Senin, 31 Oktober 2016

Ku Melangkah dengan Bismillah


Bila selangkah kudatang padamu, seribu langkah kau datang padaku
Subhanallah! Ini kisah yang manis, penuh kejutan yang mengelitik. Novel fiksi remaja ini dikemas dengan bahasa yang mengalir, dan sangat renyah. Mungkin pemulis ingin menyajikan bagaimana hidayah datang tanpa diduga dan di mana.

Berkisah tentang seorang gadis yang dijuluki ‘preman jalanan’ bernama Luna. Karena kepiawaiannya dalam berkelahi menobatkannya menjadi pemimpin pencopet. Begitupun dengan ayahnya. Tapi ayahnya sudah berubah semenjak istrinya meninggal.

Julukan ‘preman jalanan’ itu tidak serta merta ia dapatkan. Bisa diakatakan julukan itu adalah diwariskan oleh ayahnya. Sampai ketika Luna berada di titik jenuh dalam kehidupan mencopetnya. Ia jadi terus menerus menyalahkan ayahnya dan tidak percaya akan agamanya sendiri. Luna menganggap semua ini salah ayahnya hingga dililit hutang sampai ia menjadi seorang yang sangar, suka berkelahi dll.

Bagi Luna, islam itu sangat tabu dan menakutkan. Meski ayahnya kini telah berubah dan selalu menyuruhnya ikut berubah. Ia selalu menggubrisnya. Sampai ia bertemu dengan seorang gadis berjilbab panjang bernama Ani.

Berawal dari pertemuannya di jembatan lintasa  busway. Di saat gadis berjilbab itu seperti sedang sakit dan hampir roboh, namun masih menyempatkan diri untuk bersedekah. Hingga keheranan Luna ketika gadis itu terjatuh kesakitan namun tidak mau menerima bantuan dari para lelaki yang mendekatinya. Ani inilah yang telah mengetuk pintu hatinya.

Ani telah mengajarkan segalanya kepada Luna, tentang mahram, menjawab salam, belajar shalat, membaca al-qur’an dll.  Yang mana hal itu merubah hati Luna sedikit demi sedikit.

Bukan manusia namanya jika tidak diuji oleh Allah. Malaikat saja diuji. Allah memberikan ujian kepada Luna yakni dengan mengambil sesuatu yang berharga dikehidupannya ayahnya meninggal. Pada saat itu runtuhlah semua topangan hidup Luna. Tapi Allah memberi pertolongan menyelamatkan kehidupan Luna dengan jalan Ani. Serta teman ayahnya yang dengan suka rela membayar semua hutang ayahnya. Subhanallah begitu banyak pertolongan Allah bagi hambanya yang ingin bertobat. Melihat orang-orang baik disekelilingnya dan bukan teman premannya Luna bertekad akan berubah.

Dan sebaik baik perhiasan adalah wanita yang sholehah

Setelah ayahnya meninggal, Luna tidak lagi mengikuti teman-teman premannya. Kini Luna bekerja menjadi OB di kampus Ani, karena kebetulan yang punya kampus itu adalah kakanya Ani.

Perumpamaan teman yang shalihah dan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Jika kita berteman dengan penjual minyak wangi engkau akan mendapat wanginya begitupun sebaliknya.

Seperti iulah jasa Ani, melembutkan hati luna yang sempat membeku dan lebih keras dari baja. Sejak mengenal Ani, kehidupan Luna semakin membaik setiap sebelum melakukan sesuatu ia pasti membaca basmallah. Pada akhirnya setitik embun segar membasuh dirinya, luna memantapkan hatinya untuk berhijab. Semenjak berhijab Allah memberikan pintu rezeki lainnya, yaitu jodoh.

Subhanallah baru selangkah luna memantapkan hatinya, Allah memberi jalan untuk meneguhkannya. Akan tetapi Allah masih memberikan ujian kepada Luna. Teman premannya mengancam Luna dan akan bertindak nekat. Apakah ta’aruf  Luna akan berjalan lancar? Apakah setelah diancam dan diteror Luna akan kembali menjadi preman? Untuk selanjutnya. Baca sendiri ya guys.

Novel fiksi dengan tebal 316 halaman ini recommended banget untuk kalangan remaja. Novel ini memang tidak mengharu biru, tapi isinya penuh kejutan, serta jalan cerita yang begitu manis di akhir.

Saat membaca novel ini. Saya merasa kagum dan terkesima oleh scenario yang Allah berikan kepada setiap hambanya. Karena setiap manusia itu memiliki hidayahnya masing-masing. Dan betapa Allah selalu memberikan kita kesempatan untuk merubah diri. Tinggal bagaimana caranya agar kita tetap istiqomah. Istiqomah itu menurut saya begitu sulit menurut saya.
Dan tangan Allah akan selalu ada untuk hambanya yang mau berubah. Karena jika Allah menolong kamu, maka tak aka nada yang dapat menghalangi.


Judul                : Ku Melagkah dengan Bismillah
Penulis             : Safira khansa
Penerbit           : Wahyu Qolbu
Tebal               : 318
Cetakan           : Pertama

- Nur Arfah -

0 komentar: