Bagian 13: Disiplin
Apa yang terbayang di kepala kita begitu mendengar
kata Disiplin? Sekelompok orang mengatakan disiplin berarti semuanya diatur,
menghambat kebebasan, ada pemaksaan, ada beban, itu sulit, dan butuh usaha
keras. Benarkah demikian?
Kita banyak beranggapan disiplin itu sangat sulit
karena kita tidak mengetahui manfaatnya. Kita hanya menyimpulkan bahwa disiplin
adalah beban padahal disiplinlah yang membuat orang sukses dan hanya
disiplinlah yang bisa membuat hidup kita menjadi lebih indah. Gimana caranya?
Kalau kita keras pada diri kita sendiri (disiplin), maka dunia akan lunak
kepada kita dan sebaliknya. Contohnya kalau kita keras untuk selalu olahraga
setiap hari maka pasti kita tidak mudah terserang penyakit. Coba saja jika kita
lunak dengan diri kita dan tidak pernah mau olah raga maka pasti tubuh kita
mudah terserang penyakit. Bagaimana caranya agar kita bisa disiplin? Pertama,
dari dalam diri sendiri. Kita harus punya visi, mimpi, dan cita-cita.
Dengan ketiga hal tersebut kita mempunyai tujuan
sehingga bisa mendisiplinkan diri kita sendiri. Bukankah semua orang sukses
diawali dengan kebiasaan disiplin mereka?. Kedua, dari lingkungan. Misalnya lingkungan di Singapura yang
rata-rata orangnya disiplin, maka jika ada orang Indonesia berada disana lambat
laun akan menjadi disiplin karena selain malu juga pasti tanpa sadar lingkungan
akan membentuknya. Pernahkah berpikir kenapa orang Singapura, Malaysia, Korea,
dan Jepang dikenal lebih disiplin daripada kita? Jawabannya simpel, ini semua
karena mereka dikenal negara miskin SDA, tetapi kemiskinan itu yang membuat
mereka bangkit dan juga didukung dengan aturan main yang diciptakan
pemerintahnya. Sedangkan kita terlena dengan kekayaan yang berlimpah. Masih
ingatkan lagu “ Bukan Lautan hanya kolam susu” yang ada lirik “Orang bilang
tanah kita tanah surga, tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman”. Itulah gambaran
kita sebgai bangsa Indonesia.
Apakah untuk mengubah budaya tidak disiplin ini
memerlukan waktu yang lama? Sebetulnya
tidak terlalu lama asalkan kita tahu bagaimana caranya. Tapi disinilah letak
permasalahannya kita sering kali tidak tahu caranya. Sebenarnya jika ingin
disiplin hendaknya kita punya mimpi, tetapi masalahnya bangsa kita ini adalah
bangsa yang miskin “cita-cita” sehingga kita tidak bisa disiplin. Bukankah
disiplin adalah konsekuensi dari sebuah mimpi? Oleh karena itu, mari kita miliki
mimpi untuk diri sendiri dan Indonesia tentunya. Tidak harus mimpi besar, tidak
juga harus punya pendidikan tinggi untuk bermimpi. Cukup mulai dari mimpi-mimpi
kecil tapi kuat. Sehingga dengan itu kita bisa menciptakan jiwa dan lingkungan
disiplin.
Kategori
: Buku Nonfiksi
Judul : Cherish Every Moment
Penulis
: Arvan Pradiansyah
Penerbit
: PT Elex Media Komputindo
Tebal
buku : 322 hal
By Mela Azizah IM1
0 komentar:
Posting Komentar