"...
Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan."(QS. Attaubah: 105)
"Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."
(QS. Al Jumuah: 10)
Buku mini ini berisi daging semua. Mengupas tuntas mengenai bekerja, agar bekerja bisa menjadi ibadah. Mengajak kita menyelami kiat praktis agar pekerjaan kita selain mengantarkan kita pada kesuksesan di dunia, juga mengantarkan kita pada kebahagiaan akhirat. Dijelaskan dengan metode 5AS: kerja kerAS, kerja cerdAS, kerja tuntAS, kerja berkualitAS, dan kerja ikhlAS.
Buku mini ini berisi daging semua. Mengupas tuntas mengenai bekerja, agar bekerja bisa menjadi ibadah. Mengajak kita menyelami kiat praktis agar pekerjaan kita selain mengantarkan kita pada kesuksesan di dunia, juga mengantarkan kita pada kebahagiaan akhirat. Dijelaskan dengan metode 5AS: kerja kerAS, kerja cerdAS, kerja tuntAS, kerja berkualitAS, dan kerja ikhlAS.
Berbicara tentang bekerja, Nabi Muhammad Saw sebagai manusia yang paling
mulia dan suri teladan bagi kita saja beliau bekerja. Pernah sebagai
penggembala ternak milik orang lain maupun berdagang. Demikian pula dengan nabi
dan rasul terdahulu. Tidak ada yang berpangku tangan dalam menjemput rezeki
Allah. Nabi Adam
beliau seorang petani, nabi Nuh sebagai tukang kayu, nabi Ibrahim berkebun,
nabi Yusuf pegawai negara, nabi Daud sebagai pandai besi, dan lain-lain.
Lantas, pekerjaan apa yang paling utama? Apakah yang paling besar
pendapatannya? omsetnya? Yang paling rapih penampilannya?
Saat ini tidak sedikit manusia yang keliru memahami pekerjaan yang paling
baik. Biasanya materi. Uang menjadi patokannya. Semakin besar uang yang didapat
dari suatu pekerjaan, maka pekerjaan tersebutlah yang paling baik. Padahal
tidak demikian.
Rasulullah pernah ditanya, "Wahai
Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" Beliau bersabda,
"Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli
yang mabrur (diberkahi)." (HR. Ahmad)
Berbahagialah siapapun yang diberi kesempatan untuk bekerja. Kesempatan
dalam arti memaksimalkan potensi pada diri kita sebagai ikhtiar menjemput rezeki.
Pantang bagi orang beriman berpangku tangan, mengharap belas kasihan orang
lain, apalagi sampai meminta-minta. Ia akan memaksimalkan potensi yang dimiliki
sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas karunia berupa akal pikiran,
anggota tubuh, waktu, atau kesempatan.
Orang beruntung adalah orang yang berusaha lahir dan ia sempurnakan usahanya dengan tawakal kepada Allah. Sikap ini akan menuai jaminan Allah di dunia dan akhirat.
Orang beruntung adalah orang yang berusaha lahir dan ia sempurnakan usahanya dengan tawakal kepada Allah. Sikap ini akan menuai jaminan Allah di dunia dan akhirat.
Bekerja keras, berarti bekerja yang diiringi dengan iman yang kuat. Karena
apalah artinya bekerja keras namun yang dipikirkan hanya uang dan uang. Apalah
artinya keuntungan berlipat-lipat di dunia, sedangkan di akhirat merugi.
Padahal kehidupan kita sesungguhnya adalah di akhirat kelak.
Bagian yang paling saya suka, Bekerjalah dengan ikhlas. Pilih
tempat bekerja yang memudahkan kita senantiasa dekat dengan Allah. Kondusif
untuk menunaikan kewajiban kita pada Allah. Karena
bekerja ikhlas adalah senantiasa merasa Allah hadir dalam setiap kegiatan
bekerja kita.
Judul Buku: Bekerja Jadi Ibadah
Penulis: Abdullah Gymnastiar
Penerbit: Emqies Publishing
Jumlah hal: 72 halaman
Amrina Anggrarini
0 komentar:
Posting Komentar