Buku ini
tamat saya baca dalam waktu 2 hari di sela-sela mengisi hari libur. Belakangan
ini saya memang sedang memburu karya Orizuka, gara-gara membaca buku
tetraloginya 4R, meskipun sejujurnya saya belum banyak baca karyanya, malah
dulu mikirnya kalau Orizuka ini penulis Jepang dan ternyata saya ketipu sama
nama pena-nya.
Bab awal
novel ‘Apapun Selain Hujan’ bercerita tentang seorang tekwondoin yang tanpa
sengaja ‘membunuh’ lawannya di arena pertandingan. Saya senang dengan BAB awal
yang menyentak seperti ini, to the point pada permasalahan
tokoh utama dan tentu saja bikin penasaran. Bagaimana ‘dia’ akan menjalani
hidupnya? Apalagi lawannya tersebut adalah sahabat terbaiknya.
Kejadian itu
berlangsung saat hujan, mungkin karena itu judul novel ini menjadi “Apapun Selain Hujan”. Setiap hujan Wira (si
tokoh utama) selalu teringat sahabatnya Faiz, yang mati di tangannya. Alhasil
setiap hujan datang Wira selalu merasa mual, trauma, dan mengingatkannya
tentang luka dalam tersebut.
Dalam novel
ini, tokoh utama digambarkan dengan sangat kuat, dalam arti saya sebagai
pembaca seakan mengerti gimana perasaan Wira. Memutuskan untuk melarikan diri,
pergi sejauhnya, meninggalkan mimpinya barangkali menjadi sesuatu hal yang
wajar dilakukan. Tentu saja Wira memiliki alasan yang kuat untuk itu.
Kepribadian
Wira juga berubah drastis sejak kejadian itu, menjadi tertutup, penyendiri, ia
juga membatasi diri dalam berteman. Sampai akhirnya ia dipertemukan seorang
gadis yang sama-sama tekwondoin, bernama Kayla. Nah, di novel ini Kayla
digambarkan tipe cewek tekwondoin yang sangat percaya diri, berani menyerang
duluan dalam artian suka kasih kode-kode ke Wira. Menurut saya itu perpaduan
karakter yang pas dan bikin tulisannya jadi semakin manis dan romantis.
Kehadiran
Kayla dalam kehidupan Wira membuka sedikit demi sedikit luka dalam Wira,
tentang cinta pertamanya, tentang impiannya, tentang hujan, tentang masa lalu
yang susah payah ingin dilupakan, tentang persahabatan. Nah, kalau saya ambil
kesimpulan dari novelnya bisa ditarik benang merahnya, sejauh apapun kita ingin
melupakan masa lalu, sepahit apapun masa lalu, kita tidak akan pernah bahagia
kalau kita tidak bisa berdamai dengannya. Karena kita ada sekarang, atas jasa
masa lalu kita.
Kira-kira itu
pelajaran yang saya dapatkan saat membaca buku ‘Apapun Selain Hujan’
Meskipun
alurnya terkesan lambat tapi saya sangat menikmati gaya tulisan Orizuka, dia
meracik tulisan yang mudah dipahami, menampilkan karakter terbaik, karakter
pendukung juga tidak sekadar numpang lewat atau tempelan saja tapi ada humor di
dalamnya. Untuk idenya sendiri, meskipun sudah banyak novel tentang hujan
tapi saya sangat terhibur dengan cara Orizuka bercerita dan novel ini sukses
bikin saya baper.
Nah, buat
temen-temen yang suka novel romance. Saya rekomendasikan novel-novel karya
'Orizuka'
\o/
Salam,
Judul Buku
: Apapun Selain Hujan
Penulis
: Orizuka
Penerbit
: Gagas Media
Tahun Terbit
: 2016
Jumlah
Halaman : 288 halaman
0 komentar:
Posting Komentar