Sabtu, 31 Mei 2014

Bagaimana Membaca Buku

*Mortomer J. Adler dan Charles Van Doren
1972


Pendahuluan
Buku ini adalah buku terlaris pada awal tahun 1940. Penulis merasa bangga sekaligus tidak menyangka buku ini akan menjadi best seller kala itu. Sejak tahun tersebut, buku in telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa seperti Prancis, Swedia, Jerman, Spanyol dan Italia.
Tiga puluh tahun berlalu namun buku ini masih sering diperbincangkan. Penulis merasa dalam kurun waktu tersebut telah terjadi perubahan minat membaca oleh para pembaca, mereka lebih senang membaca nonfiksi daripada fiksi. Namun, adapula hal yang tidak berubah dan harus dipertahankan yaitu kemampuan membaca pada kecepatan yang sesuai. Mengutip pernyataan Pascal 300 tahun yang lalu “jika kita membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, maka kita tidak akan mengerti apapun”. Edisi terbaru buku ini lebih membahas hal tersebut, bagaimana untuk membaca dengan baik dan selalu lebih baik.

Aktivitas dan seni membaca
Buku ini ditujukan bagi pembaca dan orang-orang yang ingin menjadi pembaca. Penulis mendefinisikan pembaca sebagai orang-orang yang membiasakan dirinya untuk selalu mencari tahu informasi dan pengertian mengenai beragam hal melalui kata-kata yang tertulis. Walaupun pada hari ini keberadaan radio dan televisi telah memuat banyak informasi, akan tetapi hal tersebut tidak dapat memuaskan gairah para pembaca buku untuk mencari tahu lebih dalam tentang suatu hal, mereka akan tetap membaca, membaca dan membaca.

Membaca dengan aktif
Membaca bukanlah suatu pekerjaan pasif; kita tidak dapat membaca dengan pikiran yang kosong tanpa membayangkan suatu hal pul terhadap topic yang sedang kita baca. Secara jelas dalam kehidupan kita terjadi pembedaan kegiatan aktif-pasif pada aktivitas berbicara,  menulis, membaca, dan mendengarkan. Dikotomi yang terjadi adalah kegiatan aktif yaitu berbicara dan menulis sedangkan membaca dan mendengarkan adalah pasif, karena pada aktivitas membaca dan menulis, seakan-akan pembaca dan pendengar hanya menangkap informasi dari apa yang ia baca atau apa yang ia tulis Penulis mencoba memperbaiki hal tersebut bahwa membaca dan mendengarkan adalah kegiatan aktif dengan menganalogikan pada permainan baseball.
Pada permainan baseball, bola diibaratkan sebagai topic yang dibaca atau yang didengar dan penangkap bola adalah pembaca atau pendengar. Jika bola datang kepada penangkap bola namun ia tidak berada dalam performa yang tepat dalam menangkap bola maka bola tersebut akan lolos. Berbeda halnya jika bola tersebut datang dan penangkap bola berusaha memosisikan dirinya agar bola tersebut dapat ditangkap maka bola tersebut akan ia dapatkan, walau bagaimanapun posisinya dalam menangkap bola. Hal inilah yang sebenarnya terjadi pada aktivitas membaca dan mendengar. Pembaca dan pendengar yang berkompeten akan dengan cepat mencerna bahkan melakukan umpan-balik atas topic yang sedang ia baca atau dengar. Dengan demikian, akan tercipta suatu komunikasi aktif antara penulis-pembaca atau penutur-pendengar.

Tujuan membaca: membaca untuk informasi dan membaca untuk mengerti
Tujuan membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu membaca untuk mendapatkan informasi dan membaca untuk mendapatkan pemahaman. Membaca untuk ‘sekedar’ mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan membaca surat kabar, koran, majalah dan semacamnya. Pada media tersebut pengetahuan kita akan sesuatu adalah seimbang dengan topic yang dibicarakan, media tersebut hanya memberi kita informasi terkini pada suatu hal yang telah kita ketahui sebelumnya.
Berbeda halnya dengan membaca untuk mendapatkan pemahaman. Membaca untuk mendapatkan pemahaman bermula dari ketidaktahuan kita akan suatu hal, kemudian kita mencari literature tentang hal tersebut, kita menemukannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Dua prasyarat harus terpenuhi agar kita mendapatkan pemahaman dari apa yang kita baca. Pertama adalah penulis buku harus menguasai topic pembahasan daripada pembaca dan yang kedua adalah pembaca harus mempunyai bekal yang cukup untuk mencerna topic yang sedang dibahas.

Keberadaan seorang guru
Membaca merupakan kegiatan eksploratif. Jika mendengar adalah mendapatkan pemahaman dari penutur (guru) maka membaca adalah belajar tanpa guru. Komunikasi keduanya terjalin melalui media tulisan.
Jika kita sedang mendengarkan seorang penutur kemudian kita dapati hal-hal yang kurang jelas, maka dengan spontan kita akan bertanya padanya, dan ia akan menjawab. Tidak demikian halnya dengan aktivitas membaca buku. Apabila kita tidak mengerti akan suatu hal yang sedang kita baca, maka jawaban akan ketidaktahuan tersebut bergantung pada usaha kita untuk menemukan titik terangnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencari pada halaman lain di buku tersebut, membaca literature yang serupa dan yang terakhir adalah bertanya pada orang yang lebih paham.
Pengetahuan bermula dari aktivitas seseorang melihat gejala ketidakpahamannya ketika membaca suatu topic. Kemudian ia mencari tahu pada sumber lain, baik dari buku, jurnal, majalah ilmiah atau bertanya pada kepada yang lebih mengerti. Dari sinilah kehidupan dimulai. Ketika percakapan terjadi, masing-masing individu sudah memiliki bekal yang cukup untuk adu argument. Buku ini berupayan menuntun kita menjadi pembaca yang baik, yang menyiapkan bekal untuk mencari tahu hal yang belum diketahui.

-Wawan IM1-

0 komentar: