The Architecture Of Love
Pertama
kali denger tentang buku ini waktu ikut pelatihan menulisnya mb Rosi L
Simamora. Sebagai editornya, mb Rosi banyak ambil contoh kasus tentang
masalah penulisan/editing dari buku ini. Jadi sedikit banyak mendorong
saya untuk baca bukunya. Dan alhamdulillah ada gebyar diskon 43ribu
kemarin, jadinya kesampaian juga.
Sejak
halaman pertama, novel ini langsung terasa menarik dan ngga bosenin.
Bahasa yang ringan khas novel metropop. Ibarat makanan, novel ini
sejenis makanan jajanan, mudah dicerna, cepet habis dan ngga bikin
kenyang.
Hal
yang menarik bagi saya adalah walaupun khas novel percintaan, tapi
ceritanya ngga terlalu mudah ditebak, sedikit lebih berwarna. Setelah
selesai baca halaman terakhir, baru saya paham, hal itu karena ternyata
novel ini merupakan novel #pollstory. Novel yang jalan ceritanya
ditentukan berdasarkan polling pembaca di tweeter. Ngga heran langsung
jadi best seller, karena udah banyak yang tau walau belum selesai
dibuat. Dan ini menjelaskan kenapa ada beberapa detil yang saya rasakan
agak ngga konsisten tentang logika ceritanya di awal..
Catatan
tambahan tentang novel ini adalah banyak banget kalimatnya yang pake
bahasa inggris tanpa diterjemahin. Jadi siap siap aja buka gugel
translet selama baca. Menurut mb Rosi, pilihan pake bahasa inggris tanpa
diterjemahin ini memang maunya Ika Natassa, karena ungkapan yang
diinginkan ngga akan sama rasanya kalau dituliskan pake bahasa
Indonesia. Hmm..
The
architecture of love bercerita tentang Raia dan River.. dua insan
manusia yang dipertemukan tuhan saat keduanya sedang dalam kondisi
“tersesat”. Hal yang membuat sy menikmati novel ini adalah karena
karakter tokoh Raia mengingatkan saya akan salah satu tokoh di grup IM
ini. Jadi, sambil baca sedikit banyak saya ngebayangin dia..
Tapi,
sebetulnya di luar hal hal yang udah ditulis di atas, novel ini jadi
perhatian bagi saya karena tokoh Raia ini profesinya penulis. Penulis
novel best seller, terkenal, yang tiba tiba sesuatu terjadi dalam
hidupnya dan.. BANG!! Kemampuan merangkai katanya hilang tak berbekas.
Makna kiamat bagi seorang penulis adalah ketika ia kehilangan kemampuan
menulisnya.. dan itu lah yang dialami Raia.
Untuk
pembaca yang ingin belajar menulis (kayak saya..), novel ini layak
dibaca karena sedikit membuka rahasia tentang dunia penulisan, beberapa
tips tentang bagaimana memulai sebuah cerita, dan menurut saya ini nilai
tambah yang menarik.
Selain
itu juga sebagaimana judulnya ada kata “architecture “, buku ini
diberi tambahan beberapa pengetahuan tentang bangunan. Hal ini
menyadarkan saya.. kalau pengen punya anak yang berprofesi arsitek,
baiknya sy mulai sering ngajak dia liat liat dan ngobrolin tentang
bangunan.
Terakhir,
satu hal yang mengganggu saya dari novel ini ada dibagian: ada kejadian
River cium pipi Raia.. padahal sebelumnya River baru aja diceritain
solat tahajud.. buat saya ini bagian yang mengganggu.
Judul: The Architecture of Love
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: GPU
Jumlah Hal: 292
Trisa Yunita
0 komentar:
Posting Komentar