Sabtu, 16 Mei 2015

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PKBL)



Judul Buku      : Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PKBL)
Penulis             : Jamal Ma’mur Asmani
Tebal Buku      : 221 Halaman
Penerbit           : DIVA Press





Hari ini saya ingin mencoba meresume buku, yang mungkin sudah cukup lama bukunya, 3 tahun yang lalu. Buku ini terdiri dari sepuluh bab, mulai dari pendahuluan, pengertian sampai pada penutupnya. Tetapi saya tidak akan menjelaskan satu-persatu tentang bab nya, tetapi lebih kepada inti sari dalam bukunya saja, biar memotivasi yang lain..

Buku ini, dimulai dari sebuah paradigma yang cukup memberikan inspirasi, terkait ke-Indonesiaan kita, pada umumnya bangsa ini terlihat belum serius dalam mengembangkan potensi lokalnya dengan baik, akibatnya potensi sumber daya alam dan manusia di Indonesia belum berkembang secara memuaskan. Pemerintah masih mengonsentrasikan semua kekuatannya untuk mengejar ketertinggalan dalam aspek pengetahuan dan teknologi. Sayangnya totalitas itu harus dibayar mahal, potensi khas dan unik Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan keunggulan kompetitif di seluruh penjuru nusantara, tidak tergarap dengan baik. Kita melupakan bahwa hakikat dari Negara maju adalah negara yang berdiri kokoh dengan sumber dayanya, kekayaan alamnya, dan keberagaman budayanya sehingga mengakar kuat dengan kemandirian dan kepercayaan dirinya. Indonesia saat ini terlalu banyak hal yang difikiran sehingga tidak melihat keunggulannya, lebih melihat kekurangannya dengan membandingkan terhadap negara lain. Hal ini juga terlihat dari keseriusan bangsa ini dalam membenahi masalah pendidikan yang ada saat ini, perdebatan masih berkutak pada tataran teknis, dan kita bisa melihat bahwa hampir setiap pergantian Pemerintahan, maka akan terjadi pergantian Kurikulum, dan problematikan UN. Sehingga dalam tataran berfikir luas dan strategis mengembangkan pendidikan Indonesia mulai tidak terfikirkan, karena untuk memperbaiki pendidikan kita butuh proses yang lama, tidak bisa satu sampai 5 tahun selesai dan pendidikan kita akan bagus, sejatinya dalam proses keberjalanannya perlu di maintanance dan pembaharuan, bukan pergantian.

Ide besar dalam buku ini adalah Keunggulan Lokal sebagai konsep pembelajaran, karena keunggulan lokal adalah  sesuatu yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi, komunikasi, ekoogi, dan lain sebagainya. Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah, yang merupakan sumber daya spesifik yang dimiliki oleh sauatu daerah, misalnya potensi budaya daya apel, dan pariwisata yang dimiliki oleh kota Batu, Malang, Jawa Timur. Pendidikan berbasis Keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam segala aspek yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Keunggulan lokal ialah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya pelayanan, jasa , sumber daya alam, sumber daya manusia, atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah.

Keunggulan lokal yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga mampu meningkatkan penghasilannya atau meningkatkan PAD (penghasilan asli daerah). Sebab, manfaat dan penghasilan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas keungulan lokal yang dimiliki daerahnya, sehinga bermanfaat bagi penduduk daerah setempat, serta mampu mendorong bersaing secara nasional maupun global. Keunggulan lokal diinspirasi dari berbagai potensi, yaitu potensi sumber daya alam (SDA), geografis, budaya, dan historis.  Ide dan konsep dari PKBL secara tertulis ada dalam beberapa UU No 22 tahun 1999, PP No. 25 Tahun 2000, dan UU RI No. 20 Tahun 2003, yang kesemuanya menjelaskan tentang pemerintah daerah agar menyelenggarakan pendidikan berbasis budaya, dan keunggulan lokal. Sehingga pengembangan kurikulum salah satu substansi utama dalam pengembangan pendidikan perlu didesentralisasikan, terutama kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah.

Pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan terobosan progresif dunia pendidikan dalam membangkitkan potensi daerah yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Ada beberapa keunggulan dari sistem ini, Pertama : Relevansi Pendidikan dengan Dunia Nyata, Pendidikan berbasis keunggulan lokal bisa mendekatkan dunia pendidikan yang selama ini diklaim elitis dengan problem sosial yan populis, menuntut konseptor pendidikan, aktif dalam mengamati problematika sosial, potensi-potensi produktif masyarakat, dan merefolusi program-program yang bertujuan menguatkan potensi tersebut. Kedua : Penerapan pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini akan Membekali Kompetensi Spesifik Anak Didik sebagai lIfe Skill. Pada dasarnya, pendidikan adalah proses inkubasi sebelum terjun ke masyarakat, artinya ketika dalam pendidikan siswa sudah dikenalkan dengan keunggulan lokal, dan memahami terkait daerahnya, maka akan mempermudah mereka untuk survive di masyarakat.
Ketiga : Dengan Pendekatan ini, akan mendorong Lahirnya Kreativitas. Pendekatan pendidikan berbasis kearifan lokal akan mendorong lahirnya krativitas baru yang cemerlang dan spektakuler. Keempat: Mendorong lahirnya Entrepreuner Profesional, merupakan sosok yang mampu mennciptaka dan memanfaatkan peluang untuk mendulang keuntungan, baik finansial maupun spritual, serta secara individual maupun kolektif.  Dan yang kelima adalah mendorong Kerja Sama  dengan Masyarakat, karena dengan pendekatan PKBL ini akan ada semangat tersendiri bagi masyarakat sebagai stakeholder lembaga pendidikan.

Buku ini menjelaskan dalam implementasi konsep ini butuh sinergisasi antara Sekolah, Guru, Siswa (Ada kepiawaian dan pengawasan agar siswa mampu mengatur waktu antara mempelajari persiapan materi UN , dan materi muatan lokal sebagai nilai lebih dalam proses pendidikan), Masyarakat, Dunia Usaha, Birokrasi, Sumber Daya Alam, dan Sarana Prasarana.

Diakhir buku ini, menjelaskan bahwa sudah banyak sekolah yang sudah mencoba perlahan menerapkan konsep ini, SMAN 1 Jakarta, membangun sekolah berwawasan lingkungan, SMA Dwija Praja Pekalongan, memberikan kreativitas anak-anak mengedepankan budaya batik pekalongan, SMA N 3 Tegal juga dengan konsep batik tegalannya, dan lainnya. Sebuah kebanggan jika putra daerah mencintai daerah dan lokalnya, mengolah produk lokal, ketimbang orang asing yang menguras kearifan lokal kita. Perlahan-perlahan keseriusan kita membangun pendidikan bangsa akan terbalas.

0 komentar: