Senin, 03 Juli 2017

Cinta di dalam Gelas

Hasil gambar untuk Cinta di dalam Gelas Andrea Hirata

Sacrifice, honestly, freedom. Tiga kata ini bagaikan peluru yang langsung membidik jiwa karena amunisinya berisi keyakinan, kejujuran dan kebebasan hingga membuat ia kuat, percaya diri dan teguh. Dialah Maryamah, di usia 14 tahun ia memutuskan menjadi tulang punggung keluarga. Keputusan tersebut ia ambil semenjak ayahnya Zamzami meninggal. Baginya sekolah adik-adiknya lebih penting untuk diperjuangkan, jangan sampai berhenti sekolah seperti dia. Biarlah ia yang putus sekolah. Namun citacitanya tetap lestari bak pohon yang berbunga, kemudian berbuah. Citacita membahagiakan keluarga, dan citacitanya untuk pintar berbahasa asing.

Kantor pos awal mula pertemuan mereka. Maryamah dan Ikal. Pertemuan yang membuat mereka tahu satu sama lain. Tentang sacrifice, honestly, dan freedom. Perjumpaan yang menuai citra, citra akan harga diri, citra akan kemenangan, dan citra akan persaudaraan. Tak heran hal-hal itulah yang menjembatani Maryamah menjadi Maryamah Karvop. Menjadi perempuan pertama yang mengilhami perempuan-perempuan lainnya untuk berdiri di depan bersama kawan lainnya yang disebut laki-laki.

Kalo menurut Ikal Maryamah itu semacam bakat yang terlambat diketahui. Jadi turnamen itu semacam late debut bagi Maryamah. (h. 179). Memang turnamen apa? Jawabannya ada di Cinta di dlm Gelas, Andrea Hirata.

Mateng, mateng banget Andrea mengilhami pembaca. Itu menurut saya sebagai perempuan hehe yang merasa bahwa Maryamah telah mewakili inspirasi itu bagi saya. Di saat awal terjun ke dunia mendulang timah kepercayaan dirinya terkuak dari tiga kata ajaib itu. Sekaligus sebagai kunci keyakinannya. Hutan ia jamahi demi mendapatkan timah. Rasa takut ia kantongi dulu demi keluarga. Bak mengundi nasib ia mencangkulcangkul tanah berlumpur, entah berapa dalam telah ia korek itu tanah lumpur namun si timah rupanya masih mengintipngintip, rupanya mau main kucingkucingan tu timah. Akhirnya dapat nggak yah tu timah sama Maryamah?

Come on, mengalah, putus asa, menyerah bukan tipe Maryamah sekali itu (pake logat Belitong). Hidup telah memuntahkan berjutajuta perih pada dirinya. Mulai dari kematian ayahnya, disusul sekolahnya yang out, belum lagi menjadi tulang punggung keluarga dengan berbagai resiko yang memedihkan sekaligus membuat ia menjadi kian tak gentar. Bahkan pernikahannya pun berujung tragis. Dan pada akhirnya, atau puncaknya ibunya meninggal dunia. Jika memang ia menyerah mungkin nama Karvop belum tentu ia akan sandang. Ikal, Giok Nio, Detektif M. Nur, Selamot, si preman cebol dan Ninocka Stronovsky, tak ketinggal paman Ikal adalah orangorang yang telah dibuatnya bangga. Yang membawa mereka pada tingkat angkasa yang paling tinggi. Itulah sang maestro baru Maryamah Karvop.

Judul                            : Cinta di dalam Gelas
Penulis                         : Andrea Hirata
Penerbit, th. Terbit       : Bentang, Juni 2010
Hal                               : 270 hal.
Resume                        : Isaimamiqi
ISBN                            : 978-602-8811-09-5



0 komentar: