Hello, my resume is back!
Buku berjudul Membumikan Harapan dengan
sub-judul “Rumah Tangga Islam Idaman” ini terbagi menjadi dua bagian penting
dalam kehidupan pernikahan, pertama, komitmen
terhadap prinsip syariat dalam membangun rumah tangga islami, kedua, mendidik anak dengan baik.
Pada bagian pertama buku ini, penulis
mengajak pembaca untuk mempersiapkan kehidupan pernikahan yang syar’i baik
dalam persiapan pranikah maupun dalam menjaga keharmonisan pasangan suami istri.
Sebagai bentuk komitmen awal dalam berumah tangga, penulis menjelaskan secara
rinci mulai dari memilih pasangan hidup, adab dan tata cara dalam meminang,
hingga dalam mempersiapkan maskawin, akad, dan pesta pernikahan.
Itu hanya sebagian kecil dari isi buku,
karena pada komitmen-komitmen selanjutnya penulis mengajak pembaca untuk
meneladani dan mengambil hikmah dari kehidupan rumah tangga yang dibentuk pada
masa Rasulullah. Baik rumah tangga Rasulullah dengan isteri-isterinya maupun
para sahabat dan istri para sahabat. Pada bagian ini juga dijabarkan peran dan
kerjasama suami istri dalam menjalankan kehidupan rumah tangga baik dalam
urusan nafkah maupun urusan rumah tangga lainnya. Sebagai contoh, penulis
menceritakan bagaimana peran Hasan Al-Banna sebagai kepala rumah tangga dimata
anggota keluarganya.
“Setiap
hari, dia membuat catatan harian berisi kebutuhan-kebutuhan pokok dalam rumah
tangga yang harus segera dipenuhi hingga ia bisa mengusahakannya sendiri atau
menugaskan seseorang untuk mendapatkannya” (hlm. 81)
Lalu apakah kehidupan rumah tangga itu
akan bahagia-bahagia terus? Hmm, gak tau.
Silahkan tanya sama yang udah nikah di grup ini kan banyak ya. Haha. Tapi
kalo di buku ini, penulis memberikan beberapa contoh studi kasus terkait perselisihan
dalam rumah tangga. Penulis mengajak pembaca untuk menganalisis kasus yang
diberikan dan mencari solusi atas tiap tiap permasalahan. Menurutku ini bagian
yang paling seru sih, karena kita belajar untuk mempelajari karakter orang
lain, belajar psikologi, sekaligus belajar mencari solusi dalam setiap
kasusnya, atau bagi yang masih single, bisa belajar mengantisipasi supaya tidak
terjadi dikemudian hari.
Bagian kedua adalah perihal mendidik anak dengan baik
yakni dua pertiga dari keseluruhan buku ini. Saya sangat hati-hati bagian baca
yang ini karena pembahasannya lumayan rinci mulai dari persiapan menjadi orang
tua, interaksi orang tua sebelum melahirkan, menyusui, dan tahapan-tahapan
selanjutnya yang dibagi lagi menjadi anak usia dini (umur
3-6 tahun), kanak-kanak (umur 12 tahun), usia puber hingga dewasa lengkap
dengan praktik-praktik edukatif untuk mendukung masa petumbuhan anak baik
secara emosional maupun sosial sesuai syariat Islam. Jika pada bagian pertama,
penulis banyak menyelipkan teladan rumah tangga Rasulullah dan juga sahabat
pada jamannya, pada bagian ini banyak bermunculan pendapat para psikolog
sekaligus ulama yang concern dalam pendidikan khususnya pendidikan anak.
Dijelaskan pada bab pertama yakni
model-model efektif dalam mendidik anak diantaranya,
1) Qudwah atau memberi contoh/teladan yang
baik,
2) Pembiasaan untuk melakukan kebaikan
dengan didasari akidah, amar ma’ruf nahi munkar,serta mengubah lingkungan
sosial yang tidak sehat,
3) Menceritakan hikayat/kisah dan fokus
pada pelajaran dan ibrah yang bisa diambil,
4) Memanfaatkan situasi dan peristiwa untuk
mengarahkan dan mendidik mereka, misal jika anak kehilangan mainannya atau
mencari sesuatu maka diajarkan doa mencari barang yang hilang (hlm. 160),
5) Reward and punishment, dengan memberikan
pujian atau doa yang baik atau menghukumnya dengan salah satunya, sedikit
bicara atau bercakap cakap dengan anak sampai anak merasa bersalah dan meminta
maaf (hlm. 162)
Overall, bukunya bagus banget menurut
saya dan cocok buat dijadikan pegangan serta kado pernikahan buat sahabat. Dan
juga menurut saya bukunya masih sangat relevan untuk segala usia pernikahan,
karena studi kasus yang diberikan sangat beragam dan mencerahkan. Berbagai
problematika pasangan suami istri dan mendidik anak dikupas tuntas di buku ini,
mulai dari problem yang biasa ditemukan seperti kecanduan menonton tv,
anak-anak yang sudah mengenal cinta-cintaan, atau problem dalam membiasakan
menghafal Al-Qur’an dan menjelaskan tentang konflik yang terjadi di Palestina,
sampai dengan menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus, dan narkoba.
Saya yang belum nikah aja merasa
tercerahkan apalagi yang udah kayaknya. Membaca buku tentang pendidikan anak
seperti membuka kembali memori masa kecil saya dan mengingat ingat bagaimana
bapak dan ibu mendidik kami anak-anaknya, seru sih, ada plus minusnya juga,
yang plus di simpan, yang minus bisa dijadikan pelajaran. Oiya satu lagi,
disetiap bab di buku ini ada lembar evaluasi yang terdiri dari soal uraian yang
lumayan banyak dan juga tabel-tabel gitu yang fungsinya untuk melakukan kontrol
dan pengawasan secara mandiri, kalo saya sih masih skip-skip aja.
Untuk menutup resume ini, saya kutip
sedikit kata pengantar dari penulisnya deh,
“Membangun
kehidupan rumah tangga merupakan bagian dari ajaran agama; menjaga dan melestarikannya
merupakan keimanan; melawan berbagai gerakan yang mengancam eksistensinya
merupakan jihad; dan menjaga putra-putri yang merupakan buah dari pernikahan
tersebut adalah bagian dari ibadah kepada Allah”
(hlm. iv)
Judul Asli :
Al-Baitul Muslim Al-Qudwah Amal Yahtaj Ila ‘Amal
Judul Buku : MEMBUMIKAN HARAPAN – Rumah Tangga Islam Idaman
Nama Penulis :
Abu Al-Hamd Rabi’
Penerbit :
Era Adicitra Intermedia
Tahun Terbit : Cetakan Ketiga – Desember 2016
Jumlah Halaman : 425 halaman
Bandar Lampung, 8 Oktober 2017
- Mustika Rizky Amalia -
1 komentar:
Kak boleh tolong fotokan buku nya?
Posting Komentar