Sabtu, 27 Juni 2015

Garis Besar Sejarah Amerika

BAB VI: Konflik Antar Golongan

Membaca tentang konflik antar golongan di Amerika, sebagian dari kita yang merupakan pecinta kartun mungkin akan ingat dengan salah satu episode Spongebob Squarepants yang merupakan bentuk simbolis dari peristiwa sejarah ini. Dalam episode tersebut, Spongebob dan Patrick “berperang,” dengan Spongebob sebagai pihak yang mencintai kebersihan, sementaran Patrick menjadi pihak yang tidak suka kebersihan. Menghubungkan episode itu dengan sejarah Amerika, kentara sekali bahwa episode itu adalah penggambaran mengenai Perang Saudara, di mana Amerika sesungguhnya adalah satu, tetapi ada kalanya terbelah karena perbedaan pendapat.

Perang Saudara (Civil War) dimulai ketika Amerika yang baru saja lahir terbelah menjadi dua pihak: pro-perbudakan (didominasi oleh daerah selatan) dan anti-perbudakan (didominasi oleh daerah utara).

Penduduk selatan yang hidup dengan bertani dan berkebun membutuhkan banyak tenaga pekerja untuk membantu pekerjaan mereka. Hal ini mendorong mereka untuk menggunakan tenaga budak guna meringankan pekerjaan mereka. Di lain sisi, penduduk utara yang hidup di dunia industri, merasa perbudakan adalah ketidakadilan kemanusiaan yang harus dihapuskan. Perbedaan ini kemudian berbuah menjadi perang ketika Abraham Lincoln, seseorang yang sangat ingin menghapuskan perbudakan, terpilih menjadi presiden.

Pertempuran terjadi di berbagai tempat. Negara-negara bagian selatan satu per satu melepaskan diri dari Serikat, walaupun bagi Lincoln, pemisahan diri mereka tidak sah secara hukum. Kedua belah pihak berharap langsung menang di setiap pertempuran; Selatan merasa unggul dengan tradisi militer mereka, dan Utara merasa unggul dengan jumlah populasi yang lebih banyak dan persenjataan yang lebih kuat. Perang ini menghasilkan banyak kematian di kedua belah pihak.

Ketika akhirnya Utara berhasil mengungguli Selatan dalam berbagai pertempuran, Perang Saudara pun berakhir. Utara memberikan syarat yang sangat murah hati untuk pengakuan kekalahan oleh Selatan, karena bagi mereka Selatan telah kembali menjadi saudara sebangsa mereka. Selatan, di samping itu, menjadi contoh kebesaran hati atas penerimaan kekalahan. Abraham Lincoln menyatakan bahwa kedua belah pihak tidak boleh saling menyimpan dendam.

Sayangnya, konflik rasial kedua belah pihak belum selesai. Abraham Lincoln dibunuh di teater Ford’s oleh aktor dari selatan yang merasa sakit hati atas kekalahan Selatan. Di saat-saat selanjutnya, walaupun Lincoln telah meninggalkan banyak sarana untuk memberikan kebebasan pada para budak yang didominasi oleh kaum Afrika-Amerika, tetap saja Utara tidak bisa menghentikan permasalahan rasial yang muncul.

***

BAB VII: Perkembangan dan Perubahan

Perang Saudara sudah pasti meninggalkan bekas yang menyakitkan bagi Amerika. Namun, di sisi lain, perang ini mampu menjadi pendorong dalam kehidupan masyarakat Amerika. Perkembangan teknologi, contohnya, bermunculan. Inilah saat di mana sandi morse, telepon sederhana, dan lampu pijar ditemukan. Ini adalah saat ketika industri baja pertama kali tumbuh. Ini adalah saat ketika perusahaan besar, seperti Standard Oil Company milik Rockefeller dan American Telephone and Telegraph (AT&T) Company, mulai bermunculan dan menjadi perusahaan monopoli di Amerika.

Tidak hanya itu, usaha lainnya, seperti transportasi dan pertanian pun, juga mengalami revolusi. Setelah Perang Saudara, pemilik lahan di Selatan mulai melakukan pergeseran dari yang semula menggunakan tenaga manusia menjadi lebih banyak memanfaatkan tenaga mesin. Sayangnya, pemisahan kelas antara kulit hitam dan kulit putih di Selatan tetap tidak berubah. Walaupun ada orang kulit hitam yang berusaha menghentikan diskriminasi ini, hingga abad ke-20, konflik ini tetap saja belum selesai.

Untuk memperluas wilayahnya, Amerika membuat kebijakan tanah, di mana penduduk yang mau membuka lahan pertanian baru, diberi 64 hektar lahan gratis oleh pemerintah. Usaha semacam ini membantu Amerika mengeksplorasi daerah-daerah yang belum terjamah dan membentuk perbatasan-perbatasan baru. Namun, hal ini sama saja mengusik kehidupan pribumi yang masih tinggal di daerah-daerah tersebut. Konflik dengan pribumi sekali lagi tidak dapat dihindari. Kebijakan yang dibuat pemerintah justru membuat pribumi Amerika semakin terpuruk. Pada akhirnya, sebuah kebijakan yang mencoba melindungi pribumi Amerika di daerah reservasi pun dibuat.

Untuk menyebarkan pengaruhnya secara internasional, Amerika mencoba melakukan pendekatan dengan cara-cara yang bervariasi. Langkah pertama Amerika adalah membeli Alaska dari Rusia, sebuah langkah yang direndahkan sebelum tambang emas ditemukan di sana. Amerika juga mencoba mengambil alih jajahan Spanyol di Kuba, Puerto Rico, Guam, dan Filipina.

Ketika mereka ingin melakukan pendekatan dengan Cina, negara-negara Eropa telah lebih dahulu membangun kekuatan di sana. Amerika pun mencari jalan keluar dengan membuat doktrin Pintu Terbuka, sebuah doktrin mengenai persamaan “fasilitas” bagi para pedagang di daerah yang mereka awasi. Ketika Pemberontakan Boxer yang menentang orang asing muncul di Cina, Amerika menjadi pihak yang memberikan keamanan. Dalam hubungannya dengan Jepang serta Rusia, Amerika hadir sebagai penengah, menjadikan Presiden Theodore Roosevelt sebagai peraih Penghargaan Nobel Perdamaian.

***

BAB VIII: Ketidakpuasan dan Reformasi

Perkembangan teknologi tidak serta-merta memberikan kepuasan kepada penduduk Amerika. Pertanian bermasalah ketika hasil panen terlalu banyak hingga menyebabkan hilangnya kesuburan tanah. Buruh industri mendesak adanya pengurangan waktu kerja ketika banyak di antara imigran yang datang adalah wanita dan anak-anak. Aliansi dibentuk, peraturan-peraturan dibuat, bahkan aksi mogok kerja diadakan untuk mengekspresikan ketidakpuasan masyarakat.

Dorongan reformasi juga bermunculan ketika negara seolah lebih banyak dikuasai oleh pebisnis besar dan pejabat korup. Berbagai tulisan berkenaan dengan hal-hal tersebut bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini memunculkan kesadaran yang lebih di tengah masyarakat. Pemerintah pun pada akhirnya memberlakukan berbagai peraturan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini.

Theodore Roosevelt, presiden yang menggantikan McKinley yang terbunuh saat sedang melihat pameran di Buffalo, menunjukkan semangat reformasi dalam setiap kebijakannya. Dia membuat peraturan untuk menghasilkan “jual-beli yang adil” bagi masyarakat dan bahkan disebut-sebut sebagai “penghancur gabungan perusahaan” yang selama ini telah memonopoli bisnis Amerika.

Walaupun kepopulerannya terus meningkat bahkan setelah masa jabatan keduanya, Roosevelt tidak melanggar tradisi lama bahwa presiden hanya menjabat selama dua kali. Penerusnya, Woodrow Wilson, mengalahkan pesaingnya, William Taft. Kebijakan-kebijakan Wilson sejalan dengan kampanyenya yang berkobar-kobar.Dia memberikan pengurangan bea masuk pada barang mentah impor. Dia membuat reorganisasi dalam hal keuangan dan perbankan, sehingga kendali berada di tangan pemerintah. Dia juga melakukan investigasi terhadap penyalahgunaan perusahaan dan mengeluarkan peraturan yang melarang “metode persaingan yang tidak jujur.” Tidak lupa, dia juga memberikan pinjaman berbunga rendah kepada petani dan memberikan peraturan yang lebih adil untuk para buruh pekerja.

Woodrow Wilson dinilai baik dalam satu hal, namun dinilai buruk dalam hal lain. Dalam masa perang, dia memang membawa kemenangan, tetapi dia tidak mampu mempertahankan dukungan rakyat di masa damai pascaperang.

***

Judul Buku     : Garis Besar Sejarah Amerika
Penyusun         : Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Tebal Buku      : 459 halaman
Penerbit           : Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Tahun Terbit   : 2004

Resume oleh: Nabila

0 komentar: