Rabu, 19 September 2018

Le Petit Prince


Buku Le Petit Prince diterbitkan pertama kali di Prancis Tahun 1943, ditulis oleh seorang mantan Pilot yang berada dalam pengasingan pada masa perang. Puluhan tahun berlalu, buku ini diterjemahkan dalam 230 bahasa dan menjadi salah satu buku berbahasa prancis yang paling banyak diterjemahkan.

 Judul buku ini dalam Bahasa Indonesia berarti Pangeran Kecil. Kalau dilihat sepintas orang-orang akan bersepakat bahwa buku ini adalah buku untuk anak-anak, bukan saja karena sampul bukunya bergambar gambar kartun khas anak-anak tapi juga isi bukunya yang banyak diselipkan gambar warna warni. Selain itu cerita dalam buku ini juga ringan, penuh imajinasi dan menyenangkan. Menariknya, meski di desain layaknya buku anak-anak, sebenarnya ini adalah buku untuk orang dewasa yang apabila dicermati lebih jauh banyak perenungan dan makna-makna yang tersirat dalam cerita fantasi di buku ini.

Pada bab-bab awal buku ini ada kalimat berikut “Anak-anak harus berbesar hati pada orang dewasa”. Bagaimana bisa? Kenyataan yang sering terjadi adalah orang dewasa yang harus bersabar menangani kelakuan anak kecil yang aktif bergerak dan juga bertanya ini itu yang kadang membuat orang dewasa kewalahan. Dari segi anak kecil, mereka harus bersabar karena orang dewasa terlalu sibuk untuk memperhatikan hal remeh yang dilakukan anak kecil, walaupun menurut anak kecil itu adalah karya terbaiknya. Orang dewasa juga sering rumit dalam menjelaskan, mereka menyukai angka-angka, membuat anak kecil kerepotan mencari tau sendiri jawaban dari pertanyaan mereka, dan yang paling sedih saat orang dewasa mematahkan semangat anak-anak.

Sewaktu kecil, penulis yang diceritakan sebagai Aku, pernah membuat gambar ular yang telah menelan seekor gajah. Setiap orang dewasa dia tanyai tentang gambar yang dibuatnya, mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah topi. Aku membuat gambar yang sama, namun dengan versi berbeda, gajah dalam perut ularnya sengaja tidak diwarnai agar terlihat. Lalu orang dewasa mengomentari lebih baik mengesampingkan gambar ular itu mau terbuka atau tertutup, lebih baik fokus pada pelajaran ilmu bumi, sejarah, Bahasa, dan matematika. Begitu cara orang dewasa menggagalkan karir cemerlang anak umur 6 tahun sebagai seorang pelukis. Hingga akhirnya penulis memilih profesi lain sebagai pilot.

Pertemuan dengan Pangeran cilik terjadi pada saat penulis terdampar di Gurun Sahara akibat salah satu komponen pesawatnya rusak. Pangeran cilik sering bepergian antar planet, waktu itu dia sedang di bumi dan bertemu dengan Aku. Pangeran cilik menceritakan orang-orang yang dia temui di planet lain.

Ini salah satu orang yang ditemui Pangeran Cilik. Dia adalah seorang pengusaha, selama 54 tahun hidupnya dihabiskan untuk meghitung asset yang dimilikinya, bintang-bintang. Dia telah menghitung 500 juta bintang. Pangeran Cilik bertanya bagaimana caranya memiliki bintang-bintang, si pengusaha menjelaskan bahwa apapun yang bukan milik siapa-siapa dapat dijadikan milikmu, berlian, pulau, ide yang bisa dipatenkan, termasuk bintang-bintang. Pangeran bertanya lagi “apa guna bintang-bintang itu bagi mu?”. Pengusaha menjelaskan bahwa dengan memiliki bintang dia dapat jadi kaya. Bintang dapat disetorkan di bank, dituliskan dalam secarik kertas lalu disimpan dalam laci.

Dari cerita tersebut apakah kalian dapat merenungkan sesuatu?

Meski hanya terdiri dari 120 halaman, itupun termasuk gambar-gambar, banyak sekali pelajaran berharga yang dikemas dalam cerita sangat sederhana dalam buku ini. membaca cerita anak kecil yang dapat memberikan makna bagi orang dewasa adalah hal yang membuat buku ini spesial. Cerita lengkapnya silakan membaca bukunya.

Judul                :  Le Petit Prince
Pengarang        :  Antonie de Saint-Exupery
Tahun              : 2018
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Jmlah Hlm       : 120

-           Khairisa -

0 komentar: