Para ahli meyakini pesatnya perkembangan otak
terjadi pada masa anak-anak. Maka penting sekali bagi orang tua untuk
memilihkan permainan untuk yang bisa menanamkan nilai-nilai positif dan
kebaikan pada mereka. Pada usia itu pula anak-anak masih berada di rumah. Belum
sekolah. Maka orang tua menjadi guru pertama bagi sang anak. Guru dan sekolah
adalah partner orang tua dalam
mendidik anak. Pendidikan utama bagi buah hati adalah orang tuanya sendiri.
Melalui permainan terselip
nilai-nilai karakter yang tertanam kuat dalam jiwa anak dan lekat membekas
hingga dewasa. Pendidikan secara tak langsung (indirect) diyakini bertahan lama dalam diri seseorang. Salah satu
pendidikan untuk anak-anak adalah melalui permainan.
Kemajuan teknologi menghadirkan
permainan atau game lewat gawai.
Permainannya menarik dan modern,
namun merupakan permainan semu, tidak nyata. Padahal pengalaman nyata akan
memberikan bekas yang lebih lama tersimpan dalam memori anak-anak.
Pada usia dini, anak-anak
memiliki energi yang berlimpah. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. inilah
yang seharusnya dimengerti betul oleh orang tua. Bahwa permainan itu akan
dilakukan oleh anak dengan penuh antusias.
Buku
Rumah Main Anak 2, ini sebagai kelanjutan Buku Rumah Main Anak, yang telah
sukses menjadi Best Seller. Terbitan pertamanya telah terjual 13.000 eksemplar.
Dari testimoni dari pembaca buku pertama menyiratkan apresiasi dan kepuasan.
Buku Rumah Main Anak 2 ternyata tidak kalah kreatif dan mengesankan.
Dengan belajar dari buku ini, orang tua dapat
memberikan permainan nyata kepada anak. Untuk orang tua yang mati gaya saat
menemani anak, buku ini adalah pilihan yang tepat. Pembaca tinggal
mempraktikkan permainan –permainan edukatif yang ada di buku.
Tapi mungkin pembaca dibuat tidak bisa membaca
buku sampai habis. Melainkan mencoba satu persatu permainan.
Memprakraktikkannya bersama sang buah hati. Begitu pula saya, belum membaca
habis buku ini. Yang sebetulnya punya isteri saya. J. Justru disitulah kelebihan buku
ini. Bersifat aplikatif.
Buku ini hadir agar para orang
tua bisa memiliki kreativitas permainan yang mendidik dengan berbagai peralatan
sederhana. Orang tua tetap setia mendampingi anak bermain. Menjadi sarana
mempererat kedekatan orang tua terhadap anak.
Orang tua perlu memahami kategori
permainan pada anak usia dini. Ada kalanya si kecil ingin bermain sendirian,
adakalanya pula ia ingin ditemani. Untuk itulah, kita perlu mengetahui kategori
bermain pada anak. Kategori tersebut antara lain:
Solitary play. Anak bermain sendiri tanpa mengambil
bagian/tanpa memperhatikan permainan orang lain yang berada di dekatnya.
Biasanya terjadi pada anak usia 2 tahun. Contohnya, saat anak bermain sepeda di
taman, dan dia tidak berinteraksi dengan anak lainnya.
Parallel play. Pada saat anak bermain sendiri dengan mainan
yang sama dengan temannya, namun dia lebih banyak bermain sendiri daripada
memperhatikan apa yang temannya lakukan. Parallel play adalah tahapan transisi
dari bermain sendiri ke bermain kelompok. Contohnya, anak dan temannya sedang
menggambar, namun sibuk dengan gambarnya masing-masing.
Associative play. Merupakan kegiatan saat anak
bermain bersama anak yang lain, berbagi mainan yang sama, namun tidak banyak
berinteraksi. Biasa terjadi pada anak usia 3-4 tahun. Contohnya adalah bermain
boneka. Namun hanya berinteraksi sedikit saat boneka tersebut bertemu. Selebihnya,
mereka bermain dengan bonekanya masing-masing.
Cooperative play. Merupakan kegiatan anak saat
bermain secara aktif bersama teman-temannya dalam kelompok. Pada kategori ini,
anak-anak mulai menerapkan aturan dan peran yang dilakukan setiap anak dalam
bermain. Anak-anak juga mulai belajar bernegosiasi, berbagi, dan bertukar
pikiran. Contohnya saat anak bermain engklek, monopoli, dan lainnya. (Halaman
120)
Permainan di dalam buku ini
sangat memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai kemampuan motoriknya.
Permainan yang melibatkan indera pendengar, pencium, peraba, penglihatan, dan
alat gerak. Isteri saya yang sudah mencoba permainan di dalam buku ini,
kemudian mempostingnya, mendapat respon luar biasa dari teman-teman di
facebooknya. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa isteri saya kreatif.
Padahal...permainan itu diambil dari buku Rumah Main Anak ini.
Tampilan buku yang full colour (penuh warna) membuat mata
kita enak membacanya. Disetiap sajian permainan dilengkapi dengan keterangan
permainan, alat, bahan, cara membuat, cara bermain dan manfaat aktivitas ini
sehingga pembaca benar-benar dimanjakan dengan menu di buku ini. Tidak hanya
orang tua saja yang bisa memanfaatkan berbagai kegiatan permainan di buku ini,
para guru PAU, TK, TPA dan SD pun bisa memanfaatkannya sebagai selingan
pembelajaran di sekolah. Sebab permainannya unik dan asyik serta aplikatif.
Justru penulisnya lebih dahulu mempraktikkannya sendiri. Menjadi jaminan bahwa
permainan-permainan di buku ini sangat mungkin untuk dilakukan.
Judul : Rumah Main Anak 2
Penulis :
Penerbit : Sahabat Sejati Publishing
Tahun :
Agustus, 2016
Jumlah halaman :
283 halaman
ISBN :
978-979-15849-5-1
Peresensi :
Supadilah
0 komentar:
Posting Komentar