Kamis, 06 September 2018

Rencana Besar

Beberapa bulan lalu saya sempat meresume sekuel berikutnya dari novel ini. Sebenarnya bukan sekuel sih, tapi lebih ke cerita spin-off. Novel itu berjudul Sudut Mati. dan inilah novel yang di-spin-off-i oleh novel Sudut Mati tersebut.

Pengantar
Sangat jarang naskah fiksi di Indonesia yang mengusung genre thriller atau mungkin genre suspense. Untungnya para penerbit sekarang sudah mulai ramai menerbitkan novel genre seperti ini. Kita bisa menemukan berbagai naskah fiksi yang mengusung genre seperti ini di berbagai toko buku. Dan beberapa ada yang menjadi best seller. Saya senang genre seperti ini, tidak terlalu berat namun juga sangat berisi dan banyak informasi penting yang dapat kita peroleh. Pada kesempatan kali ini saya akan meresume Novel berjudul “Rencana Besar” karya Tsugaeda (kayaknya sih nama pena). Novel ini merupakan novel dengan genre thriller dengan setting cerita di dunia perbankan. Lebih khusus lagi adalah fraud perbankan. Apa yang menjadi premis di novel ini sangat menarik. Diceritakan bahwa lenyapnya uang 17 miliar rupiah dari pembukuan Universal Bank of Indonesia menyeret tiga nama karyawan ke dalam daftar tersangka. Seorang penghancur, seorang pembangun, dan seorang pemikir dengan motifnya masing-masing. Penyelidikan serius dilakukan dari balik selubung demi melindungi reputasi UBI. Seorang tokoh konsultan SDM dipercaya oleh temannya yang juga wakil direktur UBI untuk menyelediki kasus ini. Berhasilkah Sang Konsultan SDM tersebut (yang di cerita ini, walaupun jadi tokoh utama, tapi porsi penceritaannya tidak terlalu banyak) mengungkap tersangkanya? Namun ternyata persoalannya tak sesederhana itu. Ada “Rencana Besar” dibalik hilangnya pembukuan 17 miliar rupiah di UBI. Rencana besar yang menyeret tokoh-tokoh besar dan punya pengaruh di UBI.

And the story goes....
Cerita dimulai dari seorang pria klimis usia 40-an yang sedang menunggu temannya di sebuah cafe. Temannya ini adalah wakil direktur UBI, Agung Sudiatma. Agung meminta Makarim (sang tokoh utama yang telah menunggunya di cafe) untuk menyelidiki kasus hilangnya 17 M di pencatatan keuangan UBI. Awalnya Makarim menolak karena merasa bukan bidangnya. Namun atas desakan sahabatnya semasa kuliah tersebut, dan diming-imingi professional fee sebesar 2 M, akhirnya Makarim pun menerima tantangan tersebut. Ia merencanakan cuti selama sebulan (seingat saya) dari pekerjaannya di perusahaan yang telah ia bentuk bersama dua rekannya. Selama cuti tersebut Ia terbang ke Surabaya untuk memulai menyelidiki kasus

Tersebutlah tiga nama karyawan UBI Cabang Surabaya.
Rifad Akbar, seorang lelaki yang keras dan tangguh. Dia adalah asisten manajer treasury UBI Jawa Timur. Dia aktif memimpin Serikat Pekerja dan vokal dalam memperjuangkan hak para buruh.

Reza Ramaditya, lelaki cerdas dengan karier gemilang. Dia merupakan asisten manajer operasional UBI Jawa Timur. Sayangnya tiba-tiba dia seperti kehilangan semangat kerjanya tanpa alasan yang jelas.

Amanda Suseno, wanita yang menarik dan pintar melihat peluang. Dia menjabat sebagai asisten manajer marketing UBI Jawa Timur. Dia dipercaya dan ‘dianak emaskan’ oleh manajemen. Beberapa kali meraih karyawan teladan di UBI.

UBI digambarkan sebagai bank yang tumbuh berkembang. Pencapaian yang tiap tahun bank ini peroleh selalu positif. Namun ternyata jauh di dalamnya pekerja didayagunakan bagai sapi perah. Singkat kata UBI bagai mercusuar bagi karyawannya. Jauh berbeda dengan top managementnya yang gemar menghamburkan uang perusahaan.

Menurut Agung, masing-masing dari mereka memiliki motif dan akses untuk melakukan penggelapan. Rifad, katakanlah seorang aktivis kantoran, sangat aktif di serikat pekerja, dan terkenal vokal. Amanda, perempuan ambisius yang cerdas dan pandai memikat hati lawan bicaranya. Dan Reza, pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan yang jelas.

Dari data-data yang diperoleh dari Agung, Makarim mulai menyelidiki satu persatu nama-nama itu. Ketika menyelidiki Rifad, Makarim tidak menyamar, dia hanya berlaku sebagai konsultan SDM yang sedang mengevaluasi pengelolaan SDM dan implementasi business process yang dia rekomendasikan ke Manajemen UBI. Dari alasan itu, Makarim ingin mengetahui apa sebenarnya aktivitas Rifad, bagaimana dia bisa begitu aktif di serikat pekerja dan menentang kesewenang-wenangan top manajemen UBI. Dari Rifad, Makarim juga ingin mengetahui bagaimana serikat pekerja UBI bisa demikian masif di bawah Rifad. Dari mana dana kegiatan serikat pekerja diperoleh. Hal ini untuk menegaskan hipotesis Makarim, bahwa jika memang benar Rifad adalah pelakunya, maka ada kemungkinan uang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan serikat pekerja.

Lain hal ketika menyelidiki Amanda dan Reza. Untuk menyelidikinya keduanya, Makarim menyamar. Kepada Amanda, Makarim mengaku sebagai pengusaha yang akan membuka cabang bisnisnya di Surabaya, dan akan memerlukan pendanaan (atau bahkan mungkin berinvestasi, saya sendiri lupa) dalam pembukaan cabang baru tersebut. Makarim mendapatkan kesan Amanda adalah seorang yang ambisius, terkenal dapat meyakinkan lawan bicara, dan sarat prestasi. Hipotesis yang mencuat dalam benak Makarim apabila pelakunya Amanda adalah karena Amanda adalah seorang yang ambisius. Ya, hanya itu. Kepada Reza yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja, Makarim berpura-pura sebagai calon nasabah yang ingin mengajukan deposito. Dari penelusuran Makarim, Reza memang sudah tidak peduli dengan performanya akhir-akhir ini yang bisa dibilang biasa-biasa saja. Hal ini mungkin saja karena Reza sudah mendapatkan 17 M, begitu pemikiran Makarim jika memang benar Reza adalah pelakunya. Tidak lama menyelidiki ketiga orang itu, Makarim akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan siapa pelakunya. Dia pulang ke Jakarta menemui Agung. Namun, ternyata misteri tak berhenti sampai di situ. Saat laporannya siap, dia justru menemukan fakta lain yang membuat misteri ini semakin besar. Sebuah misteri yang membuat Makarim harus membongkar lagi laporannya, dan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Makarim kebingungan. Pasalnya, dunia perbankan bukan wilayah yang dia kenal betul. Ceritapun berlanjut pada mantan istrinya. Makarim meminta bantuan mantan istrinya untuk menjelaskan informasi terkait dengan fraud di dunia perbankan (istrinya seorang bankir, seingat saya). Misteri yang sebenarnya ternyata baru terkuak saat Susi, mantan istri Makarim, melaporkan kasus tahun 2006. Makarim ternyata belum bisa lepas dari kasus ini. Misteri besar ternyata masih ada di depan mata, dan Makarim harus menghadapinya.

Informasi ini menyadarkan Makarim akan hal-hal yang sebelumnya tidak dia pikirkan. Informasi ini mengubah cara pandangnya, membuatnya marah kepada Agung karena tidak sepenuhnya jujur, dan frustasi karena ada nama baru, Ayumi Pratiwi, yang datanya tak bisa dia temukan dimanapun. Ayumi adalah mentor ketiga karyawan itu selama menjalani training di UBI. Akan tetapi orang ini telah meninggal. Sebabnyapun misterius. Tanpa mengulur waktu, dia menemui Reza di taman. Saat sedang berbincang dengannya, Reza ditembak, di depan mata Makarim. Makarim dalam bahaya. Tidak ada satu orang pun yang bisa menyelamatkannya. Dia tidak bisa mempercayai siapapun. Yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Amanda. Tapi hal itu sangat berbahaya. Seorang pria bermasker hitam terus menerus menembakkan peluru ke arahnya. Akankah Makarim selamat? Siapa yang mencoba membunuhnya? Apakah Rifad ada kaitannya dengan semua ini?

Akhirnya kisah berlanjut pada demo buruh di tanggal 01 Mei. Inilah rencana besar itu. Rencana Rifad dan Amanda untuk menggulingkan kesewenang-wenangan top management UBI. Bersama serikat pekerja lain Rifad dan Amanda mencoba mengungkap sebab dan rahasia mengapa UBI bisa menjadi demikian tidak beres.

Di akhir cerita terdapat twist. Siapa tak sangka otak dibalik semua permasalahan yang timbul di UBI disebabkan oleh Agung sendiri. Dan dia sendiri yang juga ingin membunuh Amanda yang sebelumnya telah sukses membunuh Reza. Agung sendiri meninggal di tangan Amanda ketika kantor pusat UBI ricuh didemo pekerjanya.

Tidak menyangka alur kisah ini akan dipelintir ke arah yang sama sekali lain, tidak menyangka juga kalau karakter-karakter tokohnya akan bertindak melakukan hal yang luar biasa (terutama Amanda dan pistolnya), dan yang pasti endingnya juga cukup mengejutkan.

Sebagai novel pertama, Rencana Besar telah cukup sukses dengan cerita yang menarik, baru dan beda. Meski di awal novel terasa sangat membosankan. Tapi saya paham bahwa itu adaah upaya penulis untuk menjelaskan bagaimana nantinya cerita akan berjalan. Sempat berpikir bahwa kejar-kejaran mobil dan tertembaknya reza adalah mimpi dalam tidur Makarim. Namun ternyata cerita itu memang benar adanya. Ketegangannya memang disusun demikian apik. Sehingga novel ini memang harus benar-benar diselesaikan dalam sekali duduk. Sayang sekali penceritaan Makarim sebagai tokoh utama di novel ini kurang mendapat porsi banyak. Selain itu tokoh utama yang dihadirkan juga tidak nampak demikian menarik perhatian pembaca. Harusnya ada kemampuan analitis dan deskriptif yang lain dari yang lain. Hal ini penting untuk memberikan kesan meyakinkan bahwa Makarim adalah tokoh utama di novel ini. Score dari saya untuk novel ini 7,5/10.

Judul         : Rencana Besar
Jenis bacaan : Novel
Penulis         : Tsugaeda
Tebal         : 373 halaman
Waktu terbit : Agustus 2013
Penerbit         : Bentang Pustaka

- Deri IM -

0 komentar: