengan terus mengevaluasi aksinya secara
berkala, sehingga kegiatan diarenanya semakin matang dan membawanya pada peningkatan
kualitas hidup.
Jackie
menutup buku yang baru saja dibacanya, lalu
mulai membuat lingkaran arenanya sendiri. Mark kembali keruangannya melihat
Jackie sedang sibuk menulis. Jackie sangat berterima kasih dengan Ayahnya yang
telah memberikannya pelajaran yang sangat berharga.
Judul : Hidupmu adalah sirkusmu
Pengarang : Jones Loflin dan Todd Musig
Tahunterbit : 2008
Penerbit : Ufuk Press
Khairisa
0 komentar:
Posting Komentar