Buku ini
saya selesaikan kurang dari 24 jam. Ini adalah kali kedua saya membacanya. Tidak ada kata bosan untuk setiap cerita yang
dituliskan oleh seorang Windry Ramadhina. Gaya bercerita Windry yang rapi,
detail, dan selalu memiliki alur yang lembut membuat semua bukunya terlihat
manis dan menjadi favorit!
Terlihat
jelas bahwa Windry melakukan riset yang mendalam terhadap dunia masak memasak.
Khususnya dalam pembuatan pastry dan spageti. Ide cerita ini diangkat dari
kisah Isabella Bliss dan Sofia Bliss, dua gadis kembar yang mahir memasak
makanan Italia dan membuat kue Prancis, yang memiliki cita-cita mendirikan
restoran bersama. Mereka hanya dilihat
Windry di sebuah acara televisi. Hanya nonton televisi lho teman-teman, dan
akhirnya dengan imajinasi serta riset terhadap dunia mereka, novel keren ini
lahir. Menakjubkan!
Buku yang
menceritakan tentang mimpi, cinta, masa lalu, dan hujan. Mimpi An untuk menjadi
seorang koki di sebuah restoran Itali harus dipendam demi mewujudkan mimpi
Arlet, saudara kembar An. Dan mengenai Cinta, sepertinya An adalah gadis yang
mudah jatuh cinta. Dua kali ia memiliki rasa dan hubungan dengan seseorang di
tempat kerja. Bayangan masa lalu yang begitu buruk, membuat An harus menjauh
dari seseorang yang dulu sangat dicintainya dan rela hidup menjadi orang lain
di dunia yang tidak ia inginkan. Masa lalu itu selalu menjadi batu sandungan
untuk impiannya. Dan hujan, hujan membantu Ann berpikir tentang segala yang
terjadi di kehidupannya.
Dalam
buku ini banyak sekali istilah mengenai makanan Itali dan Prancis. Sesuai
dengan profesi tokoh utama, hal tersebut bukan hanya sebuah tempelan. Namun
begitu detail Windry ceritakan. Bahkan beberapa kali Windry menjelaskan
bagaimana membuat Pastry yang enak, terdapat beberapa resep dan cara pembuatannya
juga. Seperti menggambarkan bahwa penulis memiliki profesi yang sama. Padahal
tidak demikian.
Karakter
An agak sedikit unik, menggemaskan dan egois. Ia sangat keras kepala terutama
saat ingin mewujudkan mimpi Arlet, meski ia sadar, bahwa tanganya bukanlah
tangan seorang koki kue. Selalu saja ada kekacauan yang terjadi di Afternoon
Tea semenjak kedatangan An.
Arlet,
kembaran An ini begitu manis dan lembut. Apa saja mampu ia lakukan asal terus
bersama dengan An. Sekolah di tempat yang sama, bekerja di tempat yang sama,
dan tanpa sadar, mereka menyukai lelaki yang sama.
Selain An
dan Arlet, di cerita ini ada Julian. Lelaki imut yang wajahnya sangat manis
menyerupai perempuan, semanis kue-kue yang dibuatnya. Koki kebanggaan Afernoon
Tea ini merupakan lelaki yang sangat dingin dan sedikit angkuh. Duh, kalau saya
jadi An, mungkin hanya bertahan sehari bekerja di Afternoon Tea. Gimana nggak?
Selalu di maki dan diusir dari dapur karena membuat kekacauan. Dan, lelaki itu
mampu mendiamkan rekan kerjanya lebih dari seminggu walaupun mereka berada di
tempat dan ruang yang sama. Pengen teriak-teriak nggak sih rasanya, biar dia
sadar kalau kita ini ada wkwkwk.
Terakhir
ada Jinendra. Pemilik sekaligus koki sebuah restoran Itali yang terkenal di
kawasan Kemang, Jakarta. Lelaki yang manis dan juga romantis.
Buku ini
dibuka dengan prolog yang mengisahkan mengenai dua gadis kembar, Anise dan
Arlet. kisah di mana impian itu di mulai. Arlet yang menyukai kue dan segala
jenis pastry, serta An yang tiba-tiba jatuh cinta dengan masakan Italia dan
kemudian bercita-cita menjadi koki masakan Itali. Hingga akhirnya, mereka
berdua memiliki impian untuk membuat Trattoria bersama suatu hari nanti.
Waktu
berlalu begitu cepat dan mimpi tersebut tidak bisa mereka wujudkan. Kini, An
sedang mengejar impian Arlet. menjadi asisten koki di sebuah Cafe kue bernama
Afternoon Tea, bukan koki masakan Itali.
Koki
utama di Afternoon Tea adalah orang yang perfectionis, kaku, dan tempramental.
Hari pertama An bekerja, koki Afternoon Tea tersebut mengusir An dari dapurnya,
hanya karena mengaduk adonan caramel saat sedang dipanaskan!
Hari demi
hari dijalani An demi mewujudkan mimpi Arlet. berada di dapur pastry, dengan
tangan yang bukan koki kue, membuat An selalu dimarahi oleh Julian. Meski begitu,
An tidak menyerah. Meski Julian tidak pernah suka dengan keberadaannya di
dapur, ia tetap berusahan untuk melakukan yang terbaik.
Hingga
suatu hari Afternoon Tea kedatangan wanita misterius, Wanita pembawa hujan.
Karena setiap kehadirannya, langit selalu menjatuhkan airnya dengan deras di
atap dan teras Afternoon Tea, dan berhenti kala wanita itu pergi. Wanita yang
selalu memesan souffle coklat setiap berkunjung, dan ketika souffle itu datang,
wanita itu tak pernah menyentuhnya terlebih memakannya. Wajahnya selalu
berpaling, menatap sedih kaca jendela dengan air hujan sebagai lukisannya.
Pada
akhirnya, Julian mampu bersikap baik kepada An dan mau mengajarinya membuat
souffle coklat. Sebagai tanda terima kasih, karena An mampu membuat Ayu memakan
souffle buatannya. Hari itu menjadi hari pertama kedekatan hubungan Julian dan
An. Meski karakter Julian masih tetap dingin, namun An mulai berani
menggodanya. Saya berkali-kali ikut tersenyum saat
lelaki-terlalu-amat-kelewat-serius itu bersemu merah saat digoda oleh An.
Sehari
setelah itu, seseorang dari masa lalu An tiba-tiba hadir di Afternoon Tea.
Lelaki penyuka salsa yang sangat dicintainya. Karena lelaki itu pula An berada
di Afternoon Tea, lelaki yang untuk saat ini tidak ingin ditemuinya. Namun
akhirnya, ketika lelaki itu pergi beberapa langkah dari Afternoon Tea, An
mengejarnya. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya terhadap
Jinendra.
Lalu,
bagaimanakah kelanjutan hubungan An dan Julian? Apakah An kembali ke dalam
pelukan Jinendra? Dan mengapa An lebih memilih mewujudkan impian Arlet
dibandingkan impiannya sendiri? Cari tahu langsung dengan membaca bukunya yuk! 😉
Judul : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Jmlh
halaman : 318 Halaman
Tahun
Terbit : Cetakan Kedua, 2015
Genre : Fiksi, Romance
- Isnaini
Annisa -