Sabtu, 19 Maret 2016

Antara Umar Bin Khaththab Dan Khalid

Judul buku: Antara Umar Bin Khaththab Dan Khalid Bin Walid

Penulis: Hepi Andi Bastoni
Penerbit : Pustaka Al Bustan
Jumlh halaman: 203
Trisa yunita

Siapa yang tak kenal Umar bin Kaththab dan Khalid bin Walid. Keduanya adalah tokoh pemberani dan ahli perang. Namun yang menarik adalah bahwa ternyata karir keduanya berbeda. Umar, sepanjang hayatnya tak pernah diangkat menjadi panglima perang. Sementara Khalid belum genap 3 bulan sejak menyatakan keimanannya sudah dipercaya memimpin perang Mu’tah untuk menggantikan 3 panglima sebelumnya yang telah syahid. Dan sejak itu, hampir semua perang besar melawan orang murtad di era Abu Bakar ash Shiddiq, Khalid bin Walid lah panglimanya.

Namun walau sesama pemberani keduanya punya karakter yang berbeda. Keberanian Umar bersifat defensif sehingga lebih cocok untuk menjadi negarawan sementara Khalid bersifat ofensif sehingga lebih cocok menjadi panglima perang. Umar cenderung pada sikap hati hati dan bijaksana sementara Khalid bersifat mendobrak dan melawan. Mungkin karena faktor latar belakang keluarga yang berbeda. Umar berasal dari kabilah yang sering menjadi tempat bertanya dan meminta keadilan, sementara Walid berasal dari kabilah yang ahli perang dan mewah.

Nyatanya memang Nabi mengetahui perbedaan keberanian kedua tokoh ini. Sehingga kedua keberanian ini sama sama dibutuhkan dan saling melengkapi namun di tempatnya masing masing.

Hal yang menarik dari kedua tokoh pemberani ini adalah bahwa keduanya wafat di atas tempat tidur. ‘aku mencari kematian di berbagai tempat. Aku telah menghadapi musuh sehingga tak sejengkalpun dalam tubuhku kecuali ada bekas tebasan pedang atau tusukan panah, atau tikaman tombak. Tapi sekarang aku meninggal di tempat tidurku seperti keledai tua…’ (Khalid Bin Walid)

‘segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan kematianku bukan di tangan seorang muslim’ (Umar Bin Khaththab)
Kesamaan lain dari keduanya.. kedua manusia pemberani ini ternyata menemui syahidnya di tempat tidur.

Buku tulisan Hepy Andi ini merupakan kumpulan beberapa artikel yang pernah dimuat di majalah Sabili. Berisi tentang beberapa kisah tentang Umar bin Kaththab, Khalid bin Walid , dan beberapa sahabat Nabi lainnya, seperti Abu Hurairoh, Amr bin Ash dll. Namun kemudian direvisi dengan lebih menekankan bukan pada biografinya namun pada kejadian kejadian yang dialami oleh mereka dan apa ibroh/hikmah yang bisa diambil dari kisah/kejadian itu.

Salah satu kisah yg diangkat adl saat Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatan panglima perang oleh Umar bin Kaththab.

Pemberhentian itu termasuk hal pertama yang dilakukan oleh Umar setelah dilantik sebagai khalifah, dan saat itu Khalid sedang memimpin pasukan pada perang Yarmuk. Pemberhentian ini merupakan peristiwa politik yang sangat fenomenal dan penuh kontroversi. Namun disitulah dengan indahnya nilai2 islam bersinar. Para sahabat disebut sahabat karena mereka memahami islam bukan hanya sekedar norma namun benar benar sudah terinternailisasi ke dalam hati, pikiran dan semangat mereka.

Bagi Khalid, sekalipun sudah tidak menjadi panglima perang, beliau tetap gigih berperang di garis depan dengan berani dan mengantarkan kaum muslimin kembali pada kemenangan. Dengan mengatakan aku berperang karena Alloh bukan karena Umar. Tekad beliau tidak berkurang walau sedikit. Bahkan banyak yang mengatakan justru di perang inilah Khalid bin Walid mencapai puncak prestasi dalam hidupnya.

Bagi Umar, pemberhentian ini bukan karena ketidaksukaan pada Khalid namun untuk menghindarkan ketergantungan tentara muslimin pada sosok Khalid.

Bagi kaum muslimin sendiri mereka teruji keimanan dan ketaatannya dengan tetap menunjukkan performa yang prima tanpa melihat siapa yang menjadi pemimpin. Dan masih banyak ibroh lainnya.

Bukunya kecil, ringan dan enak dibaca sambil iseng.. He he
Cocok buat sy yg sedang bingung mau baca apa.. 🙈

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca. 

0 komentar: