Sabtu, 17 Oktober 2015

Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990

 Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990Judul : Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Mizan
Halaman : 332


Kali ini saya mau meresume novel cinta-cintaan remaja. Judulnya adalah “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990” yang ditulis oleh Ayah Pidi Baiq. Novel ini ringan, karena kalimat yang dipakai adalah bahasa kita sehari-hari. Secara garis besar, novel ini berisi percintaan dan konflik yang dialami oleh remaja SMA. Cover novel ini berwarna biru, simple dan yang paling greget adalah Ayah Pidi menggambarkan seperti apa karakter dalam buku dengan baik.

Novel ini bercerita tentang Milea, yang sudah bersuami dan mempunyai seorang anak. Ketika malam itu, dia sedang bernostalgia tentang masa SMA-nya di Bandung tahun 1990. Milea sangat mencintai dan memuja sosok Dilan, anak berandalan yang suka berkelahi dan ikutan komunitas geng motor. Saat itu Milea sendiri sudah punya pacar yang berada di Jakarta. Tetapi, setiap perbuatan Dilan mampu membuat Milea meleleh karena Dilan mati-matian mengejar Milea, sehingga suatu insiden membuat Milea memutuskan pacarnya dan akhirnya mau sama Dilan. 

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990)

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990)

Ayah Pidi berhasil membuat para wanita ingin mempunyai Dilan dalam hidupnya dan jujur saya pun mau punya pacar seperti Dilan. Dilan itu sederhana, tetapi kesederhanaannya mampu menghasilkan sesuatu yang mewah dan Dilan tidak pernah memberi janji, dia selalu membuktikan sikapnya dengan khas seorang laki-laki yang berkomitmen.

Suatu ketika Milea sedang ulang tahun, Dilan memberi Milea sebuah kado, dan kado itu berisi TTS yang dengan sengaja sudah diisi oleh Dilan, katanya biar Milea gak pusing mikirin jawabannya atau saat Milea sedang sakit, Dilan gak jenguk membawa buah atau bunga, tetapi membawa tukang urut supaya Milea sembuh. Dilan digambarkan sebagai sosok yang pintar walau dia nakal, ada satu kalimat Dilan, yang menurut saya lucu ketika Milea menyebut Dilan seorang berandalan, yaitu : “Dengar ya Lia, senakal-nakalnya anak geng motor, mereka tetap sholat saat sedang praktik pelajaran agama”.

Saking cintanya pun Dilan dengan Milea, pernah saat itu Milea ditampar oleh teman Dilan karena Milea terlalu ikut campur urusan Geng motor Dilan. Dilan berkelahi dengan sahabatnya itu, sampai Dilan di skors dari sekolah, dan Dilan Cuma menjawab “Denger ya semuanya, pak sekolah berani tampar dia (sambil nunjuk Milea). Aku akan bakar sekolah ini”. Atau saat Dilan cemburu karena Milea banyak yang suka Dilan pun hanya berkata : “cemburu itu cuma untuk orang yang gak percaya diri. Tapi aku sedang gak percaya diri, besok juga gak, besoknya lagi juga gak. He he he.” 

Dan masih banyak lagi kalimat Dilan untuk Milea yang lucu dan romantis, kisah di buku ini seputar kehidupan cinta mereka berdua, banyak yang bertanya apakah Dilan itu sebenarnya Pidi Baiq, tetapi Pidi Baiq selalu bungkam dan cuma senyam-senyum setiap ditanya seperti itu. Banyak juga yang berharap bahwa Dilan di film-kan, dan Pidi Baiq dengan santai selalu menjawab : “Aku tak mau, biarkan Dilan dan Milea indah hanya dalam kata-kata”. Buku ini sendiri adalah buku pertama dari 5 buku yang ada (kata penulisnya seperti itu). Walau tergolong novel remaja, menurut saya novel ini cukup mahal, tetapi sekali lagi novel ini pantas untuk dibeli dan dijadikan koleksi.

Disini penulis dengan pasti menggambarkan cinta yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan anak remaja dan benar-benar nyata, tidak ada romantisme berlebihan, karena kenyataan akan cinta pun juga digambarkan pahit di buku ini. Jadi, menurut saya, kalau mau baca novel ringan yang menghibur, novel ini sangat cocok dibaca sambil minum the di sore hari! Sekian resume saya kali ini, wassalamualaikum.

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca.

0 komentar: