Animal Farm
Saya tertarik membaca buku ini
karena membaca satu paragraf dalam buku ini pada salah satu postingan teman
yang pencinta karya klasik.
Buku ini merupakan novel yang berisi
tentang kehidupan hewan pada sebuah peternakan di Inggris dengan sudut
pandangan hewan-hewan yang berada pada sebuah peternakan tersebut, Peternakan
Manor.
“manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mengonsumsi tanpa menghasilkan. Ia tidak memberi susu, tidak bertelur, ia
terlalu lemah menarik bajak, ia tidak bisa berlari cepat untuk menangkap
terwelu. Namun ia adalah penguasa semua binatang, manusia mengembalikan
seminimal mungkin untuk menjaga supaya binatang tidak kelaparan, sisanya untuk
manusia sendiri. Tenaga kami untuk membajak tanah, sisanya kotoran kami untuk
menyuburkan tanah, tetapi tidak satupun dari kami yang memiliki tanah seluas
kulit kami” (hal.6)
Cerita di awali pada suatu malam
ketika pak Jones, pemilik peternakan, sudah beristirahat dari hari yang panjang
mengurus peternakan, ada sebuah pertemuan besar seluruh hewan di peternakan
yang terdiri dari kuda, sapi, biri-biri, keledai, ayam, angsa, babi, anjing dan
beberapa burung. Pertemuan tersebut dipimpin oleh babi tua bernama Major. Major
digambarkan sebagai babi priyayi yang gemuk, gagah, selalu menolong, murah
senyum dan sudah tua (12 tahun). Malam itu Major berpidato tentang
kemerdekaan hewan ternak, dia berpidato dengan sangat provokatif bahwa sudah
saatnya hewan ternak memiliki hak milik atas kerja keras mereka selama ini dan
tidak berakhir pada pisau penyembelihan ternak di masa akhir hidup mereka.
Pidato diakhiri pada seruan pemberontakan hewan ternak pada manusia dan
pertemuan malam itu ditutup dengan lagu yang berjudul “Binatang Inggris” yang
menyerukan kemerdekaan binatang.
3 hari setelah memimpin pertemuan
tersebut, Major mati dan jenazahnya dikubur di kaki kebun buah-buahan. Tiga
bulan sepeninggal Major, banyak pertemuan yang dilakukan oleh para hewan,
pidato Major sangat menginspirasi para hewan ternak dan mereka merumuskan
pandangan Major pada suatu prinsip ‘Binatangisme’.
Dalam buku ini Babi memang
dideskripsikan sebagai hewan yang pandai, dan dijadikan sebagai guru
hewan-hewan lainnya. Pemberontakan yang terjadi beberapa bulan kemudian
dipimpin seekor babi muda yang cekatan, dan pengatur strategi yang baik,
Snowball. Pemberontakan berjalan sesuai rencana, para hewan berhasil mengusir
pak Jones beserta keluarganya dan pekerja peternakan. Peternakan sepenuhnya
menjadi milik hewan ternak, termasuk kebun buah-buahan, jagung dan gandum. Ini
adalah awal dari cerita yang sesungguhnya.
Peternakan dengan Babi sebagai
pemimpinnya tidak membuat kesejahteraan hewan pekerja lain. Pada awal setelah
pemberontokan memang terjadi kelimpahan makanan bagi semua hewan, namun babi
tetap harus menjadi yang utama karena bertindak sebagai pemimpin, selain babi,
anjing bertindak sebagai pengawal babi dan pengawas pekerjaan hewan lain.
Membaca buku ini, meski yang
diceritakan adalah pikiran hewan dengan segala keterbatasnnya, terasa seperti
membaca kisah yang dimiliki manusia. Semakin jauh membaca, semakin terungkap
kenapa babi dan anjing menjadi tokoh utama, kelicikan dan intrik menghiasi
kisah di buku ini. Kuda yang bodoh dan pekerja keras, serta sapi, biri-biri dan
ayam yang juga tidak kalah bodohnya dan mudah dipengaruhi, namun banyak
menghasilkan produk peternakan hanya bisa menerima dengan lapang semua
kebijakan sang babi, diawasi dan diperintah anjing, atas dasar deklarasi
“kesetaraan hewan, kaki empat baik, kaki dua (manusia) jahat”. Selama yang
memerintah bukan manusia, hewan kelas 2 bekerja dengan penuh dedikasi, namun
secara tidak langsung kehidupan mereka semakin memburuk, hanya kehidupan babi
dan anjinglah yang membaik, semakin lama kehidupan babi dan anjing semakin
sejahtera.
Jelas sekali buku ini menyinggung
manusia yang pemimpinnya licik dan penuh provokasi, pengawal yang galak yang
tidak kalah liciknya, serta cerita kaum kelas dua yang selalu bekerja keras
dengan iming-iming kesejahteraan yang baik. Meskipun ditulis tahun pada masa
perang dunia II, buku ini masih relevan dengan keadaan politik masa masa kini.
Judul : Animal Farm
Pengarang : George Orwel
Tahun : 1945
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Jumlah Halaman: 140
Khairisa
0 komentar:
Posting Komentar