Minggu, 24 Agustus 2014

Tiada Daya, Maka Berjaya



Kategori               : Buku
Judul                     : Lapis-Lapis Keberkahan
Penulis                 : Salim A. Fillah
Penerbit              : Pro-U Media
Tiada Daya, Maka Berjaya

Kisah ini tentang kesabaran seorang lelaki sekaligus nabi dalam mengemban tugas dakwah.
Yunus ibn Mata namanya. Telah habis kesabarannya mengajak kaumnya untuk meninggalkan berhala-berhala dan menyembah Allah semata. Tetapi hanya tertawaan, makian, dan penolakan yang ia dapati. Maka ia pergi meninggalkan negerinya, Ninawa, dengan marah dan mengancam kaumnya dengan azab Allah sebagaimana yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, dan Luth.
Dia pergi sebelum waktunya, sebelum ada perintah Allah untuk berhenti. Maka dengan kasih sayang-Nya, Allah mendidik Yunus untuk sabar dengan cara lain, yaitu musibah. Yunus pergi dari negerinya dengan menumpang sebuah kapal yang menemui badai di tengah lautan. Ada yang berkeyakinan harus ada seseorang yang dipersembahkan pada penguasa lautan. Akhirnya mereka mengundi dan muncullah nama Yunus sebanyak tiga kali sebagai persembahan. Berlakulah ketetapan Allah. Yunus dilahap seekor ikan dan berada dalam kegelapan dalam waktu yang lama.
Di antara hikmah yang selalu melekat dalam setiap musibah adalah pertanyaan “Apa kesalahanku sehingga cobaan ini menimpa?” Dr. ‘Abdul Karim Zaidan dalam Al-Mustafad min Qashashil Qur’an mengatakan “Allah menciptakan manusia dengan menggariskan baginya bahwa berbuat keliru dan jatuh dalam kesalahan adalah perkara yang mungkin, bahkan niscaya.” Tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah juga membuka pintu maaf selebar-lebarnya.
Demikianlah Yunus. Dalam kegelapan, ia menangisi kelemahannya, mengakui kesalahannya, ketidakberdayaannya, ketidaksabarannya, seraya berdoa “Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin. Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-Anbiyaa: 87)
Berkaca pada doa Yunus, sederhana tetapi bermakna sangat dalam. Menurut Ibn Taimiyah “Doa Yunus ‘alaihissalam adalah di antara seagung-agung doa di dalam Al Qur’an.” Merendah mengakui keagungan Allah dan mengakui kelemahan diri. Dia hanya mengakui kelemahannya dan Allah memberikan pertolongan-Nya.
Seketika Yunus dikeluarkan dari perut ikan dan terdampar di tepi laut yang ditumbuhi dengan tanaman dari jenis labu. Keadaanya lemah. Ketika ia sadar, ia menggapi buah tanaman tersebut dan memakannya sehingga keadaanya membaik. Setelahnya, ia berazam untuk tetap istiqomah dalam berdakwah. Ketika ia kembali ke Ninawa, betapa takjub dan bersyukurnya ia mengetahui bahwa seluruh kaumnya telah beriman kepada Allah.
Itulah Yunus ‘alaihissalam, yang doanya tidak hanya menjadi keselamatan baginya tapi juga menjadi hidayah bagi banyak orang. Dakwahnya berjaya di saat dirinya tak berdaya. Betapa luar biasa kekuatan doa, doa sederhana yang diucapkan dengan kesungguhan hati, dengan mengagungkan Allah dan mengakui kelemahan diri. Ira_IM2

0 komentar: