Di dalam
Al-Qur’an, jumlah dialog ayah dan anak jauh lebih banyak dibandingkan dialog
ibu dan anak, 14 dibanding 2. Ini pertanda pentingnya peran ayah dalam
memberikan pesan kepada anak, dan menjadi figur bagi anak di rumah. [Misbahul Huda]
Kebangkitan bangsa menuju
kesejahteraan dapat dicapai apabila entitas terkecil bangsa yaitu keluarga
dapat sejahtera lahir dan batin. Sejahtera lahir dan batin merupakan hak dan
kewajiban yang senantiasa perlu diupayakan. Keluarga-keluarga yang berupaya
memenuhi dan terpenuhi gizi, kesehatan, pendidikan, keamanan, kenyamanan,
maupun spiritualitas insya Allah akan menjadi masyarakat yang madani dan siap
menjadi bangsa yang beradab.
Berdasarkan pengalaman penulis sendiri
sebagai ayah, buku ini didedikasikan untuk mendukung kebangkitan bangsa yang
belakangan disebut-sebut oleh Elly Risman sebagai ‘Negeri Tanpa Ayah’. Penulis
buku, Misbahul Huda, yang lahir tahun 1963 memiliki seorang istri dan enam
anak. Ayah multi talenta ini tidak hanya pandai secara akademik tetapi juga
seorang pemimpin handal, penulis, penceramah, pebisnis, dan pendidik. Keenam
anaknya adalah aset bagi ia dan istrinya untuk menggapai nikmatnya surga dunia
dan akhirat.
Anak-anaknya tumbuh menjadi manusia-manusia
yang pantas untuk disebut sebagai kebanggaan umat. Meskipun keluarga mereka
kaya tetapi nilai kesederhanaan tetap dipegang erat. Meskipun prestasi akademik
mereka luar biasa suksesnya tetapi ketaqwaan menjadi bekal yang terus
diutamakan. Semua ini terjadi karena kehendak Allah dan tentu atas peran ayah
dan ibu mereka. Pasti adem yah, kalau lihat keluarga seperti ini. Insya Allah,
siapapun bisa asalkan ada niat dan tekad yang kuat. Apa-apa yang menjadi saran
dan pengalaman penulis, ada baiknya diterapkan dalam kehidupan berkeluarga.
“Janganlah menginginkan anak-anakmu
sebagai anak-anak yang sholeh sebelum engkau menjadi sholeh terlebih dahulu.”
(h. 23) Kehadiran orang tua tidak dirancang untuk gagal mendidik akan tetapi
orang tualah yang merancang kegagalan itu. Saya pikir, orang tua haruslah
menjadi yang terbaik bukan sempurna karena tidak ada yang sempurna di dunia
ini. Anak tidak membutuhkan orang tua yang sempurna tetapi anak membutuhkan
teman yang bersedia untuk tumbuh dan belajar bersamanya. Sama-sama belajar
menunjukkan bahwa ada kebersamaan yang tujuan akhirnya adalah kebaikan bersama.
Tidak wajib membentuk anak-anak mahir dan hebat dalam segala hal karena setiap
anak memiliki potensi yang berbeda. “Allah hanya mewajibkan setiap orang tua
untuk membentuk anak-anak yang sholeh, yang mampu menemukan hal sederhana dalam
dirinya lalu piawai mensyukurinya.” (h.24)
Ayah dalam buku ini dapat disebut
dengan Vitamin A (Ayah) yang apabila anak kekurangan (avitaminosis) Vitamin A
akan menjadi masalah fatal. Ayah seyogyanya merupakan pencari nafkah tetapi
bukan mesin penghasil uang yang mengabaikan aktivitas seperti berbicara,
memeluk, menyentuh, mencium, mengajari, dan bermain bersama anak. Ayah bukan
sekadar imam shalat tetapi imam yang menyelamatkan iman anak-anaknya juga.
Vitamin Ayah sangat dibutuhkan dalam hal-hal fundamental seperti ketauhidan.
Penulis mencontohkan menanamkan tauhid lewat kata-kata. “Misalnya, ketika anak
sakit, jangan katakan: Ayo minum obatnya supaya sembuh. Tapi katakan: Berdoalah
kepada Allah supaya sembuh, tapi jangan lupa minum obatnya karena Allah
menyuruh kita untuk berusaha. Kesembuhan hanya dari Allah, bukan dari dokter
atau obat.” (h. 47)
Sosok dan peran ayah dipaparkan
mendominasi seluruh isi buku ini, tetapi bukan berarti menafikkan peran ibu
yang juga penting. Kalau tulisannya didominasi oleh peran ibu, judul bukunya
akan jadi ‘Bukan Sekadar Ibu Biasa’ dong. Buku ini hadir untuk menggugah para
ayah Indonesia untuk menegakkan fitrah hakiki ayah yang diteladankan oleh para
nabi dan orang-orang shaleh terdahulu. Intinya, ayah perlu banyak belajar dan
tetap terus belajar. Jangan sungkan untuk memadati forum-forum parenting di luar sana bersama istri
karena anak-anak membutuhkan ayah yang seutuhnya.
Buku ini sedikit banyak memiliki
bahasa yang mengajak menuju tataran yang ideal. Sesulit apapun maupun selelah
batin dan raga pun, ayah perlu berusaha dan berdoa dengan optimal. Kembali lagi
pada falsafah hidup seorang muslim bahwa Allah tiada membebani sesuatu di luar
batas kemampuan ayah. Toh, kalau ayah menjaga keikhlasan dan kesabaran mendidik
anak dan istri, hasilnya akan membahagiakan karena mereka menyejukkan mata dan
hati ayah. Siapapun, selamat menjadi ayah yang dahsyat!
Judul Buku : Bukan Sekadar Ayah Biasa Pengalaman Ayah Hadir dalam Pengasuhan
Anak
Penulis : Misbahul Huda
Penerbit : Bina Qalam Indonesia
Jumlah Halaman : xi + 308
Tahun Terbit : 2016
Peresume : Novi Trilisiana
2 komentar:
Dimana beli bukunya
Di olshop, juga tersedia
Posting Komentar