Sabtu, 31 Mei 2014

Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia


Judul Buku      : Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia
Penulis             : Prof. Dr. Raghib As-Sirjani
Penerbit           : Pustaka Al-Kautsar

Muqoddimah
            Jika kita mamasuki mesin waktu menuju kurun abad pertengahan sekitar abad ke-10 Masehi  dan terbang menyusuri kota-kota di dunia Islam dan di dunia Barat, kita akan tercengang melihat perbedaan besar antara kedua belahan dunia itu. Kita akan melihat satu dunia yang penuh dengan kehidupan, kekuatan, dan peradaban. Dan satunya dunia yang primitif, tak mengenal ilmu pengetahuan, dan peradaban.
            Lavis dan Rambou dalam buku sejarah mereka menjelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga abad ke-10 M merupakan negeri tandus, terisolir, kumuh, dan liar. Rumah-rumah dibangun dengan batu kasar tidak dipahat dan diperkuat dengan tanah halus. Rumah-rumahnya dibangun di dataran rendah, berpintu sempit, tidak terkunci, kokoh, dan dinding serta temboknya tidak berjendela.
            Wabah penyakit berjangkit menimpa binatang ternak yang merupakan sumber penghidupan satu-satunya. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik dari hewan. Kepala suku tinggal di gubuknya bersama keluarga, pelayan, dan orang-orang yang punya hubungan dengannya. Mereka berkumpul di sebuah ruangan yang besar. Di bagian tengahnya terdapat tungku yang asapnya mengepul lewat lubang tembus yang menganga di langit-langit.
            Mereka semua makan di satu meja. Majikan dan istri duduk di salah satu ujung meja. Sendok dan garpu belum dikenal. Majikan beranjak memasuki biliknya di sore hari setelah selesai makan dan minum. Meja dan perkakas kemudian diangkat. Semua yang ad adi ruangan itu tidur diatas tanah atau di atas bangku panjang. Senjata mereka ditaruh di atas kepala mereka masing-masing karena pencuri saat itu sangat berani sehingga orang selalu dituntut untuk selalu waspada dalam setiap waktu dan keadaan.
            Kala itu Eropa penuh dengan hutan belantara. Sistem pertanian terbelakang. Dari rawa-rawa di pinggiran kota, tersebar bau-bau busuk yang menyengat. Rumah-rumah di Paris dan London dibangun dari kayu dan tanah yang dicampur dengan jerami dan bamboo. Rumah-rumah tidak berventilasi dan tidak punya kamar yang teratur. Permadani belum dikenal. Dan mereka tidak punya tikar.
            Mereka tidak megenal kebersihan. Kotoran dan sampah dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau busuk yang meresahkan. Semua keluarga semua anggotanya tidur satu kamar, bahkan binatang piaraan dikumpulkan bersama mereka. Jalan-jalan raya mereka tidak ada saluran air. Tidak ada batu-batu pengeras dan lampu. Itulah Eropa saat itu.
            Tetapi di bumi lain. Cordoba, malam hari diterangi lampu. Pejalan kaki memperoleh cahaya sepanjang sepuluh mil tanpa terputus. Lorongnya dihiasi dengan batu ubin. Cordoba dikelilingi kebun hijau.
            Granada, Al-Hamra menjadi lambing keajaiban yang sempurna. Seville, 6000 alat tenun sutera. Penjuru kotanya dikelilingi zaitun maka disini terdapat 100.000 tempat pemerasan minyak zaitun. Bagdad, dibangun kota yang megah dengan saluran air yang mengalir ke seluruh rumah dan istana. Tempat mandi mencapai 60.000 buah dengan jembatan 30.000 buah. Masjid mencapai 300.000 buah. Dan penduduknya dipenuhi dengan ulama, sastrawan, dan filusuf.

            Inilah contoh jurang perbedaan antara peradaban dunia Barat dengan dunia Islam.  Peradaban Islam adalah peradaban yang sanggup menyelaraskan tiga elemen interaksi. Interaksi manusia dengan Tuhannya, interaksi manusia dengan manusia lainnya, dan interaksi manusia dengan alam sekitarnya, termasuk flora dan fauna. Kesemuanya menjadi cakupan peradaban Islam yang diatur sempurna di dalam Islam. Bukan peradaban Barat masa kini yang hanya tertumpu pada teknologi dan lingkungan, tetapi kehilangan unsure hubungan dengan penciptannya. Akhirnya kemajuan teknologi itu diiringi dengan kebimbangan hati atas tujuan dan makna hidup, berlaknya budaya free sex, minum minuman keras, berbaurnya laki-laki dan perempuan yang akhirnya menjadi satu ironi. Islam adalah peradaban gemilang yang cahayanya harus dipendarkan dan dipancarkan kembali dimasa ini dan masa depan.

image source: http://bppiuns.blogspot.com/2013/11/alhambra-warisan-agung-peradaban-islam.html

-Ikhsan IM1- 

0 komentar: