Sabtu, 09 Mei 2015

Wonderful Husband, Menjadi Suami disayang Istri (Seri Wonderful Family)



Judul                : Wonderful Husband, Menjadi Suami disayang Istri (Seri Wonderful Family)
Penulis             : Cahyadi Takariawan
Penerbit           : Era Adicitra Intermedia
Cetakan           : 2, Januari 2014
Jum halaman   : 314 halaman



Motivasi menikah adalah ibadah, bagian dari pelaksanaan aturan Allah yang kemudian secara administrasi diatur oleh negara. Motivasi ini harus selalu dikuatkan agar tidak melemah, sehingga pernikahan dapat bertahan lama. Namun seiring waktu, janji yang telah diikrarkan saat akad mengalami pemudaran, ikatan yang dahulu kuat, perlahan melemah, mengendur dan tidak jarang yang akhirnya terlepas. Suami dan istri mencederai ikrar suci yang telah dikumandangkan. Maka, suami  yang ideal harus mampu memperbaharui makna janji, makna ikrar, makna ikatan dan makna akad yang dahulu dilakukan saat prosesi pernikahan agar selalu segar dan kokoh.
Setiap istri pasti mendambakan suami yang ideal. Ideal bukan berarti sempurna, namun ideal merupakan proses dan usaha menjadi, bukan hasil jadi. Menjadi suami sayang istri, menjadi suami disayang istri, bukan menjadi suami takut istri, bukan pula suami yang dibenci istri. Buku ini menceritakan sembilan karakter Wonderful Husband atau suami yang disayang istri.
Karakter pertama adalah memimpin keluarga dengan cinta. Bagaimana pun istri keadaanya, ingatlah bahwa Allah mengutus kita untuk melengkapi kelemahan dan kekurangannya, bukan memarahi, bahkan sampai mencaci maki. Memimpin dengan cinta adalah bagaimana cara kita menasehati dan mengingatkan dengan kasih sayang serta kelembutan. Karakter kedua adalah menundukkan ego. Suami ideal, adalah suami yang mampu mengucapkan kata maaf lebih dahulu (mengalah dalam pertengkaran), bukan yang mengawali pertengkaran. Seperti sederhana, namun disemudah yang terlihat karena kebanyakan para suami sulit mengucapkan kata maaf.
Karakter ketiga adalah selalu berusaha membahagiakan istri, menundukkan istri dengan kebahagian, bukan dengan kemarahan, bukan semata memenuhi kebutuhan materi, bukan perihal bagaimana memenuhi semua yang diinginkan istri, namun bagaimana menyentuh perasaan dan hatinya. Karakter keempat, selalu mengingat kebaikan istri dan mudah melupakan keburukan istri. Saat ini banyaknya diantara suami lebih sering mengungkit keburukannnya dari pada kebaikannya. Sesungguhnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang sempurna.
Karakter kelima, memahami kondisi istri. Ingatlah, bahwa setiap hari selalu ada yang berubah, istri kita saat ini tidak sama dengan kondisi saat akad, ada perubahan secara fisik. Selain itu, ada juga perubahan-perubahan lain yang harus disadari, inilah yang wajib diketahui para suami agar selalu bisa memahami kondisi istri. Karakter keenam adalah memberi teladan dalam kebaikan. Perlu diingat dan wajib tersemat dalam pikiran, bahwa suam adala teladan untuk seluruh anggota keluarga, jika suami memberikan contoh buruk, maka hal itu pula yang akan dicontoh dan sebaliknya. Jadilah teladan yang dalam kebaikan.
Karakter ketujuh, memelihara kesetiaan. Sebagai wonderful husband, maka kita harus menjaga kesetiaan, jangan pernah selingkuh, jangan sampai menyakiti hati dan perasaan. Perselingkuhan yang saat ini marak terjadi dimana-mana merupakan salah satu contoh ketidaksetiaan terhadap pasangan. Karakter kedelapan adalah tampil “Young and Fresh”, suami selalu menuntut istri untuk tampil secantik mungkin, wangi dan sebaginya, namun kita lupa untuk menata diri kita sendiri, jika ingin istri memberikan yang terbaik, maka tampilkanlah yang terbaik.
Karakter kesembilan, memberikan yang terbaik. Suami yang disayang istri selalu berusaha memberikan segala hal yang terbaik, selalu berusaha memenuhi kewajibannya dan tidak mendahulukan haknya. Saat ini banyak suami yang kasar terhadap istrinya, menuntut segala hal dari istinya, namun lupa akan kewajibannya.
Semoga kita mampu menjadi suami yang ideal bagi istri kita. Mari kembali belajar dan belajar, agar mampu terus menerus memperbaiki diri dan siap menghadapi segala permasalahan yang datang silih berganti.

0 komentar: