Mayoritas kaum muslimin pada hari ini terjebak diantara dua sikap yang
kontradikrif terhadap Rasulullah, ada yang berlebih lebihan terhadap Beliau
bahkan sampai terseret ke dalam perbuatab syirik dan ada pula yang memandang
remeh kedudukan Beliau sebagai utusan Allah SWT.
Buku kecil ini hadir sebagai upaya memperkenalkan biografi dan seluk
beluk kehidupan Rasulullah. Kehidupan Rasulullah SAW adalah sebagai penuh
tauladan bagi umat, acuan dakwah sekaligus peduman hidup. “ Dan sesungguhnya
engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung”(Al-Qalam:4).
Kita akan mengadakan kunjungan istimewa, mengunjungi Rasulullah SAW di
rumah beliau melalui untaian kata dan kalimat. Seiring dengan pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan, banyak literatur-literatur yang dibaca kaum muslimin, mereka
dapat dengan mudah mengunjungi Timur dan Barat melalui buku-buku,
tulisan-tulisan dan film. Penulis mengingatkan kita akan kunjungan syar’i ke
rumah Rasulullah SAW dari pada mereka.
Rasulullah SAW sendiri menegaskan bahwa mencintai beliau termasuk salah
satu sebab mendapat manisnya iman. Perjalanan menuju rumah Rasulullah SAW
merupakan sebuah perjalanan yang sarat ibrah dan pelajaran, penuh teladan yaitu
perjalanan melalui kitab-kitab dan riwayat-riwayat dari lisan para sahabat.
Rasulullah menetap di kota Mekkah selama lebih kurang sepuluh tahun
setelah itu hijrah ke Madinah. Mengunjungi kota Madinah, maka akan terlihat
gunung Uhud yang dikatakan Rasulullah SAW “ ini adalah gunung yang mencintai
kami, dan kamipun mencintainya (Muttafaq ‘alaih).
sebelum memasuki kediaman Rasulullah SAW, sejenak kita melihat
bangunannya. Sebuah bangunan kecil yang sangat sederhana yang sangat zuhud
terhadap dunia. Beliau tidak menoleh pandangan pada kemewahan dan gemerlapan
harta benda dunia. Yang menjadi penyejuk mata hati beliau hanyalah ibadah
sholat.
‘ Aku tak tertarik dengan dunia! Kehadiranku di dunia hanyalah bagaikan
seorang pengendara yang tengah berjalan
di panas terik matahari, lalu berteduh di bawah naungan pohon beberapa saat,
kemudian segera pergi dan meninggalkannya (untuk kembali melanjutkan
perjalanan). (HR. At Tirmidzi).
Saat memasuki rumah beliau, terlihat kamar-kamar yang sederhana,
dibangun dari pelepah kurma dan polesan tanah, sebagian lagi dengan batu yang
di tata sedemikian rupa. Langit- langit rumah tersebut dapat dijangkau dengan
tangan. Kesederhanaan itu penuh dengan cahaya keimanan dan ketaatan dengan
wahyu dan risalah ilahi.
Sahabat yang melihat langsung Rasulullah SAW menceritakan agar kita
seolah-olah melihat beliau. Al-Bara bin Azib menuturkan” nabi adalah seorang
yang sangat tampan wajahnya, sangat bagus postur tubuhnya, beliau tidak
jangkung dan tidak pula pendek.” (diriwayatkan oleh al- Bukhari).
Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut. Kepedulian beliau
terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan intelektualitas dan
pemahaman mereka di dalam berkomunikasi, hal itu menunjukkan beliau adala
seorang yang sangat penyantun lagi sabar.
Rasulullah SAW biasa minum dengan sebuah gelas terbuat dari kayu yang
tebal dan disepuh denga besi. Dengan gelas itu Rasulullah biasa meminum air,
Nabidz, madu dan susu.
Beliau juga sangat setia menjaga hubungan tali silaturrahim dengan
karib kerabat. Khadihah melukiskan sifat beliau dengan ucapannya “ Engkau adalah
seorang yang suka menyambung tali silaturrahim dan selalu berkata jujur”. Betapa
besarnya kecintaan Rasulullah kepada karib kerabatnya, beliau mendakwahi,
membimbing, serta menyelamatkan mereka dari api neraka. Beliau begitu tabah
dalam menghadapi segala macam kesulitan untuk itu. Saat berusia 7 tahun beliau
menziarahi makam ibunya.
Aktivitas Rasulullah SAW, tidak ada satu perkarapun yang melalaikan
Rasulullah dari beribadah dan berbuat ketaatan. Beliau segera menyambut seruan
adzan dan meninggalkan segala aktivitas duniawi.
Dalam aktivitas terhadap makanan, beliau memakan apa yang disajikan,
beliau tidak menolak makanan yang dihidangkan dan tidak mencari-cari apa yang
tidak tersedia.
Rasulullah adalah seorang yang banyak berdoa, memohon dan menunjukkan
ketergantungan kepada Allah. Beliau senantiasa berdoa dalam keadaan
lapangmaupun sempit. Saat perang Badar, beliau berdoa kepada Alla SWThingga
selendang beliau jatuh dari kedua pundaknya.
Dipenghujung kunjungan, Rasulullah
SAW memiliki hak yang wajib ditunaikan untuknya. Supaya menyempurnakan
kebaikan yang kita peroleh.
Perpisahan, kita akan bertolak meninggalkan rumah yang dibangun di atas
pilar-pilar iman dan ketaatan. Tinggalllah sunnah Rasulullah SAW dalam
genggaman kita, sebagai rambu kehidupan yang menghendaki keselamatan dan
sebagai pedoman bagi yang menghendaki hidayah.
Judul buku: Sehari Di Kediaman Rasulullah
Penulis: Abdul Malik Bin Muhammad Al-Qasim
Penerbit: Darul Haq
Halaman: 126
Peresume: Belia Laksmi Masril
24 Februari 2017
0 komentar:
Posting Komentar