Jangan
pernah mencintai seseorang yang tidak mencintai Allah. Jika Allah saja
ditinggalkan, apalagi hanya seorang dirimu?
(Imam
Syafi'i)
Buku ini
mengurai secara singkat berbagai kesulitan yang muncul di tahun-tahun awal
pernikahan. Pun dapat memperkaya khazanah keilmuan siapapun yang telah menikah
di atas jangka waktu sepuluh tahun.
Permasalahan
yang diangkat dalam buku ini diambil dari penelitian psikologi dan ilmu sosial
lainnya. Dengan solusi yang ditawarkan adalah menggunakan pendekatan agama dan
keilmuan.
Per-ni-kah-an
Betapa
indahnya pernikahan.
Tahun
pertama demikian manis dicecap. Air mata tumpah dipundaknya. Tawa merekah
bersamanya. Walau di saku dompet hanya tersisa receh, ada saja kebahagiaan
menanti.
Namun,
Iyakah
pernikahan hanya berisi manis dan terang benderang?
Ternyata
tidak.
Pernikahan
membuka seluruh jati diri pasangan dan jati diri kita pribadi. Dalam kejujuran
hari-hari tanpa topeng, terlihat dia tak segagah raja di pelaminan. Dalam
keseharian, dia tak seanggun ratu di pesta pernikahan. Kecewa, marah, jengkel,
gusar, lelah, sedih, segala macam rasa negatif muncul bergantian. Bahkan
sebagian menyimpan bertumpuk tumpuk pikiran untuk diledakkan suatu saat.
Buku ini
hadir dan berusaha mengupayakan solusi-solusi dalam pernikahan. Terdiri dari
tiga bab pembahasan: pre-wedding, honeymoon and sex, dan post wedding.
Tidak banyak
pembahasan dalam buku ini. Namun cukup detail dalam menguraikan permasalahan
yang hadir dalam kehidupan pernikahan. Dibahas dari pemilihan jodoh,
permasalahan dengan keluarga, karier dan rencana masa depan, mahar,
pernak-pernik pernikahan beserta biayanya, pendidikan seks, rumah tinggal
setelah menikah, anak, sampai me-time saat berumah tangga.
Ada bagian
yang paling saya suka dibuku ini: Saat hidup membutuhkan petualangan. Dan
pernikahan seharusnya menjadi ajang kebersamaan untuk menuntaskan masalah
masing-masing pihak. Lalu disini dijelaskan tentang saling memahami dan
mendukung antara satu dengan yang lainnya. Sehingga tidak ada keegoisan semata
diantara keduanya.
Ada pula
penjelasan tentang masa depan disertai contoh nyata. Yang ternyata semua hal
mengenai pernikahan harus dipersiapkan dengan perencanaan masa depan.
Termasuk
permasalahan manajemen keuangan. Yang ternyata masalah ini menduduki peringkat
pertama dalam permasalahan rumah tangga. Oleh karena itu, masalah keuangan
sesungguhnya harus terbuka sejak awal pernikahan. Dan kejujuran, keterbukaan,
komitmen, serta berbagi tanggung jawab harus mewarnai sepasang suami istri.
Pun ada pula
stabilisator. Penjelasan permasalahan suami istri saat masalah-masalah
kehidupan itu hadir. Yang bahkan masalah sepele bisa jadi boomerang kehidupan
rumah tangga jika tak mampu menyelesaikannya.
"Lelaki
menikah, berharap pasangannya tak pernah berubah. Perempuan menikah, berharap
pasangannya tidak pernah berubah. Sayangnya, kedua belah pihak pasti
kecewa."
(Albert
Einstein)
Judul buku:
Psikologi Pengantin
Penulis:
Sinta Yudisia
Penerbit:
Indiva
Jumlah hal:
200
Peresume:
Amrina Anggrarini
0 komentar:
Posting Komentar