Sabtu, 22 Agustus 2015

Life Story 2



Judul                : Life Story 2 .
Editor               : Dino Patti Djalal
Penerbit           : Red and White Publishing
Tebal Buku      : 259 Halaman







Bissmillah.. buku yang ingin saya resume kali ini tentang cerita hidup beberapa tokoh Indonesia yang sukses di kancah Nasional juga Internasional. Buku ini saya dapatkan gratis pada 2 tahun lalu, tepatnya 18 agustus 2013 bertepatan pada acara Kongres Diaspora Indonesia ke-2 di Jakarta International Conference. Acara yang dilaksanakan Kementrian Diaspora Indonesia, menghadirkan para suksesor Indonesia yang meraih kesuksesan di negeri asing.
Berhubung karena kongres yang ke-2 maka buku yang diberikan kepada para peserta juga Life Story 2, dan saya masih mencari yang part-1 nya, tapi belum nemu.. Hehe..
Ada 21 cerita hidup tokoh di dalam buku ke-2 ini, mulai dari Dinno Patti Djalal, Nissin Sunito, Sri Mulyani, Sandiago Uno dan 17 tokoh lainnya menurut saya yang sangat menggugah dan perjalan mereka yang penuh inspiras. Secara ringkas buku ini berisi tentang perjalan hidup dari tokoh-tokoh tersebut, mulai dari awal kehidupan mereka, suka-duka, sampai mereka meraih kesuksesan ditingkat internasional, dan ada pesan-pesan moral yang disampaikan setiap ending cerita mereka.
Untuk kali ini, saya ingin sedikit menyampaikan salah satu kisah hidup dari 21 tokoh tersebut, yaitu Sandiago S Uno. Alasan saya memulai dari tokoh ini, selain dari kesuksesan yang beliau raih yang begitu wah, karakter kuat beliau, serta beliau juga terkenal dengan karakter sholeh-Nya, dan jarang sekali tokoh-tokoh sekaliber beliau ini memiliki pemahaman yang baik tentang islam, contoh saja Dino Patti, atau Sri Mulyani yang mungkin kita tahu bagaimana mereka.
Sandiago Uno sejak kecil hidupnya penuh dengan tantangan dan perantauan, lahir dari ayah bernama Razik Halik Uno, dan ibunya Mien Uno, yang semula tinggal di Gorontalo kemudian pindah ke Bandung, pindah lagi ke Rumbai, dan terakhir pindah ke Jakarta. Beliau anak ke 2 dari 2 bersaudara. Menyelesaikan SMA di Jakarta, dan berencana melanjutkan studi di FE UI, tetapi ditengah persiapannya menuju UI dia ditawarkan oleh ayahnya 1 tiket berangkat kuliah di Amerika. Hal yang menarik adalah ketika ditanya alasan ayahnya hanya memberikan 1 buah tiket, karena ayahnya berharap Uno tidak pulang sebelum menyelesaikan studi dan pulang dengan usaha sendiri, dengan penuh pemikiran tawaran tersebut beliau ambil dan beliau memulai tantangan hidupnya di kota Wichita, sebagai mahasiswa Akutansi di Wichita State University, kampus terbesar dibagian Kansas.
Belajar di negeri orang lain memberikan motivasi dobel bagi Sanidago Uno, selain dari sisi kompetitif sebagai mahasiswa, juga tanggung jawab menjaga harkat martabat bangsa Indonesia, mengantarkan beliau meraih kelulusan dengan predikat Summa Cumlaude.
Kabar tentang Sandiago Uno sampai ke Indonesia, dan beliau ditawari tiket pulang untuk bekerja di Bank Summa (Bank Swasta yang tumbuh pesat milik Edward Soeryadjaya. Karier beliau begitu pesat, dan beberapa tahun bekerja beliau ditawari kuliah untuk meraih gelar M.BA di George Washington DC, Amerika, dengan beasiswa dari Bank Summa.
Namun beasiswa dari Bank Summa hanya 1 tahun beliau dapatkan, dikarenakan Bank Summa mengalami kredit macet, dan mengalami trouble, sehingga imbasnya terhentinya beasiswa yang beliau terima. Pergolakan besar terjadi dalam pikiran beliau, cara untuk bertahan hidup dan bisa melanjutkan studi, dan karena nilai akademik Uno sempurna, maka maka beliau diterima sebagai asisten lab, dan diangkat menjadi tutor. Kepiawaiannya untuk bisa mengatur waktu kuliah dengan bekerja, mengantarkannya sampai menyelesaikan studi dengan predikat Summa Caumlude dengan usia 23 tahun. Dengan nilai yang begitu cemerlang membuat beliau ditawari banyak perusahaan, namun karakter loyal membuat beliau ingin kembali ke Bank Summa.
Dikarenakan Bank summa dilikuidasi oleh BI, maka sifat loyalnya, harus melawan realitas, dan terpaksa bekerja di Singapura. Mutiara akan selalu terlihat, walaupun di semak belukar, itulah yang terjadi ada Mr. Uno, memiliki sifat loyal, kerja keras mengantarkan beliau pada usia 26 tahun menjabat sebagai Executif Vice President di NTI Resources Ltd, Kanada. Di usia tersebut juga beliau Menikah dengan Nur Asia Uno.
Dalam 10 tahun perjalan dari memulai ke Amerika sampai menjadi Executif Presiden, kandas ketika Krisis terjadi, dan terpaksa Uno kembali ke Indonesia, dengan tanpa membawa apa-apa, bahkan menumpang dengan orang tua.
Banyak kisah dan cerita perjalanan hidup Uno yang begitu inspiring, sampai pada akhirnya beliau berhasil dan sukses membangun perusahaan Recapital, sampai penasehat perusahaan raksasa.
Ada beberapa quote yang beliau sampaikan, jangan senantiasa menduga-duga misteri hidup yang Allah siapkan bagi kita, senantiasa memantaskan diri untuk menerimanya, hidup yang baik adalah hidup yang dilanda kegagalan, karena itu adalah komplemen dari kesuksesan. Kehidupan hanya menyediakan satu tiket untuk kita, satu tiket untuk membuka lembaran hidup kita, maka jangan sampai kita menumpang pada mimpi orang lain. Jangan hanya berfikir untuk menjadikan diri kalian berdaya, tetapi berusaha memberdayakan sesama manusia. Allah memberikan kita satu tiket untuk merantau atau berdiaspora, untuk menyiapkan sepetak tanah yang dijanjikan Allah kepada kita, maka kitalah yang menyiapkan tiket pulang, baik atau buruknya.

Medan, Indra Lasmana Tarigan, 2015

0 komentar: