Senin, 31 Oktober 2016

The alchemist (sang al kemis)

Awalnya buku ini menarik perhatian saya karena cover-nya yaitu domba-domba serta gurun pasir. Setelah saya baca isinya, buku ini membuat saya terpukau. Novel terjemah dengan tebal 213 halaman ini digarap dengan apik oleh penerbit. Bahasnya mudah dicerna, alur ceritanya begitu sederhana namun dikemas dengan bahasa yang indah serta inspiratif.
                                                   
Yang membuat hidup ini menarik adalah kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan

Anak laki-laki itu bernama Santiago, seorang anak gembala. Yang mengikuti suara hatinya dan berkelana. Bermula dari ia terus -menerus mendapati mimpi yang sama, mimpi di mana ia bertemu dengan seorang anak kecil yang menunjukkan sebuah bangunan batu bertumpuk (Piramida). Karena mimpi inilah Santiago sampai rela mencari seorang peramal mimpidan berakhir menjual semua dombanya  kepada orang tua yang mengaku sebagai raja Salem.

Anak gembala itu tidak menyesal mejual semua dombanya kepada orang tua itu, orang tua itu menunjukkannya jalan ke Mesir. Tempat di mana Piramida-Piramida itu berada serta harta karunnya. Bisa dikatakan orang tua itu adalah perwujudan Tuhan untuk memotivasi anak gembala itu mengejar mimpinya. Maka perjalanan mengejar mimpi di mulai.

Berkelana dari tanah Andalusia, melewati Tarifa, Tangier, hingga Afrika. Dan Afrika inilah Santiago mendapat ujian. Bayangkan seorang diri di tempat yang asing, tanpa teman atau kerabat yang dikenal. Beruntung anak gembala itu sifatnya sangat terbuka dan baik. Tapi saking baiknya sampai ia ditipu orang jahat yang mengiginkan uangnya. Uangnya habis dicuri. Tinggal tersisa buku dan jaket di dalam kantong yang ia bawa. Ia kesal, sekaligus marah. Kenapa orang tua itu tidak memberitahukannya perihal pencuri? Santiago berakhir di toko penjual Kristal yang mau menampungnya untuk bekerja. Ia terdiam ketika tau bahwa Mesir masih begitu jauh dengan bentangan pasir yang luasnya ribuan kilometer. Tak ada harapan. Seketika dunia ikut terdiam, putus asa di tengah perjalanan membuatnya berharap mati saat itu juga.

Terkadang, manusia dibiarkan mencicipi kegagalan untuk menambah kesabaran, kegigihan, dan pembelajaran. Dan terkadang, manusia dibiarkan mencicipi kesuksesan untuk menambah semangat.

Sudah hampir sebulan anak gembala itu bekerja di toko kristal. Hidupnya kembali mapan bekerja pada pedagang tersebut. Uangnya kini kembali banyak bahkan dua kali lipat, karena kedatangan Santiago membawa suasana baru bagi toko Kristal itu, yang dahulu sepi kini ramai dikunjungi. Santiago mendapat komisi yang banyak. Tapi tiba-tiba anak gembala itu menemukan benda pemberian  orang tua itu dan teringat perkataannya.
“ Jangan pernah berhenti bermimpi, ikutilah pertanda-pertanda Tuhan.” Dan akhirnya ia memutuskan untuk kembali mengejar harta karun dengan menumpang pada caravan yang menuju Mesir.
Sebelumnya, saya mencari-cari dan menerka-nerka bahwa Sang Al-Kemis itu adalah Santiago ternyata bukan. Di bagian ke dua baru dijelaskan siapa itu al-kemis. Mungkin di kehidupan nyata Al-Kemis itu bisa dikatakan orang yang sukses mengejar mimpinya hingga berhasil atau orang pilihan.

Kisah petualangan di novel ini membuat saya penasaran untuk membacanya hingga akhir. Perjalanannya ke mesir juga begitu seru, dimulai dari peperangan, dan bertemu dengan Al-kemis yang menkjubkan juga sangat membuat saya sangat terpukau. Sang Al-kemis itu mengajarkannya tentang jiwa, dunia, cinta, kesabaran dan kegigihan. Di perjalanannya melewati mesir ini pun anak gembala itu menemukan cinta sejatinya, Fatima gadis gurun yang setia menunggunya.

Perkataan sang al-kemis pada anak itu yang begitu bagus menurutku adalah :
“Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?” Tanya si anak gembala ketika mereka mendirikan tenda di tengah gurun.
“Sebab di mana hatimu berada, disitulah hartamu berada.”
“Kalau kamu mengiginkan sesuatu, seisi jagat raya akan bekerja sama membantumu memperolehnya.”

Inti dari novel ini begitu sederhana yaitu “Jangan pernah menyerah untuk mengejar mimpimu.” Cerita petualangan ini begitu hebat.

Terkadang, kita juga dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup untuk mengejar mimpi kita, tapi jangan pernah lupa pada pertanda atau petunjuk yang diberikan Allah kepada kita. Seperti pada cerita ini, ketika ia ingin mencari mimpinya ia dihadapkan pada peramal, pencuri, sampai di toko Kristal. Tapi mungkin itu adalah petunjuk dari Allah untuk terus mengejar mimpinya. Contohnya seperti saya. Ketika SMP dan SMA dahulu saya sering menulis. Tapi selalu ditolak oleh penerbit. Ketika kuliah saya dipertemukan oleh Allah dengan FLP di sini saya belajar banyak kesalahan pada tulisan saya. Dan ketika saya mulai bosan untuk menulis mungkin karena saya jarang membaca. Saya dipertemukan dengan group IM ini yang membuat saya merasa harus dan wajib untuk membaca buku.

So, jika kita mempunyai mimpi dan tak tahu bagaimana mewujudkannya. Jangan dibuang dan jangan menyerah. Cukup kamu taruh mimpi itu di laci hati dan pikiranmu. Ketika ada kesempatan muncul bukalah mimpi itu untuk menghirup nya sebagai penyemangat.


Judul                : The Alchemist (Sang Alkemis)
Penulis             : Paulo Coelho
Penerbit           : Gramedia
Tebal               : 213 halaman
Tahun terbit     : Cetakan keenam April,2008.

0 komentar: