Berbicara tentang
Anies Baswedan, memang tidak akan jauh-jauh dari bidang pendidikan. Di usia
muda, Anies menjadi rektor Universitas Paramadina (halaman 113). Ini menjadi
rekor, karena ini membuktikan Anies sebagai rektor termuda. Meski dianggap
orang baru dan baru selesai kuliah, ternyata Anies mampu dan malah membuat
keputusan dan kebijakan positif yang bisa disebut sebagai prestasi selama
menjadi sebagai rektor. Salah duanya Anies membuat mata pelajaran anti korupsi
dan membuat beasiswa Paramadina Fellowship.
Anies juga terkenal sebagai
penggagas Gerakan Indonesia Mengajar dan Gerakan Turun Tangan. Gerakan Indonesia Mengajar adalah gerakan
yang bertujuan mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah terkecil, menarik
minat lulusan terbaik perguruan tinggi untuk mengajar, membangun jaringan
peningkatan pendidikan di daerah, dan
meningkatkan kualitas pengajaran di Sekolah Dasar. Gerakan ini sangat
diapresiasi dan diminati oleh banyak anak muda Indonesia, buktinya pada 10
November 2010, diberangkatkan angkatan pertama Pengajar Muda yang terseleksi
dengan total 51 sarjana muda yang disebar ke lima propinsi di Indonesia
(halaman 61).
Anies mengakui bahwa gerakan ini
bukan murni gagasannya, karena dia pun terinspirasi dari pendahulunya di UGM
yaitu Prof. Dr. Koesnadi Harjasoemantri yang membuat Pengerahan Tenaga
Mahasiswa (PTM) di tahun 1950. Karena menganggap gagasan PTM ini sangatlah
bermanfaat, karenanya Anies meneruskan dengan membuat GIM dan angkatannya terus
berlanjut hingga sekarang dan semakin luas jangkuan daerah terpencil yang
didatangi.
Di bawah naungan GIM ada gerakan lain yaitu gerakan Indonesia Menyala
dan Kelas Inspirasi. Gerakan Indonesia Menyala adalah gerakan yang menyalurkan
buku-buku untuk daerah terpencil. Sedangkan Kelas Inspirasi adalah gerakan yang
mengajak para profesional untuk menginspirasi anak-anak sekolah dasar selama
sehari. Tujuannya adalah agar anak-anak SD mengetahui ada banyak jenis
pekerjaan di dunia ini, dan membiarkan mereka bermimpi akan menjadi apa nanti.
Anies berharap Gerakan Indonesia
Mengajar ini menjadi salah satu jalan untuk lahirnya anak-anak atau generasi
Bangsa yang lebih cerdas dan bermanfaat bagi negara nantinya, layaknya Adrianus
Mooy yang dulu menjadi murid-murid pengajar Pengerahan Tenaga Mengajar-nya
Prof. Koesnadi. Selain itu juga menjadi sarana bagi generasi muda para sarjana
tidak sekadar urun angan namun juga turun tangan. Karena menurut Anies, “Tak ada
gunanya mengutuk kegelapan, karena kita bisa menyalakan cahaya kecil, meski itu
hanya satu lilin (halaman 192).”
Beberapa hal yang berkaitan dengan
pendidikan di atas membuktikan bahwa Anies sangat mencintai dunia pendidikan.
Karenanya, memang tidak salah jika Anies menjadi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Meski, hanya menjabat selama 20 bulan. Namun, Anies melakukan
banyak hal yang membuat orangtua, guru bahkan para murid mengakui kemampuan
Anies menjadi mendikbud. Di antaranya, dihapusnya MOS perploncoan dan kekerasan
di sekolah, dihapusnya nilai UAN sebagai tanda kelulusan, dan juga gerakan
mengantar anak ke sekolah yang mengingatkan para orangtua untuk tidak lupa
bahwa anaknya sedang masa sekolah dan juga membuat orangtua lebih mengenal
sekolah dan guru-guru anaknya.
Begitulah Anies, ingin agar guru di
VIP-kan. Karena, siapalah kita tanpa seorang guru? Tidak ada Direktur, CEO,
bahkan Presiden hari ini, jika dulu
tidak pernah ada seorang guru yang mengajarnya. Karena jasa-jasanyalah, guru
harus diistimewakan. Seperti pertanyaan Kaisar Jepang pasca Jepang dikoyak bom
atom (halaman 170), “Berapa jumlah guru yang masih hidup?” Hal ini menunjukkan
bahwa Kaisar Jepang sangat menghormati dan membutuhkan seorang guru untuk
kebangkitan negaranya. Karenanya, Anies pun pernah mengatakan, “Kalau kita mau
memajukan bangsa ini. Majukan kualitas manusianya.”
Anies terlahir dari keluarga
pendidik, bahkan ibunya seorang guru besar di UNY. Ayahnya, pernah mendapat
kesulitan dalam mengurus penuntasan kepegawainnya yang telah mengajar selama 25
tahun (halaman 140), bahkan sampai pensiun tidak jelas urusannya. Ini membuat
Anies mengupayakan ketika menjadi Mendikbud, membuat peraturan agar
administrasi guru tidak perlu ribet, karena guru harus harus sejahtera dan
diistimewakan (halaman 172).
Buku yang terdiri dari dua bab, yang
dirangkai dari kisah dan surat pendek nan inspiratif tentang dan dari Anies ini
sangatlah wajib dibaca oleh anak muda Indonesia. Karena, sosok Anies layak
diteladani oleh generasi muda. Selamat membaca!
Judul : Anies;
Tentang Anak Muda, Impian dan Indonesia
Penulis : Syafiq
Basri
Editor : Teguh
Afandi
Penerbit
: Noura Books
Tahun Terbit
: Pertama, Desember 2016
Jumlah Halaman
: 200 halaman
ISBN :
978-602-385-032-7
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso
0 komentar:
Posting Komentar