Senin, 09 Juni 2014

PENANGANAN MEDIS PADA TITIK PERTEMUAN ANTARA PENGOBATAN TIMUR DAN BARAT



Judul Buku: The Miracle of Endorphine
Penulis: Dr. Shigeo Haruyama
Penerbit: Qanita Mizan
Jumlah halaman dibaca: 14 halaman



Pencegahan Penyakit Adalah Obat yang Sesungguhnya

Bagian ini dawali cerita Dr. Shigeo Haruyama mengenai kekecewaannya yang melatarbelakangi dirinya menjadi dokter. Beliau berasal dari keluarga yang turun temurun hidup di Kyoto (salah satu kota tua di Jepang) yang sudah mempraktekkan pengobatan timur dari bergenerasi-generasi sebelumnya. Dari umur 4 tahun, dia sudah belajar tiga seni pengobatan timur (shiatsu, akupunktur, dan moxibustion*), dibimbing kakeknya. Dari kecil ia sudah diajari karena dia diharapkan menjadi pewaris tradisi keluarganya.

Sejak masa kanak-kanan sampe remaja, dia sudah dipercaya untuk mendampingi kakeknya dalam menangani pasien. Karena itulah, di benaknya timbul  pendapat bahwa pengobatan timur sangat bermanfaat dalam mengatasi penyakit. Namun ketika beranjak besar, ia mulai menyadari kekurangan dalam seni pengobatan barat, dan inilah salah satu sumber kekecewaan yang sebelumnya disebut. Dalam pengobatan timur, dikenal istilah “kosong dan penuh”, “Qi”, “Yin dan Yang”, yang agak kuno dalam tren masyarakat modern sekarang ini. Selain itu, dasar-dasar filosofis pengobatan timur juga sulit dipahami. Intinya, cara kerjanya tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.

Padahal pengobatan barat itu sangat kuantitatif dan mudah dipahami, ini mkarena pengobatan barat lebih ke “ilmu tentang penyakit (patologi)”. Ia bisa dengan tepat menjelaskan tentang sebuah penyakit dan proses penyembuhannya saat seseorang menjalankan terapi. Proses diagnosanya juga jelas, seperti rontgen atau analisis darah, sehingga lebih meyakinkan.

Nggak adakah cara untuk menjelaskan dan membuktikan seni pengobatan timur dengan lebih tepat dan ilmiah? Padahal menurut pengalamannya, pengobatan timur lebih ampuh dalam mengatasi penyakit gaya hidup dan kelelahan. Inilah yang akhirnya mengantarkan Dr. Shigeo Haruyama belajar di Fakultas Kedokteran di Universitas Tokyo.

Setelah tamat kuliah, karena masih percaya sama ampuhnya pengobatan timur, Dr. Shigeo Haruyama berniat buka klinik sendiri, tapi nggak jadi karena senior-seniornya menasehati kalo itu terlalu berresiko. Beliau belum punya pengalaman praktek dan manajemen rumah sakit, akhirnya beliau bekerja sebagai dokter selama beberapa tahun di berbagai rumah sakit, serta menjadi spesialis dokter bedah saluran pencernaan. Pada tahun 1987, beliau membuka rumah sakit sendiri dengan 260 tempat tidur dan berbagai fasilitas umum lainnya.

Di Jepang ada istilah mibyõ yang berarti kondisi badan belum sakit. Dalam rumah sakitnya, beliau berusaha agar pasien yang dalam kondisi mibyõ, tidak jadi sakit. Karena inilah sebenarnya tugas dokter sebenarnya menurutnya. Bukan seperti dalam rumah sakit umumnya di mana dokter menyembuhkan pasien yang sudah sakit.

Ada satu contoh kasus yang telah ditangani Dr. Shigeo. Seorang laki-laki yang akan menikah berumur 28 tahun pernah datang karena ingin diet. Saat itu berat badannya di atas 100kg, dan calon istrinya pun tidak senang dengan kondisi ini. Akhirnya saya tangani juga, meskipun mewah sekali orang yang tidak sakit kok dirawat di klinik. Bobot laki-laki itu cepat sekali turun, 15kg dalam 14 hari. Laki-laki itu jelas senang karena keluar dari rumah sakit, bobotnya hanya sekitar 80kg. Tunangannya juga ikut senang dengan kondisi itu. Meskipun terhitung muda, kondisi laki-laki itu sebenarnya cukup beresiko, ia menderita radang lever, radang pankreas kronis, hiperkolesterol, dan hipertrigliserida. Seluruh gejala ini hilang setelah bobotnya menurun. Dr. Shigeo senang sekali karena bisa menghindarkan pasien yang datang dalam kondisi mibyõ, dan pulang dalam keadaan sehat.

Agar Endorfin Dilepaskan

Apa yang dilakukan Dr. Shigeo ke laki-laki tadi? singkatnya, paket terapi “three in one” yang terdiri atas ‘makanan’ yang mengandung pretein tinggi namun rendah kalori; ‘olah tubuh’ untuk membentuk otot dan membakar lemak; dan ‘meditasi’ di mana lelaki muda itu diperbolehkan duduk di ruang meditasi sambil berlatih berfikir positif sementara pada saat yang sama gelombang otaknya diukur. Inilah bentuk perawatan Dr. Shigeo. Selain itu, beliau juga memberikan bentuk pijat kesehatan tertentu yang dikembangkan dari teknik shiatsu.

Contoh kasus pasien lainnya adalah seorang wanita berusia 58 tahun yang nyaris sakit jiwa karena halusinasi dan depresi karena tidak bisa tidur. Ada juga wanita kurus berusia 46 tahun yang menderita perlemakan hati, jadi wanita ini kurus tapi gendut, karena massa ototnya sangat sedikit namun kaya lemak. Kemudian ada lagi seorang laki-laki berusia 63 tahun yang ketika datang sudah dalam keadaan tidak sadar. Ia menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Awalnya Dr. Shigeo hanya kepikiran untuk nyuntikkan insulin, tapi tidak jadi. Kesemua pasien ini juga disembuhkan dengan metode yang sama.

Rahasia sebenarnya dibalik keberhasilan metode ini adalah adanya hormon kebahagiaan yang dilepasin otak manusia dan mirip morfin. Selain bisa ningkatin suasana hati (jadi senang), efek farmasetikalnya bisa memperlambat penuaan dan memperkuat penyembuhan diri sendiri. Kalo hormon ini dilepas dalam jumlah cukup, efeknya nggak hanya untuk otak, tapi baik untuk seluruh tubuh. Senyawa ini sebenernya sudah ada dari dulu, tapi nggak gitu dianggap karena dulu kebermanfaatannya belum ditemukan.

Nah, jika orang marah, maka otak akan mengeluarkan hormon noradrenalin yang sangat beracun. Bahkan noradrenalin ini masuk ke peringkat kedua dunia setelah bisa ular, saking beracunnya. Emang sih, zat ini sangat sedikiti diproduksi otak, tapi kalo orang marah terus, tertekan, maka racun ini akan membuatnya sakit, cepet tua dan cepet meninggal.

Di sisi lain, ada hormon beta-endorfin, hormon paling berkhasiat di antara hormon kebahagiaan. Saat seseorang ditolak, “Nggak, saya nggak mau”, maka otak melepaskan hormon noradrenalin yang bersifat racun. Tapi kalo seseorang diterima dengan jawaban “Itu bagus”, maka beta-endorfin yang akan keluar. Seseorang yang sangat nggak suka suatu hal, tapi menghadapi dengan santai dan positif, maka hormon yang keluar baik untuk tubuh. Sebaliknya, seseorang yang berkecukupan hidupnya dan kaya, jika marah, mendendam, dan sedih, maka hormon yang keluar buruk bagi tubuhnya. Maka dari itu, kalo kita terus positif dalam segala sesuatu, dan memandang ke depan, maka kesehatan dan kemudaan kita akan terjaga, hidup pun bebas dari penyakit. Ya macam Rasulullah lah ya mungkin. Jadi, seluruhnya bergantung pola pikir kita, sakit atau sehat, dan ini secara medis dapat dibuktikan.

Hormon Kebahagiaan Mencegah Penyakit

Penderita AIDS yang stress, maka penyakitnya lebih cepat menyerang dan mematikan dibandingkan mereka yang bahagia dan semangat, yang bahkan bisa hidup bertahun-tahun lamanya. Hormon noradrenalin yang banyak, bisa mempersempit aliran darah ke jantung. Ini bisa menyebabkan tekanan darah naik, pembuluh darah tersumbat, stroke, demensia/pikun, dll.

Akhir-akhir ini sering dibahas tentang oksigen aktif dan efek negatifnya terhadap kesehatan manusia. Ada 2 jenis molekul berbahaya ini; (1) yang terbentuk saat metabolisme oksigen dari udara yang dihirup manusia, (2) yang sudah ada di atmosfer bumi. Oksigen aktif (radikal bebas) menyebabkan oksidasi, penuaan dan merusak gen di dalam tubuh. Oksigen aktif ini pasti ada di dalam tubuh manusia, maka ketika kita lari atau beraktivitas yang menguras energi, tubuh mengeluarkan zat dan mekanisme yang menetralkan racun ini.

Zat yang paling penting adalah SOD (enzim superoksida dismutase) yang jika jumlahnya cukup, akan menetralkan aksigen aktif. Sayangnya, otak manusia berhenti tumbuh ketika kita mencapai usia 25 tahun, sehingga tubuh kekurangan zat pembentuk SOD. Akibatnya tubuh mudah menua dan terkena penyakit kronis. Untuk menjaga otak tetap muda, penting menjaga agar zat beracun tidak terproduksi berlebihan. Jangan banyak stress, tertekan dan marah! J

Selain hal positif yang udah disebutkan, hormon kebahagiaan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan daya ingat, penurunan agresivitas dalam hubungan antar-manusia, terhadap semangat, daya tahan, dan kreativitas manusia. Dr. Shigeo menyatakan bahwa jumlah hormon kebahagiaan yang dikeluarkan manusia, menentukan apakah aktivitas seseorang berkembang ke arah positif atau negatif.

Obat-obatan lain ada sih yang termasuk morfin alami, tapi ada resiko kecanduannya, sedangkan pada hormon kebahagiaan, nggak ada masalah jika kecanduan. Untuk bisa senang, manusia nggak perlu nge-drug, karena Tuhan sudah hadiahi kita hormon kebahagiaan!

*moxibustion: pengobatan ala timur (Jepang, Cina, Korea, Vietnam, Tibet, dan Mongolia) menggunakan tanaman obat moxa atau mugwort

0 komentar: