Minggu, 02 Agustus 2015

Catatan Dodol Ukhti Ngocol



Resume 6: Indonesia Membaca
Oleh: Try Antika

Judul                     : Catatan Dodol Ukhti Ngocol
Penulis                  : Arkandini Leo
Penerbit                 : ProYou
Tebal Buku            : 132 hlm




Bismillah
Kali ini saya mau resume buku yang agak santai aja ya, judulnya “Catatan Dodol Ukhti Ngocol”, karyanya Senior Kece saya di Fakultas, J Mb Arkandini Leo namanya. Jadi ceritanya buku ini bertuliskan kisah-kisah kocak sarat hikmah yang sebagian besar adalah pengalaman pribadi  langsung dari Mb Dini ini. Oleh karena itu, karena berdasarkan pengalaman pribadi dan kebetulan Mb Dini sedang berguru di Negeri Pelajar juga, maka akan banyak cerita yang berlatarkan Yogyakarta.
“Catatan Dodol Ukhti Ngocol” ini isinya memang cerita-cerita kocak, tapi kerennya adalah ada banyak hikmah yang berhasil Mb Dini sampaikan dalam sesederhananya cerita-cerita kocak yang Beliau tulis. Misalnya bagian cerita yang berjudul “Tas Gledheg”, tau tas gledheg gak? Itu loh tas yang bisa ditarik kayak koper. Jika Anda pernah merasakan memimpikan memiliki tas gledheg tersebut dikala masa kecil, maka bersyukurlah, masa kecil Anda bahagia. :D Nah, di cerita tersebut, Mb Dini menceritakan pengalaman adik dan sepupunya yang menginginkan tas gledheg tersebut mati-matian, bahkan ketika Mb Dini bertanya apa mimpi dan cita-cita mereka? maka mereka akan menjawab, “Tas Gledheg.” Mb Dini sok kehabisan pikir dan mengganggap lucu saja permintaan dan cita-cita mereka. Tapi, begitulah anak kecil, bisa bermimpi apa saja tanpa pernah peduli dan memikirkan banyaknya kemungkinan kegagalan. Menginginkan apa saja yang diinginkan dan harus dipenuhi dengan segera tanpa memedulikan banyak pertimbangan. Sekadar euforia ingin memiliki saja. Setelah memiliki, bosan itu mudah saja menyusul. Ini menjadi cerminan diri bagi kita ketika meminta sesuatu, berdo’a kepada Allah berharap dikabulkan banyak keinginan, yang padahal jelas keinginan tersebut adalah sesuatu yang jauh dari manfaat, minimal untuk diri-sendiri. Mungkin Allah di ArsyNya sana, ketika mendengar permintaan konyol hamba-hambaNya akan tertawa. “Duhai hambaKu, akan kukabulkan do’amu yang satu ini, dan mari kita lihat saja nanti setelah Aku mengabulkan doamu ini, Kamu akan menyesal penuh kelucuan pernah memohon permintaan ini dikabulkan, sungguh, Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. J” Jika benar seperti itu adanya, ya Allah, ajari kami untuk bisa menertawai diri kami sendiri. Dan jagalah hati kami selalu. Begitu pinta Mb Dini dibalik kisah “Tas Gledheg”nya.
Satu lagi kisah yang paling saya suka di buku ini, judulnnya “Ridiculuous Tapi Genius”, “Edan Tapi Genius”. Jadi ceritanya itu Mb Dini ini punya teman kos yang melankolis, rajin menabung, hafal Pancasila, suka memasak dan bersih-bersih, pokoknya istriable bangetlah. :’) Eh, enggak. Eh, jayus. Okeh abaikan. -_- Nah, jadi ceritanya teman kos Mb Dini ini orangnya takut dengerin suara-suara film horor, tapi suka nonton film horor. Nah, piye jal? :D Apa coba yang dilakukan oleh teman kos Mb Dini ini? Demi menyalurkan hobinya nonton film horor tapi takut denger suara-suara di film horor, jaditemen kos Mb Dini ini kalau nonton film horor, volumenya dibikin mute sama dia, terus muterin muratal. Jadilah yang ditonton film horor tapi suaranya muratal. Sumpah ini kece genius banget. :D Kemudian satu lagi, teman kos Mb Dini yang lainnya lagi ini orangnya sangat jijikan. Sedangkan dalam kehidupan kos, berbagi itu adalah sebuah seni yang tidak bisa ditolak. Jadi, suatu hari teman kos Mb Dini ini pulang ke kos dengan menenteng satu plastik es teh. Walhasil es teh tersebut diburu oleh empat orang teman kos lainnya termasuk Mb Dini ini. Teman kos Mb Dini ini pastilah mengizinkan, secara ia adalah orang yang baik dan taat rambu lalu-lintas, *njuk ngopo?* jadilah mereka minum es teh berlima dalam satu sedotan yang sama. Siasatnya oleh teman kos Mb Dini yang jijikan ini adalah setelah teman-temannya sudah meminum es teh tersebut dengan sedotan yang sama, tanpa sungkan dia langsung ngegunting pucuk sedotannya. Hahahaha, ini mah kelewatan genius. :D Tapi satu yang bikin geniusnya kembali normal, ia belajar banyak hal dalam proses kehidupannya, kemarin ia adalah dengan sikap cuek-masa bodohnya, ia berkembang menjadi orang dengan menjaga banyak perasaan orang sekitarnya. Jadi, walaupun masih dengan karakternya yang gampang jijikan tersebut, untuk masalah teman-teman yang sering meminta minum kepadanya, ia siasati dengan cara mulai menggunakan wadah air mineral seperti termos panas yang punya tutup seperti cangkir, kebayang kan termos panasnya. Nah, jadi ketika ada temannya yang meminta air minumnya, ia akan dengan senang hati dan tidak perlu was-was lagi, karena ia akan menyajikan permintaan teman-temannya tersebut dengan menuangkan air ke gelas dari termos panas yang telah ia siapkan, jadi air mineral didalamnya akan tetap steril. Ini Genius. J Kebaikan masih dapat ia tunaikan, bahkan dapat dinilai dengan kebaikan yang penuh, lalu ia juga dapat menjaga hati banyak perasaan teman-temannya untuk tidak tersinggung dengan karakternya tersebut. Luar biasa kan? Mulia mulia mulia. :’)
Begitu sedikit gambaran kisah-kisah kocak yang Mb Dini tulis di “Catatan Dodol Ukhti Ngocol”nya ini. Luar biasanya adalah atas banyak kejadian kocak yang ada, Mb Dini mampu menghantarkan kita pada sebuah refleksi diri tentang jernih dan beningnya Islam. Hiburan dapat, nasihat pun dapat.
Begitu saja, terimakasih, mohon maaf lahir dan bathin, khususan ila Mas Deri, Sang Admin paling sabar di IM3. :p
Oleh: T2. IM3

0 komentar: