Sekolah
di Atas Bukit
Kisah-kisah inspiratif dari
pelosok daerah di hutan Kalimantan yang mungkin tidak banyak orang ketahui dan
tidak semua orang dapat temui di setiap perjalanan. Kalimantan merupakan salah
satu pulau yang memiliki ekosistem hutan yang luas. Keberadaan hutan di
Kalimantan Timur ini begitu istimewa bagi kehidupan makhluk hidup termasuk
masyarakat lokalnya. Buku ini mengisahkan berbagai
kegiatan penulis dan rekan-rekannya yang melakukan ekspedisi di Kalimantan
Timur. Dalam buku ini penulis melatarbelakanginya dari keresahan bahwa hutan
hujan tropis di Kalimantan Timur yang semakin terkikis akibat banyaknya
perkebunan. Penulis yang juga tergabung dalam The Nature Concervancy yang menerapkan
slogan “Melindungi Alam, Melestarikan Kehidupan” dengan maksud melindungi
manusia dan makhluk hidup lainnya. Kisah penulis terangkum dari berbagai
chapter perjalanan.
Saya awali dari kisahAgustinan
Tandi Bunna dengan Chapter INI RUMAHKU, yang mengisahkan tentang perjalanan
penulis menuju Hutan Lindung sungai Lesan dari Tanjung Redep, kantor The Nature
Concervancy.
Perjalanan dimulai dengan menggunakan
mobil 4WD karena medan di daerah Kalimantnan seperti yang kita tahumemang
berat, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri sungai Kelay dan Lesan.
Sungai Kelay memiliki lebar kurang lebih 20-30 m melewati kampung Lesan Dayak.
Ketika aktivitas perusahaan kayu sedang aktif, dermaga di sungai ini diramaikan
dengan berbagai aktivitas pengangkutan kayu bulat yang menyeberangi sungai
menggunakan kawat. Kayu-kayu bulat ditumpuk bahkan memuatnya ke logging truck
diangkut ke luar kawasan.
Setelah tiba di bibir Sungai
Kelay, perjalanan sampai di kampung Lesan Dayak. Warga kampung memanfaatkan
hutan sebagai tempat bergantung hidup. Sebagian besar warga bekerja di ladang,
kebun dan mengumpulkan berbagai hasil hutan seperti madu dan juga berburu.
Sedangkan warga pendatang biasanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS),
sebagai guru, perawat atau bekerja di perkebunan sawit. Dalam perjalanan
penulis melewati sungai dengan berbagai batuan besar bertebaran dan batuan
kecil yang biasa disebut kersik yang
pada saat air surut terlihat bergai warna yang beragam. Sungai ini memiliki
arus yang deras dan bahkan perahu kecil yang disebut ketintingterseret arus di jeram itu.
Di kampung ini merupakan tujuan
perjalanan. Setiba di stasiun riset Hutan Lindung Sungai Lesan, kemudian
dilakukan trekking dengan persiapan peralatan pribadi karena tujuan utama yaitu
pengamatan berbagai pohon besar seperti meranti, ulin dan lainnya. Pengamatan
berlangsung setelah beberapa perjalanan dengan ditemukannya pohon-pohon meranti
dengan diameter lebih dari seratus sentimeter. Selain menemukan pohon meranti,
pohon ulin yang umumnya dikenal dengan nama kayu besi berhasil ditemukan dengan
jumlah lima belas batang. Hamparan hutan Sungai Lindung Sungai Lesan juga dapat
diamati dengan menggunakan menara yang tersedia menjulang tinggi dengan
berbagai berlatar pemandangan hutan. Setelah pengamatan pohon, pengamatan
dilanjutkan dengan mencari hewan-hewan yang masih ada di hutan.
Perjalanan melakukan pengamatan
beberapa hewn berhasil menemukan bekantan yang masih berada di pepohonan dan
monyet-monyet yang bergelantungan di pohon. Gerombolan burung juga ditemui.
Perjalanan akhirnya membuahkan hasil dengan menmukan berbagai hewan yang masih
harus dilindungi.
SANG
PENGHUBUNG, Joko Susatmoko
Pada chapter ini mengisahkan
seorang paruh baya bernama Joko Susatmoko yang bertugas sebagai pengantar rekan
The Nature Concervancy menuju tempat tujuannya. Joko Susatmoko juga pernah lama
bekerja di TNC dengan berbagai kisah menarik. Perjalanan yang dikisakan pada
chapter ini menceritakan tentang berbagai rintangan yang harus dilalui di
medan. Pada awal perjalanan diawali dengan matahari yang sangat terik, kemudian
hari selanjutnya perjalanan harus dilalui dengan berat akibat banyaknya
kubangan-kubangan. Hal itu disebabkan dari sisa hujan yang mengguyut di malam
hari. Banyak jalanan yang belum beraspal dan berbatuan, lubang-lubang genangan
air hujan. Sulitnya perjalanan dengan jalanan berlubang semakin dipersulit
dengan terperosoknya mobil ke dalam kubangan. Sulitnya keluar dari kubangan
membuat Pak Joko menginjak keras pedal gas dan hampir terperosok ke jurang
hingga akhirnya berhasil keluar karena ditarik.
Kisah memiliki pengalaman di
Kampung Sidobangen ketika masih tergabung dengan TNC dan memberikan pelatihan
tentang karet, bahkan mengadakan studi banding ke Bontang sehingga masyarakat
menjadi paham dan sekarang masyarakat memiliki kebun karet dan menikmati hasil
kebunnya. Pak Joko merupakan penghubung kampung-kampung terpencil di Berau
dengan kantor TNC di Tanjung Redeb. Dia merupakan volunter dan penggiat
konservasi ke Merabu, Long Laay dan pelosok-pelosok Berau lainnya dengan penuh
dedukasi.
Judul
Buku : Sekolah di Atas Bukit, Kumpulan Kisah Inspiratif Tentang
Pengalaman Konservasi di
Kalimantan Timur
Penulis : Ahmad
Fuadi
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Jumlah
Halaman : 259
Bayu
Bima Y.
0 komentar:
Posting Komentar