Kamis, 12 Juni 2014

How To Read a Book: BAB III Tingkatan Pertama Dalam Membaca: Elementary Reading




Kategori Bacaan        : Buku
Judul                           : How to Read a Book
Penulis                        : Mortomer J. Adler dan Chaerles Van Doren
Tahun Terbit             : 1972

BAB III Tingkatan Pertama Dalam Membaca: Elementary Reading

                Mortomer J. Adler dan Charles Van Doren adalah penulis berkebangsaan Amerika. Pada bab 3 ini mereka banyak menceritakan tentang aktivitas membaca yang dilakukan oleh Bangsa Amerika pada dekade 1970-an. Diceritakan bahwapada 1970 adalah saat-saat dimana Bangsa Amerika mulai mendidik warganya. Periode 1970-1980 di Amerika disebut sebagai ‘DekadeMembaca’; sebuah periode sejarah yang kelak menghantarkan Amerika Serikat menjadi negara adidaya seperti hari ini.
            Pada masa tersebut, terdapat dua metode terkenal yang dipakai oleh bangsa Amerika dalam sistem pengajaran baca-tulis kepada masyarakatnya, yaitu metode ABC dan metode visual. Metode ABC adalah metode lama yang telah dipraktekkan sejak abad 19 oleh sekolah-sekolah di Yunani dan Roma. Metode ini diterapkan dengan cara peserta didik mengikuti apa yang diucapkan olehpendidik dalam mengeja huruf satu per satu. Metode ABC dalam perjalanannya mengalami perkembangan, yakni dengan pembedaan huruf mati dan huruf vocal. Pendidik yang dalam kegiatan belajar mengajar-nya menerapkan pembedaan huruf mati dan huruf vocal, disebut menggunakan metode phonic. Kedua metode ini menekankan pada kegiatan membaca secara oral dan berbasis suara.
            Berbeda dengan metode ABC dan turunannya (metode phonic), metode berikut ini lebih berkonsentrasi pada identifikasi visual atas bentuk huruf sebelum melafadzkannya. Sebelum berhasil membaca suatu kata, seseorang yang menggunakan metode ini wajib mengeja huruf satu per satu. Metode ini dikenal sebagai metode visual, yang dikembangkan oleh Horace Mann pada 1840 di Jerman. Perkembangan metode visual mampu mengubah kebiasaan membaca dengan metode ABC yang cenderung dibaca dengan suara keras menjadi dibaca dalam diam (silent reading).
            Amerika membebaskan warganya untuk memakai salah satu dari dua metode diatas yang sedang popular pada masa itu. Hal terpenting dari Dekade Membaca adalah setiap warga negara harus bisa membaca (dilarang buta huruf). Pada system pendidikan di sekolah-sekolah Amerika, tidak ada yang lebih dikritisi selain peningkatan kemampuan membaca. Amerika mencanangkan cita-cita pada masa tersebut; bahwa barangsiapa  yang tidak bisa membaca maka ia bukan bagian dari mimpi Amerika.
            Pada bab III ini penulis juga menceritakan mengenai 4 fase yang dilalui oleh seorang anak dalam level Elementary Reading.  Level Elementary Reading biasa terjadi pada anak yang barulahir hingga usia 6-7 tahun. Berikut ini penjelasan dari masing-masing level.

1.     Bersiap untuk Membaca
Pada fase ini anak berupaya menyiapkan empat hal dalam dirinya untuk benar-benar bisa melakukan aktivitas membacaya itu kondisi fisik, intelektual, kebahasaan dan personal. Kondisi fisik berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran yang cukup. Kesiapan intelektual adalah kondisi minimal yang dimiliki si anak untuk melakukan kombinasi huruf hingga menjadi suatu  kata. Kebahasaan terkait dengan kemampuan anak untuk berbicara secara lantang dan jelas; dan kemampuan personal berkaitan dengan kapasitas anak untuk bekerjasama dengan orang lain, baik dengan pengajarnya atau pun teman sebayanya.
Setiap anak mempunyai kondisi yang berbeda-beda pada empat prasyarat di atas. Pengajar atau pun orang tua diharapkan bijak dalam menghadapi situasi ini. Sebaiknya tidak memaksakan si anak harus dapat membaca pada usia tertentu, namun tidak pula berarti bahwa menunda untuk memberikan pengajaran anak. Usaha mendidik anak agar menyukai aktivitas membaca tetap dilakukan namun porsinya disesuaikan dengan kemampuan anak. Mampu membaca dalam usia lebih dini terkadang tidak lebih baik dari mampu membaca pada usia yang lebih tua. Hal terpenting adalah tetap menjaga agar anak jangan sampai membenci atau trauma pada aktivitas membaca.

2.     Bersiap untuk Membaca
Apabila anak mulai memasuki fase ini, maka akan terlihat kecenderungan pada dirinya  yang mulai mengenali beberapa huruf. Jumlah kata yang dapat dikenalinya pada fase ini pun identik berkisar pada 300-400 kata. Ini adalah tahun awal baginya untuk mencintai aktivitas membaca,  oleh karena ini sebisa mungkin buat tahun ini sangat berkesan untuknya. Pengajar/orangtua dapat mulai mengenalkan pada fase ini beberapa kemampuan dasar seperti konteks asli kalimat, arti kata sebenarnya dan permulaan suara setiap kata. Berakhirnya tahap ini ditandai dengan aktivitas anak yang mampu membaca literature tanpa didampingi dan ia melakukannya dengan antusias.
3.     Peningkatan Kosakata yang Terjadi Secara Cepat
Anak yang telah menyukai aktivitas membaca akan mencari berbagai literature bacaan. Anak yang berada pada fase ini akan kita saksikan bahwa ia mencari bahan bacaan apapun dengan tujuan yang berbeda-beda. Jika anda melihat fenomena ini ketahuilah bahwa anak anda sedang berada dalam fase senang membaca. Beberapa tujuan umum yang akan ia cita-citakan agar tercapai dengan membaca antara lain adalah membaca agar bahagia, memuaskan rasa ingin tahunya dan atau memperluas cakrawala berpikirnya.

4.     Penguatan Kemampuan Membaca
Ini adalah fase terakhir dari level Elementary Reading. Penulis menyebut fase ini adalah fase yang paling dewasa diantara tiga tahap sebelumnya. Kedewasaan ditandai dengan kondisi ideal dimana si anak akan terus melakukan kegiatan penguatan kemampuan membacanya di setiap aktivitas hidupnya.

--oooOWawan-IM1 Oooo--

(sumber gambar: http://www.goodreads.com/book/show/567610.How_to_Read_a_Book)

0 komentar: