Senin, 09 Juni 2014

Investasi dan Manajemen Portofolio

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi secara umum adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor, mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, mengurangi tekanan inflasi, dan menghemat pajak. Kita bisa melakukan investasi dalam bentuk apapun, contoh sederhana adalah waktu yang kita gunakan untuk membaca dan membuat resume merupakan sebuah investasi sehingga kita bisa meraih karir yang sukses di masa mendatang. Aktivitas investasi dalam ekonomi biasanya merujuk pada investasi aset riil (tanah, bangunan, atau emas) dan aset finansial (deposito, obligasi, atau saham). Dan buku ini lebih fokus pada bahasan investasi aset finansial.

Sebelum melakukan investasi, seorang investor harus mengetahui konsep dasar investasi sehingga menjadi pijakan keputusan investasi yang akan dilakukan. Konsep dasarnya adalah mengetahui hubungan antara return yang diharapkan dengan resiko investasi, dimana return dan resiko bersifat linier, artinya jika return tinggi maka resikonya juga tinggi dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan preferensi terhadap resiko, tipe investor dibagi menjadi tiga golongan, yakni risk seeker (suka menanggung resiko), risk neutral (sanggup menanggung resiko asalkan returnnya tinggi dan sebaliknya), dan risk avertion (tidak suka menanggung resiko). Termasuk tipe yang manakah kita?

Untuk membuat keputusan investasi, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan antara lain:
  1. Menentukan tujuan investasi, ini bisa berbeda pada setiap investor.
  2. Menentukan kebijakan investasi. Disini seorang investor akan memilih kelas-kelas aset yang tersedia, apakah akan berinvestasi pada aset riil ataukah aset finansial? Dan berapa dana yang akan diinvestasikan?
  3. Pemilihan strategi portofolio, aktif atau pasif.
  4. Pemilihan aset berdasarkan portofolio yang dipilih sehingga diperoleh portofolio yang efisien yakni yang memiliki return tertinggi dan resiko terendah.
  5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Return dan Resiko Investasi
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dasar keputusan investasi adalah mengetahui return dan resiko atas kebijakan investasi yang akan kita pilih. Return merupakan istilah ekonomi yang merujuk pada tingkat keuntungan investasi. Jadi kalau kita investasi saham, berapa dividen yang kita peroleh, itulah returnnya. Atau jika investasi deposito, berapa persen bagi hasil yang kita peroleh, itulah returnnya. Sedangkan resiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Misalnya begini, ketika kita berinvestasi kita mensyaratkan dividen saham sebesar 20% per tahun, pada kenyataannya dividen saham di tahun tersebut hanya 10% atau bahkan negatif. Kondisi return yang berbeda inilah yang disebut resiko dan harus dipertimbangkan oleh calon investor sebelum memutuskan memilih suatu investasi.

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen, yakni yield dan capital gain (loss). Yield ini merupakan komponen return dari pendapatan yang diperoleh secara periodik dari sebuah investasi, contoh jika kita berinvestasi pada saham, maka yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan perubahan harga sekuritas yang dapat memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, contohnya kenaikan atau penurunan harga surat berharga baik saham maupun obligasi. Maka return total = yield + capital gain (loss). Adapun sumber-sumber resiko investasi diantaranya adalah: resiko suku bunga, resiko pasar, inflasi, resiko bisnis, finansial, liquiditas perusahaan, nilai tukar mata uang (currency risk atau exchange rate risk), dan resiko negara atau sering disebut resiko politik. 

Estimasi Pengukuran Return
Untuk menentukan return suatu investasi adalah suatu hal yang sangat sulit, mengingat perekonomian itu sangat dinamis. Yang dapat dilakukan untuk menentukan investasi yang efisien hanyalah perkiraan melalui perhitungan estimasi. Begitupun dengan resiko. Ada beberapa model perhitungan yang digunakan untuk mengukur return dari investasi aset finansial, yakni:
Historical rate of return. Dibagi menjadi dua yakni holding period of return (HPR) dan holding period yield (HPY). HPR merupakan perbandingan antara ending value of investment dengan begining value of investment. Secara matematis ditulis HPR = ending value of investmen/beginning value of investment. Sedangkan HPY = HPR – 1, annual HPY = annual HPR -1.

Mean of historical return. Digunakan untuk mengukur investasi aset tunggal (stand-alone), investasi banyak aset (portofolio), dan expected rates of return. Untuk menghitung return pada single investment biasanya digunakan metode perhitungan Arithmatic Mean (AM) dan Geometric Mean (GM). AM adalah metode perhitungan statistik yang biasanya digunakan untuk menghitung nilai rata-rata. Secara matematis biasa ditulis â´³ = Î£X / n, dimana Î£X = penjumlahan nilai return tiap periode, dan n = jumlah periode.

Metode AM kadang dinilai menyesatkan jika pola distribusi return selama suatu periode sangat fluktuatif, maka digunakanlah metode kedua, yakni GM. GM menggambarkan nilai yang lebih akurat berdasarkan nilai rata-rata yang sebenarnya dari distribusi return selama periode tertentu. Secara matematis GM = [(1+R1) (1+ R2) ... (1+ Rn)]1/n -1. Karena nilainya berbeda dan biasanya lebih kecil AM, maka GM sebaiknya digunakan untuk menghitung aliran return pada periode yang bersifat serial atau kumulatif, misalnya 5 atau 10 tahun berturut-turut. Sedangkan AM akan lebih baik jika digunakan untuk menghitung nilai rerata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.

Return juga dihitung dengan memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya return tertentu (probabilitas kejadian) atau dikenal dengan istilah expected rates of return E(R). Distribusi probabilitas ini menunjukkan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa kemungkinan terjadinya return tersebut. Secara matematis ditulis:
E(R) = Î£ [(probability of return)x(possible return)]
E(R) = Σ [(P1) x (R1)]

Untuk menghitung return yang dilakukan pada banyak aset (portofolio) dilakukan dengan melakukan weighted (pembobotan) berdasarkan ranking favorit pasar pada nilai HPY dan HPR-nya sehingga dari pilihan investasi yang ada dapat dipilih berdasarkan bobot yang paling tinggi. Untuk lebih memahami perhitungan-perhitungan di atas sebenarnya lebih mudah jika dilengkapi dengan contoh perhitungan, namun karena space area resume terbatas jadi saya hanya menyajikan rumus.

Sedangkan penilaian rencana investasi bisnis aset non financial dapat dilakukan dengan menggunakan metode average rate of return (ARR), internal rate of return (IRR), modified IRR (MIRR), payback periode, discounted payback periode, net present value (NPV), dan profitability index (PI) atau dikenal juga dengan istilah benefit cost ratio (B/C).

Estimasi Pengukuran Resiko
Untuk menghitung besarnya resiko total yang dikaitkan dengan return yang diharapkan kita dapat menghitungnya berdasarkan varians (σ2) dan standar deviasi (σ) investasi tersebut. Baik varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas dari expected rates of return suatu investasi.

Investasi portofolio berdasarkan pada hasil pengukuran resiko merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko investasi. Artinya semakin banyak jenis investasi yang kita lakukan akan semakin berkurang resikonya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jika kita ingin berinvestasi pada saham, untuk mengurangi resiko sedikitnya kita harus memilih 8-20 jenis saham. Disini diperlukan keterampilan investor untuk melakukan diversifikasi portofolio dan memilih investasi yang paling kecil resikonya.

Prinsip diversifikasinya dapat dilakukan dengan dua cara, yakni random (acak) dan diversifikasi Markowitz. Diversifikasi random biasanya disesuaikan dengan preference investor tanpa memperhatikan karakteristik atau klasifikasi industri aset, pokoknya yang penting berinvestasi di banyak aset. Sedangkan diversifikasi Markowitz yang diperkenalkan oleh Henry Markowitz tahun 1950an dilakukan dengan memperhatikan karakteristik, klasifikasi, dan informasi penting lain terkait investasi tersebut. Markowitz mengajarkan kita untuk selektif memilih investasi. Nasehat Markowitz yang paling penting untuk para investor adalah “janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang” karena jika keranjang itu jatuh maka telurnya akan pecah semua, artinya jangan menginvestasikan semua dana kita pada satu aset saja karena jika bisnis itu gagal maka semua dana kita akan lenyap.

Untuk memahami lebih jauh tentang hubungan antara resiko dan return investasi kita dapat menggunakan konsep Capital Market Line (CML) dan Security Market Line (SML) yang digambarkan dalam sebuah kurva model kesimbangan Capital Aset Pricing Model (CAPM). Resiko sekuritas yang relevan juga biasanya ditunjukkan dengan nilai beta (β). Beta ini menunjukan sensitivitas sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi nilai beta maka investasi tersebut semakin sensitif terhadap perubahan pasar. Pada pasar saham, beta biasanya digunakan untuk membandingkan resiko saham satu dengan yang lainnya. Model ini memudahkan investor untuk memilih jenis investasi berdasarkan tingkat resikonya. Terakhir, di buku ini juga dijelaskan bagaimana strategi memilih portofolio yang efisien, bagaimana memilih kelas aset, evaluasi performance investasi, dan investasi internasional. Yang tertarik untuk berinvestasi pada aset finansial dan ingin mengetahui konsep dasar investasi buku ini bisa menjadi salah satu referensi karena bahasannya sistematis dan mudah dipahami.

Judul Buku                   : Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio
Penulis                          : Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A.
Penerbit                        : BPFE Yogyakarta

-Tri Hanifawati, IM1-






0 komentar: