Sabtu, 31 Mei 2014

Menunda Kiamat


Kiamat adalah sebuah kejadian yang akan mengakhiri seluruh aktivitas kehidupan duniawi. Sebagai umat Islam meyakini bahwa kiamat pasti akan terjadi adalah sebuah kewajiban yang merupakan bagian dari iman. Keyakinan terhadap kiamat ini, tidak hanya terdapat di dalam ajaran agama Islam, tetapi juga terdapat di dalam ajaran Nashrani dan Yahudi. Mereka mengistilahkan hari kiamat ini dengan sebutan Armagedon. Hanya saja mereka menganggap berakhirnya dunia (kiamat) bukan berarti alam semesta ini akan dihancurkan, sebagaimana pandangan ajaran Islam. Ajaran mereka menganggap bahwa yang akan dihancurkan adalah orang-orang yang tidak taat pada Tuhan, sehingga dengan penghancuran tersebut, yang tersisa hanyalah orang-orang yang taat, sedangkan bumi akan tetap seperti apa yang dirasakan saat ini dan diganti dengan Firdaus (Pengawal: 2008,7).
Meskipun ajaran mereka (Nashrani) menganggap bahwa langit dan bumi tidak akan dihancurkan, namun pada ayat lain dalam kitab suci mereka, ada sebuah pernyataan dalam (Mazmur/102: 26-28) yang menyatakan bahwa sebenarnya bumi dan langit pada hari kiamat (armagedon) akan binasa (hancur), yang tidak akan hancur hanyalah Tuhan, namun tetap saja mereka enggan mengakui langit dan bumi akan binasa.
Melihat dari dua pandangan agama, Islam dan Nashrani, maka kiamat adalah keniscayaan yang pasti akan terjadi, dan kita sebagai umat Islam harus meyakini perihal kejadiannya. Kiamat merupakan rahasia terbesar ALLAH SWT yang tidak diketahui makhluk-Nya. Meskipun kita tidak dapat mengetahui kapan terjadinya kiamat, bukan berarti ALLAH akan mendatangkan kiamat tanpa ada sebuah peringatan terlebih dahulu. ALLAH pasti akan memberikan peringatan sebelum kiamat terjadi, sebagai bukti bahwa DIA adalah Dzat Yang Maha Bijaksana. Peringatan tersebut telah diinformasikan melalui Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW.
Tujuan dari peringatan tersebut adalah agar tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk mengelak dan berkelit. Adapun peringatan yang dimaksud adalah tanda-tanda kiamat. Tanda-tanda kiamat ini ada yang sudah terjadi, ada yang sedang terjadi (akan terus berlangsung), dan ada juga yang belum terjadi. Tanda-tanda yang sudah terjadi dan sedang terjadi termasuk ke dalam golongan tanda kiamat sughro (kecil).
Tanda kiamat sughro yang sudah terjadi diantaranya adalah wafatnya Rasulullah SAW, penaklukan Baitul Maqdis, penyakit mewabah, wafatnya para sahabat, terbunuhnya Umar bin Khattab, wafatnya Utsman bin Affan, Perang Shiffin, fitnah Tatar dan serangan Turki, serta munculnya para pengaku nabi.
Tanda kiamat yang sedang terjadi dan akan terus berlangsung (terjadi) sampai datangnya kiamat besar (kubro) menurut sebagian ulama disebut dengan tanda kiamat wustha (pertengahan). Tanda-tanda kiamat wustha antara lain: berlomba-lomba memperindah masjid, wanita berpakaian seperti telanjang, tidak ada imam sholat, meluasnya perdagangan, salam hanya kepada yang dikenal, dan putusnya silaturrahim, enggan mengajarkan ajaran Islam, munculnya para penjilat, tidak mengindahkan halal dan haram, memakan harta riba, hilangnya ilmu, banyak gempa dan pembunuhan, menyelewengkan amanah.
Apabila tanda kiamat sughro wustha sudah banyak terjadi dan berlangsung di hadapan kita, maka tunggulah tanda kiamat kubro. Adapun tanda kiamat kubro terdapat di dalam hadits Rasulullah SAW, yang artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi sampai sudah terjadi 10 tandanya: (1) matahari terbit dari sebelah barat, (2) munculnya dajjal, (3) munculnya awan, (4) munculnya binatang melata (yang dapat berbicara), (5) munculnya Yajuj dan Majuj, (6) Turunnya Nabi Isa bin Maryam AS, (7) terjadinya tiga gerhana bulan (bersamaan); gerhana di dataran Timur, Barat, dan di Jazirah Arab, (8) Api yang keluar dari sumur yang berada di negeri ‘And (salah satu kota di Yaman) yang biasa dipergunakan tempat istirahat para pedagang.” (HR.Ibnu Majah)
         Yang dimaksud dengan “Menunda Kiamat” disinilah adalah menunda kiamat tersebut sampai datangnya benar-benar sesuai dengan ketentuan dan kehendak ALLAH SWT. Bukan terjadi karena ulah manusia yang selalu mengingkari perintah-perintah ALLAH. Kita dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kiamat yang diinformasikan Rasulullah SAW. Bisa dikatakan, bahwa dari tanda-tanda kiamat wustha, 90% berhubungan dengan kemaksiatan, kezholiman, dosa, dan keingkaran hamba terhadap ajaran agamanya (Islam). Munculnya tanda kiamat wustha akan berdampak pada kemunculan tanda kiamat kubro. Karena tidak mungkin tanda kiamat besar akan muncul , bila tanda kiamat pertengahan belum sempurna kemunculannya. Oleh karena itu, terjadinya kiamat merupakan akibat, sebabnya adalah banyaknya manusia yang senantiasa mengingkari ajaran ALLAH dan Rasul-Nya.
           Karena kiamat adalah sebuah akibat, maka sebab terjadinya kiamat dapat kita ambil dari tanda-tanda kiamat wustha itu sendiri. Oleh karena kiamat merupakan akibat dari adanya sebab, maka kita harus dapat meminimalisir sebab-sebab itu terjadi. Dan yang dapat meminimalisir adalah kita, manusia. Kita harus dapat memulainya dari diri masing-masing, setelah itu didakwahkan kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan agar sebab-sebab terjadinya kiamat tidak terlalu cepat kemunculannya. Pesatnya kemunculan tanda kiamat wustha, berarti kemunculan tanda kiamat besar akan semakin cepat pula.
        Oleh karena itu, penundaan kiamat bisa dilakukan apabila kita mampu meminimalisir kemunculan terjadinya kiamat wustha. Caranya adalah dengan melakukan kebalikan dari tanda-tanda kiamat wustha tersebut, antara lain: mencari rezeki yang halal dan diberkahi, sholat berjamaah, mengenakan busana muslimah yang baik, mengucapkan salam kepada semua orang (muslim), tidak mengeksploitasi alam secaraF berlebihan.
            Untuk itu, bagi kita yang menginginkan terjadinya penundaan kiamat, maka segeralah untuk meredam hawa nafsu yang mengajak pada perusakan. Ingatlah satu hal, bahwa kita pasti akan kembali kepada ALLAH SWT, melalui kematian. Kematian itu sendiri merupakan awal dari alam akhirat . Bila perintah ALLAH SWT telah kita amalkan dan taati, tidak merusak alam, dan malah melestarikan alam, lalu ruh lepas dari raga, maka kematian merupakan awal dari kenikmatan di akhirat.
        Masih banyak lagi cara untuk menunda kiamat, intinya yaitu dengan melakukan sesuatu yang berlawanan dari tanda-tanda kiamat wustha.

sumber gambar: http://assunnahfm.com/wp-content/uploads/2012/05/Kiamat.jpg

Semoga Bermanfaat...

Resumed by: Ayu Afsari  >>>  Judul Buku: Menunda Kiamat, Penulis: Zaenal Mutaqin, Lc.

0 komentar: