Jumat, 25 Maret 2016

Let’s Go Into : NARNIA


Penulis : Arie Saptaji
Penerbit : Gradien Books
Cetakan : I dan 2, Juli 2005
Tebal : 136 halaman
ISBN : 979-3574-08-9


Buku yang lebih tepatnya dibilang buku saku ini, hanya berukuran 20 x 15 cm dengan sampul Aslan diantara reruntuhan Cair Paravel dan berwarna hijau-emas ini saya beli cuma seharga Rp. 5.000,- dan itu ada diantara tumpukan buku diskonan Gramedia, jadi saya bisa dibilang cukup beruntung untuk nemuin jarum diantara jerami. Buku ini memang mungkin ringan, atau terlalu sederhana, tapi saat dibaca, kalian akan mengerti kalimat dimana “don’t judge books by it’s cover”. Karena isinya begitu kaya, dan menjelaskan banyak tentang kisah Narnia ataupun tentang penulisnya sendiri, C. S. Lewis.

Buku ini terbagi menjadi 13 bab, menjelaskan awal mula mengapa buku Narnia diciptakan sampai seluruh isi dari buku Narnia. Jadi, buku ini mengandung spoiler tentang keseluruhan cerita, dan resume ini pun juga ikut-ikutan spoiler bagi yang baca, hehe.

“Ada seorang anak laki-laki bernama Eustace Clarence Scrubb, sebuah nama yang sesuai benar untuknya”. Begitulah awal salah satu novel dari serial terkenal C.S. Lewis, The Voyage of the “Dawn Treader”. Lewis biasa dipanggil Clive Staples, tapi beliau tau semenjak kecil, nama ini tidak cocok untuk dirinya, jadi dia memutuskan untuk dipanggil Jacksie, atau Jack. Lahir di Belfast, Irlandia, 29 November 1989. Seperti istilah “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, orang tua Lewis gemar membaca berbagai buku dan berwawasan luas. Kemarahannya kepada Tuhan, karena mengambil ibu tercintanya, membuat Lewis menjadi atheis. Ayahnya memasukkan Lewis ke asrama agar tidak menjadi atheis, itu pun tidak membantu. Melewati sebuah perjalanan panjang yang akhirnya membuat beliau menjadi penganut yang taat.

Owen Barfield pernah menyatakan, sebenarnya ada tiga “C.S. Lewis”, karena sepanjang hidupnya, beliau menjalani tiga profesi yang berbeda dan ketiganya berhasil, yaitu menjadi sarjana dan kritikus sastra, kedua, sebagai pengarang fiksi ilmiah dan ketiga adalah penulis dan penyiar radio yang membela iman Kristen. 

Lahirnya Narnia, dimulai dari The Lion, the Witch, and the Wardrobe, pada tahun 1949, sercara apik memadukan petualangan humor, fantasi, dan alegori, serta menjadi karya klasik dalam khasanah bacaan anak-anak dunia. Minat dan imajinasi tentang ksatria berbaju zirah, penyihir, peri, dan petualangan mencari negeri yang jauh, sudah memikat imajinasinya. Persahabatannya dengan J.R.R. Tolkien yang brilian pencipta franchise terkenal tentang seorang petualangan Hobbit yang kita kenal sebagai The Lord Of The Rings, memacu Lewis untuk mengembangkan The Chronicles of Narnia, yang seperti kita tahu sekarang menjadi tujuh buah buku.

Pasti kita berpikir mana yang lebih nendang dalam urutan pembacaan buku Narnia? Urutan penulisan dan penerbitan buku ataukah urutan menurut cerita? Sepertinya disini saya berpendapat kalau ingin nyambung dan gak bertanya-tanya, maka sebaiknya membaca menurut urutan cerita, tetapi kalau mau terus penasaran dengan bertanya-tanya “Gimana sih awal pembuatan dunia Narnia?” atau “Kenapa lemari di rumah Profesor itu dapat nyambung ke Narnia?” mungkin lebih tepat jika terus membaca menurut aturan penulisan. Saya udah baca 2x, dari urutan penulisan sampai urutan cerita, dan ternyata, dua-duanya tetap nikmat.

Narnia diangkat ke layar lebar dengan diawali The Lion, the Witch, and the Wardrobe pada tahun 2005, lalu dilanjutkan dengan Prince Of Caspian dan terakhir The Voyage of the Dawn Treader, sampai saat ini belum ada pemberitaan lebih lanjut mengenai proyek The Silver Chair. Di buku ini banyak menjelaskan yang saya belum tahu, kalau ternyata Narnia pun sangat berkaitan dengan ke-kristenan, dari pemulihan ibadah, kedatangan antikritus, kiamat, peperangan melawan kegelapan, kehidupan rohani, penyaliban atau bahkan kebangkitan.

Jadi intinya, saya sarankan baca dulu 7 buku Narnia, terserah mau urutan dari mana, lalu diakhiri dengan buku kecil karya Arie Saptaji ini, dijamin, kita akan terus terperangkap di dunia Narnia ini, lagi, lagi dan lagi. Sekian resume kali ini, terima kasih! :D

-Vanda Deosar IM1-

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca. 

0 komentar: