PERSALINAN MARYAM
Tak pernah mengkhawatirkan rasa
sakit pada suatu proses yang dahsyat yaitu melahirkan keshalihan. Demikianlah
kampanye yang digelorakan Mugi Rahayu, seorang bidan sekaligus penulis buku
ini, kepada muslimah yang akan, sedang, dan selalu menunggu persalinan. Seolah
mengandung kemudian bersalin layak didamba siapa saja yang pasrah menghamba
pada Ar rahiim.
Ibu lulusan cumlaude Filsafat UGM
ini banting stir belajar di kebidanan salah satu sekolah tinggi kebidanan
swasta di Jogja, setelah ia menikah dengan pegawai rumah sakit swasta dan
memiliki anak di usia sekira dua puluh dua tahun. Alamak, keputusan hidup yang
berani ya?! Penulis merasa yakin dan nyaman mengabdikan diri sebagai bidan
karena doa ibunda dan dukungan suami. Kalau bukan karena Allah mampukan ia,
bukan perkara mudah untuk menyeimbangkan belajar ilmu kebidanan sekaligus
praktik sendiri hingga melahirkan anak ke-4 di awal usia 27 tahun. Sekarang,
anak-anaknya telah tumbuh menuju fase awal remaja.
Kisah hidup wanita mulia bernama
Maryam yang tertulis di dalam Al-Qur'an menjadi inspirasi pribadi yang
melegitimasi profesi Mugi Rahayu. Setiap tafsir QS Maryam ia dalami, terutama
di ayat ke 22-26 yang membicarakan kehamilan dan persalinan Maryam. Saya
pribadi terkesan dengan apa yang keluarga penulis perjuangkan. Mereka
mengoptimalkan potensi keluarga dan masyarakat untuk peduli pada kaum wanita
dan anak-anak. Maka klinik bersalin yang sederhana menjadi ramai oleh calon ibu
yang inginkan belajar sabar dan kuat saat melahirkan. Tak hanya muslimah
terhormat yang datang, muslimah yang ternoda pun tak lepas dari bimbingan
mereka agar kembali pada jalan Allah.
Buku yang terbit secara indie
ini, menggali pengalaman Maryam. Penulis menuliskannya dengan mengajak pembaca
untuk menghayati apa yang sebenarnya Maryam rasakan. Meneladani bagaimana sikap
seorang ibu yang mengandung dan melahirkan. Beberapa tips semisal kebiasaan
makan kurma dapat mempermudah penyembuhan perdarahan saat melahirkan; posisi
nyaman melahirkan berdasarkan naluriah wanita; hingga hal sensitif yang
berkaitan dengan kewanitaan. Intinya, membaca buku ini bagi mereka yang sedang
hamil, saya kira akan menjadikan ia yang semula jutek jadi bahagia, bawel jadi
sabar, bete jadi haru. Aura yang positif-positif disajikan di buku ini. Bahkan
diulang-ulang ala motivator. Memang penulis, aktif juga sebagai trainer di
Yayasan Ibu Bergerak.
Melahirkan itu pada dasarnya
sakit tetapi perlu adanya manajemen diri untuk olah rasa dan raga agar wanita
ridha dalam proses melahirkan. Buku ini juga mengungkapkan kembali bahwa
apabila ibu yang melahirkan dengan selamat mendapatkan keutamaan seperti
terhapus dosanya sedangkan apabila ibu meninggal dalam melahirkan, akan
terhitung sebagai mati syahid. Secara langsung, penulis mengajak memiliki banyak
anak karena melahirkan adalah candu yang menjanjikan. Demi melahirkan
keshalihan ada komitmen besar di awal sehingga candu itu menjadi berkah.
Sayangnya, buku ini kurang cocok
bagi pembaca yang tidak terlalu mengedepankan perasaan dalam membaca. Ada teman
yang baca buku ini merasa, isi buku terlalu melankolis sedangkan harapannya
ingin mengetahui tips praktis yang lebih banyak saat melahirkan. Terlepas dari
itu, perempuan-perempuan melankolis layak untuk baca buku ini. [NT]
Judul buku: Persalinan Maryam Melahirkan
Keshalihan
Penulis: Mugi Rahayu
Penerbut: Prayu
Jumlah halaman: xxii + 192
Tahun terbit : tidak ada
Novi Trilisiana
0 komentar:
Posting Komentar